#16 비탄

368 62 14
                                    

Chapter 16 ~ Berkabung
.
.
.
.

"Apa dia sudah berbicara?"

"Belum tuan, masih sama seperti sebelumnya."

"Baiklah. Terimakasih ahjumma."

Seorang wanita paruh baya membungkuk sopan setelah memberikan makan siang untuk seorang tamu yang misterius.

"Sebenarnya kau ini siapa?" Lirih Sehun seraya menatap wanita cantik yang tak kunjung membuka suaranya sejak pertama kali ia bertemu dalam sebuah insiden yang hampir mencelakakan dirinya. Malam dimana Sehun nyaris menabrak seorang gadis cantik berpakaian mewah. Hampir saja gadis itu dikira hantu kalau kakinya tidak menapak.

Gadis itu menatap kosong ke arah jendela, pakaiannya mewah kulitnya putih bersih namun rambutnya sedikit kusut.

Gadis itu menatap kosong ke arah jendela, pakaiannya mewah kulitnya putih bersih namun rambutnya sedikit kusut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey kau, makanlah dulu. Sejak kemarin kau belum makan apapun." Titah Sehun lalu pergi meninggalkan gadis itu sendirian di kamar barunya.

Sehun tinggal dengan adiknya Oh Hayoung di rumah yang berukuran cukup luas ini. Kedua orang tuanya selalu bepergian ke luar kota untuk urusan bisnis. Dan yang paling menarik adalah keluarga Sehun sangat dekat dengan keluarga Wendy sehingga untuk urusan bisnis, sekolah bahkan pekerjaan selalu sama.

***

"Huuhh~" Sehun menghembuskan nafasnya kasar dan berbaring di atas sofa sambil sesekali memijat pelipisnya. Kerahnya sengaja ia longgarkan agar rasa gerah dan sesak yang menjalar di tubuhnya perlahan hilang. Ia menutupi matanya dengan sebelah tangan.

Baru sekejap rasanya Sehun tertidur di atas sofa, suara nyaring adiknya mengintrupsi pendengarannya yang bahkan dirasa memekakkan telinga itu.

"Oppa! Oppa! Ini gawat!" Tak cukup disitu, Hayoung mengguncang tubuh kakaknya dan terus berteriak mengganggu ketenangan Sehun.

"Aish, kau ini kenapa?!" Sehun gusar dengan kelakuan adiknya.

"Wendy eonni, tante Son-- di- dia." Sehun melihat wajah adiknya yang khawatir. Bahkan ia sudah menangis dengan kalimat yang belum sepenuhnya ia lontarkan.

"Ada apa dengan nyonya Son?" Sehun meremas bahu adiknya dan ikut khawatir dengan setiap ucapan adiknya itu.

"Tante Son, dia kritis lagi." Lirih Hayoung tak kuasa menahan tangis. Sang kakak pun beranjak dari tempatnya dan berlari ke arah garasi. Menyalakan motornya dengan terburu-buru.

"Oppa, tolong selamatkan tante Son. Kasihan Wendy eonni." Rengek Hayoung di depan gerbang rumahnya yang setinggi 1,5 meter itu.

Sehun mengangguk di balik helm full face nya dan melajukan motornya menuju Son Chaery Hospital.

***

Puissance [Wensoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang