Chapter 10

132 12 0
                                    

"apa yang terjadi sama mama dokter?" tanya gue panik

"mama kamu mengalami sedikit gangguan di kepalanya benturannya cukup kuat.. Untuk proses lebih lanjut mama kamu harus melakukan perawatan dan cek untuk setiap minggu nya" ucap dokter

"apa??" gue pun kembali meneteskan air mata

"gak parah kan dok? Bisa di obatin?"

"bisa.."



Dua minggu berlalu, Setiap minggu gue selalu temenin mama ke dokter buat cek kondisi nya. Karena itu mama juga jadi gak kerja dokter bilang mama butuh istirahat total sampe sembuh. Hari yang gue jalanin biasa aja seperti setiap harinya bareng terus sma rafi. Tapi gue rasa sekarang rafi berubah 90° kenapa? Apa karena kak farel yang terus-terusan ngejar gue. Dan diva yang mau ngambil hati rafi. Jujur gue gak suka semua ini! Entah kenapa ada perubahan dalam hidup gue dan rafi. Dan minggu-minggu ini gue merasa ada yang aneh sama rafi. Entah kenapa gue rasa dia nutupin sesuatu dari gue.

Di sekolah

"fi.. Apa ada yang kamu sembunyiin dari aku?"

"apaan si gak ada kok.. Udah makan dulu nanti keburu bel" ucap rafi tersenyum ke gue

"oh!"

"hai rafi.. Gw bawain nasi goreng nih.. Makan ya" ucap diva baru datang dan membawa kan rafi nasi goreng di tempat makannya

Gue pun hanya terdiam melihat diva dan melanjutkan makan gue.

"lu gak liat? Gue lagi makan!"

"ih apaan si udah makan nasi goreng gue aja.. Sekalian gw suapin yaa.. Aaaaa.." ucap diva yang ingin menyuapi rafi

"gue rasa, gue ganggu kalian gue pergi dulu ya!" ucap gue langsung pergi

"ehh vina!" panggil rafi

"ih di sini aja sama gue! Gak usah ngejar dia!"

"apaan si! Ah elah!"


"lu knapa fi?" ucap gue nangis di belakang taman sekolah

"apa lu udah gak sayang lagi sama gue? Apa lu suka sma diva?! Tapi kenapa??? "

Kak Farel tiba-tiba dateng

"kok kamu nangis?"

"ehh kak farel" gue pun langsung menghapus air mata gue

"jangan nangis dong malu lohh.."

"aku gkk nangis kok kak"

"kamu gak usah bohong sama aku.. Jujur kalo kamu mau nangis sekencang-kencangnya juga boleh. Tapi kamu jangan pernah mendam rasa bersalah kamu sendiri!" ucap kak Farel sambil bujuk gue untuk bersandar dibahu nya

"aku sedih kak, aku gak tau harus gimana?!" gue pun menangis di bahu nya

"Lu gak akan kenapa-kenapa kok selama masih ada gue" ucap kak Farel mengelus kepala gue


Dari belakang tanpa gue sadarin ternyata Rafi nyimak pembicaraan gue sama kak farel dari awal, dan ngeliat gue yang lagi bersandar di bahu kak Farel.

"apa semua orang di dunia ini jahat?" tanya gue masih menangis

"gak kok.. Percaya sama aku. Di dunia ini masih ada yang pengen jagain kmu" dia pun kembali mengelus kepala gw

Rafi pun pergi.

"ehh maaf kak gue jadi kayak gini" gue yang sadar kalo gue bersandar di pundak kak Farel pun langsung kembali ke posisi gue duduk semula

"gak apa-apa. Kapan pun lu butuh sandaran, gue bakal paling depan buat kasih sandaran itu.." ucap kak Farel tersenyum ke gue

"makasih kak.." ucap gue

"dari pada kamu sedih, Mau gak ikut aku ke perpustakaan?" tawar kak Farel

"boleh deh kak.. Aku pengen cari novel kali aja ada" ucap gue tersenyum ke kak Farel

"gitu donk senyum" kak Farel pun ikut tersenyum

"ayo kak.."

"ayo.."


Di perpustakaan

"aku cari buku ke sebelah sana ya" ucap kak Farel

"iya.. Aku di sini ya kak"

"oke.."

"di perpus ada novel gak ya.."

"ini.. Nah ini novel kok ada ya. Hahaha.."

"hujan? Mau baca ah!"

"udah ketemu? Buku nya?"

"udah kak.. Kakak dapet buku apa?"

"biologi.."

"ohh.."

"btw.. Kamu jadi ikut kan ke calon anggota osis baru? Mau di mulai lohh!"

"iya kak.."

"Bagus deh" ucap kak Farel kembali tersenyum ke gue

"kak aku masuk kelas dulu ya, udah bel"

"aku anterin ya?"

"gak usah deh kak, Makasih aku ke kls sendiri aja duluan ya kak" ucap gue langsung pergi

"kenapa lu gak peka juga si vin!"

Sepulang sekolah
Guw cukup lama banget nungguin rafi. Tiba-tiba kak farel dateng ngajak gue balik bareng.

"vin? Pulang bareng yuk?" tawar kak Farel

"enggak kak makasih, tapi aku lagi nungguin rafi"

"percuma nungguin rafi dia udah pulang duluan"

"emang iya kak?"

"iya"

"hmmm.." gue pun ragu

Tanpa berpikir panjang gue langsung iya aja, karena gue takut pulang sendiri. Dan tanpa gue ketahui ternyata rafi belum pulang dia hanya telat karena ada pelajaran tambahan.

"yaudah deh kak.."

"yess.. Ayo naik!"

Gue pun langsung naik ke motor ninja nya kak Farel.

"okee.." kak Farel pun melajukan motornya

"loh? Vina? Kok dia malah bareng si farel si! Ah elah!"

Sesampainya di rumah

"makasih ya kak.."

"sama-sama.. Besok pagi aku jemput kamu ya vin?"

"jangan repot-repot kak.. Makasih tapi aku bisa berangkat sama rafi"

"gak repot kok malah gue seneng.. Pokoknya besok aku jemput kmu ya, Bay aku pulang" ucap kak Farel langsung pergi

"gimana sama rafi dong? Masa gue nolak buat bareng?!"

"kamu udah pulang vina?" ucap mama yang baru keluar dari dalam rumah

"udah mah.. Asalamualaikum"

"wa'alaikum salam.. Kamu pulang bareng siapa tadi?"

"kak farel ketua osis mah.."

"ganteng kok.." goda mama

"apaan si mah! Aku gak ada hubungan apa-apa kok.."

"hahaha.. Kok kamu gak bareng rafi?"

"rafi tiba-tiba tinggalin aku mah.."

"loh kenapa??? Kamu marahan?"

"gak tau mah.. Vina masuk kamar dulu ya.."

"dasar anak muda!"


Besok pagi nya, setelah gue siap gue denger suara motor kak farel di depan rumah. Gue gak habis pikir kenapa rafi gak jemput gue, Apa salah gw? Gw benar-benar bingung jujur gue gak mau bareng sama kak farel, rafi. Gw langsung ke depan rumah setelah berpamitan sama mama buat pergi ke sekolah.


Di depan rumah.









Next chapter 11 yaa..

The story of rain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang