Tin! Tin!! Tin!!!
Suara klakson mobil itu terdengar jelas di telinga gue."aaaaaaa...." gue pun teriak kencang
"vina!!!" rafi pun yang melihat gue langsung lari ke gue
Tin!!!!
Suara klakson mobil itu pun makin dekat dan.."aaaaaaaaaaa..." teriak gue
Dubrak!
Gue terjatuh karena terdorong, ternyata gue gak ketabrak dan ternyata.."awww.. Sakit! Hah? G-gue?" gue pun menengok ke belakang
"rafi!!!!!!" teriak gue dan langsung lari ke arah rafi
"rafi! Rafi!! Bangun rafi!" ucap gue menangis karena ragi yang tertabrak bukan gue
"rafi?!?!" ucap diva tak percaya dan langsung lari ke arah rafi dan gue
"gak mungkin rafi!!!! Bangun rafi!!!" ucap gue menangis kencang memegang wajah rafi dengan berlumuran darah dan memangku nya ke paha gue dan gue memeluk nya
"ini semua gara-gara lo!!! Cepet bawa ke rumah sakit!!!" ucap diva panik dan langsung memegang handphone
Diva pun menelepon ambulans dan rafi pun segera di bawa ke rumah sakit. Gue hanya bisa menangis melihat rafi seperti itu. Gue menyesal atas apa yang gue lakuin, gue bahkan terus memegang tangan rafi selama di ambulans. Gue gak perduli darah yang ada di tangan gue. Gue juga gak perduli kalo baju gue semua berlumuran darah karena saat tadi rafi kecelakaan gue memeluk nya.
"rafi gue mohon bertahan.." ucap gue menangis sambil melihat rafi
"maaf anda tidak boleh masuk silakan tunggu di luar.." ucap suster nya
"tapi.."
"udah apa!" ucap diva menarik gue
Mama, bunda, Sarah, ayah dan bang diki dateng pun akhirnya datang.
"bunda!" ucap gue langsung memeluk bunda
"mana rafi nak?" ucap bunda bergegas dan menangis
"sebenernya apa yang terjadi vina?" tanya ayah
"rafi.." gue pun bergetar mengucapkan itu
"kenapa?" tanya bunda bunda panik dan menangis
"vina coba cerita!" ucap mama
"tadi aku mau ke tabrak mobil, terus tiba-tiba dari belakang rafi ngedorong aku dan akhirnya rafi.. Rafi yang.... Ketabrak" ucap gue lemas dan terus menangis
"gak! Gak mungkin!" ucap bunda kembali menangis
"tapi kok bisa?" tanya ayah semakin panik
"maafin vina bunda.. Ayah.. Mama.." ucap gue menangis
"lo cari gara-gara mulu si!" ucap bang diki
"huss.. Udah!"
Dokter keluar
"dok? Gmana anak saya dok?" ucap bunda panik
"apa ibu? Orang tua nya?" tanya dokter
"iya! Iya! Saya orang tua nya"
"maaf ibu.. Keadaan rafi benar-benar parah.. Kemungkinan dia akan.."
"gak dokter! Gak mungkin!!" ucap gue menangis
"vina sabar!" mama pun memeluk gue dan menangis
"vina gak akan maafin diri vina sendiri kalo rafi sampai pergi!!!!" ucap gue langsung pergi ke luar

KAMU SEDANG MEMBACA
The story of rain [END]
Novela JuvenilKetika hujan turun dengan air itu bertumpahan darah karena dia yg rela buat aku sebahagia ini, dan harus mengorbankan dirinya sendiri tanpa memperdulikan aku yg tak mau kehilangannya. "hujan emang buat kita sakit! Tpi hujan yg bisa buat kmu dan aku...