"apa syarat nya?" tanya gue
"lu harus jauhin farel demi gue, Mau?"
"gue janji gue bakal jauhin kak farel! Karena gue pengen nya lu! Bukan kak farel!"
"emang lu bisa?"
"bisa! Gue kan gak ada rasa apapun ke kak farel!"
"oke.. Gue pegang omongan lu ya"
"iyaa! Tapi lu janji.."
"apa?"
"jangan pernah ninggalin gw" ucap gue menatap rafi
Jujur baru kali ini gue natap rafi dengan penuh harapan. Harapan biar dia selalu jaga gue. Gue baru mikir ternyata dia emang benar-benar cowo paling tulus, baik, apa adanya dan selalu bisa ngertiin cewe.
"gue gak akan ninggalin lu vin! Selama gue masih bernafas!"
"lu kok ngomong gitu! Gue cuma mau lu gak akan ninggalin gw!"
"iyaa ceman!" ucap rafi menyubit pipi gue
"sakit!"
"gue taruh ini dulu ya di dalam"
"iyaa.."
-----------------
"liat aja vin gue bakalan bales dendam sama lo!! Gw bener-bener kecewa sma lu!!" ucap diva kesal"gue bakal bantuin lu buat dapetin kak farel dan balesin dendam lu ke vina!" ucap tasya
"lu janji?"
"janji!"
"liat aja vin lu bakal lebih sakit dari pada sakit yg pernah gw rasain!!"
------------------"lu masuk kelas gihh dah bel.."
"iya.. Lu jangan cabut lagi ya! Awas aja cabut-cabutan lagi bilangin bunda pokoknyaaaaa..." ucap gue sedikit teriak
"ehh jangan teriak-teriak dong!" ucap rafi menutup mulut gue
"heeemmmmm..."
"jangan teriak makanya!"
"bunda rafi cab...." ucap gue kembali teriak
"isssss vinaa!!"
"hehehe.."
Diva, tasya dan temen barunya tiba-tiba datang
"ehh ada cewe munafik di sini!" ucap tasya
"iya nihh, jiji banget ya udah salah gak tau diri lagi!" ucap teman nya yang lain
"jaga mulut lu ya!" ucap rafi menunjuk mereka
"jangan jadi pahlawan kesiangan deh loh!!"
"ehh elu gak usah jadi kompor!"
"rafi udhh.." ucap gue memegang tangan rafi
"inget ya vin gue gak bakal maafin lu!!" ucap diva lalu pergi ke kelas
"dasar gkk tau diri!" ucap Tasya dan ikut pergi ke kelas
"udah gak usah sedih walaupun lu gak punya temen di kelas, lu masih ada gw kok"
"makasih ya fi.." ucap gue tersenyum
"waduhh jangan senyum!"
"lah kenapa??"
"nanti gue pingsan! Ah gue pingsan" ucap rafi sambil pura-pura pingsan
"ehh rafi apaan si" ucap gue sambil pukul rafi dan ketawa-ketawa
"hahahahaha... Udah masuk sana!"
"iyaa.. Bay!" ucap gue dan langsung masuk ke kelas
"bay!"
Sepulang sekolah
"hayoo.."
"astagfirullah rafi! Kok udah ada di depan kelas gw?"
"tadi gue jam kosong jadi gue nungguin lu di depan kelas lu deh"
"ohh, gkk cabut kan?"
"enggak lah!"
"hahahaha.."
Farel tiba-tiba dateng.
"vin pulang bareng aku yuk?"
"rafi aku udah cape kita pulang yuk kamu udah janji kan kita mau nonton bioskop?"
"hah? Kap..."
"udah ayoo" ucap gue sambil menginjak kaka rafi
"aww.. Iyaiya ayo.."
"hehe.. Maaf kak dluan ya.." gue pun mengandeng rafi
"dluaaannnnnn.." ucap rafi meledek kak Farel
"ah elah gagal!" ucap kak Farel kesal
"kita nonton bioskop?"
"rafi?! Kenapa si gak peka banget!"
"ohh iya baru konek. Hehe.. Iya ngerti maaf! Kita langsung pulang aja yuk?"
"ayoo deh aku cape banget.."
"okee.."
"yoo.."
"aww.. Aww.." keluh rafi sambil memegang perutnya
"kenapa???"
"perut aku sakit.."
"tdi makan apa?"
"gak tau.."
"aduhh.. Kita duduk sana dulu aja dehh" ucap gue panik
"tapi bohong!"
"iss rafi!"
"hahaha.." kekeh rafi girang
"gak lucu kalo udah kesakit fi!"
"kamu khawatir kalo aku knapa-knapa ya?"
"iya lah!"
"berarti kamu syng aku?"
"iya lah!" ucap gue ternyata keceplosan
"hah?? Vina syng sma rafi???" ucap rafi meledek gue
"ehh hmm... Maksudnyaa.." ucap gue bingung
"hayo ngaku!" ucap rafi tersenyum dan mencolek hidung gue
"udah ayo ih pulang!"
"ayo.."
Rafi pun menggandeng gue dan gue pun tersenyum melihat rafi, setidaknya sekarang tidak ada yang memisahkan kita. Gue berharap dia gak akan tinggalin gue sampai kita berdua punya anak dan cucu, sampai rambut kita memutih.
---------------
"div si munafik itu deket banget sama cowo itu, itu pacar nya?" tanya Tasya ke diva yang sedang memperhatikan gue dan rafi"bukan..sahabat doang!"
"berarti ini kesempatan lo!"
"maksud lu?" ucap diva tidak mengerti perkataan Tasya
"aduh div.. Dia kan udah nikung lo, ya lo tikung balik lah pake tuh cwo! Lo deketin tuh si rafi-rafi itu!" ucap Tasya tersenyum jahat
"bener juga lu! Gue bakalan bales dendam ke elu vin! Gue bakal ngelakuin yang lebih sakit dari pada yang gue rasain!!"
"Bagus div.. Itu baru temen gw!"
"tunggu bales dendam gw vin!!" ucap diva mengepalkan tangannya
-----------------"mau ke rumah aku atau pulang ke rumah kamu?"
"aku mau ke rumah kamu aja deh fi, Mama papa belum pulang. Abang main terus, percuma aku di rumah sendiri doang"
"okeee berangkat pegangan!"
"hahaha.."
Gue pun memeluk rafi dan pegangan dengan erat. Dia pun tersenyum saat gue memeluknya dengan erat.
Next chapter 9 yaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
The story of rain [END]
Novela JuvenilKetika hujan turun dengan air itu bertumpahan darah karena dia yg rela buat aku sebahagia ini, dan harus mengorbankan dirinya sendiri tanpa memperdulikan aku yg tak mau kehilangannya. "hujan emang buat kita sakit! Tpi hujan yg bisa buat kmu dan aku...