#18 상처

377 67 7
                                    

Chapter 18 ~ Hurt
.
.
.
.

"Eonni! Eonni pulanglah! Eonni!"

Wendy jatuh sakit. Suhu tubuhnya naik drastis dan peluhnya terus saja bercucuran keringat. Ia tak henti-hentinya meneriakkan eonninya.

"Wendy--" Lirih Sehun sambil sesekali mengelus tangan kecil Wendy.
Pemandangan ini teramat menyiksa baginya. Pertama kali bagi Sehun melihat Wendy, sahabat masa kecilnya yang tegar kini terbaring lemah melawan masa tersulitnya.

"Wan-ah kau harus sembuh." Sehun meremas jemari Wendy dan sesekali membelai puncak kepalanya.

"Tunggu aku Wendy akan kucarikan obat untukmu."

Seett

"Hun?"

Wendy mengeratkan genggamannya tatkala Sehun hendak pergi.

"Sehun?" Wendy terus mengigau dengan suara lemahnya.

"Aku disini Wendy." Lirih Sehun dan membalikkan tubuhnya hingga sejajar dengan Wendy.

Sreett

Dengan sisa tenaganya, Wendy gunakan untuk memeluk tubuh Sehun hingga dirasanya hangat menyelimuti dengan aroma maskulin Sehun yang menyeruak di indra penciumannya.

"Kumohon. Temani aku hun." Pintanya dengan lemah.

"Aku disini, aku akan menemanimu tanpa harus kau pinta." Kata Sehun dan membalas pelukan Wendy. Kini Sehun membiarkan lengan kekarnya dijadikan Sandaran Wendy untuk tidur. Sementara Wendy tak segan untuk memeluk pinggang Sehun. Ia tertidur dalam dekapan Sehun dan Wendy menyukainya. Namun Sehun merasa bersalah. Entah ia memanfaatkan kondisi Wendy yang sedang sakit, atau ini namanya cinta dan pengorbanan?

"Jaljayo." Bisik Sehun.

***

Sehun terbangun dan ia tersadar, kini sedang berada di apartemen Wendy. 2 kancing atas kemeja putihnya terbuka dan Wendy masih tidur di sampingnya.

"Eoh? Apa aku tertidur di sini?" Gumam Sehun dengan suara serak khas bangun tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eoh? Apa aku tertidur di sini?" Gumam Sehun dengan suara serak khas bangun tidurnya. Ia menggaruk kepalnya dan mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Emhh.. Wen bangunlah~" Sehun mengusap pelan surai gadis di sampingnya namun Wendy tak merespon sama sekali.

Srett

Sehun beranjak kasar dan melihat sosok Wendy yang terdiam membeku.

"Wen, Wendy-- Wendy!" Sehun terkejut mendapati Wendy yang berhenti bernafas. Ditekannya nadi di leher Wendy dan masih berdenyut meski lemah.

Puissance [Wensoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang