Chapter 19

217 10 0
                                    

"iyaa.. Rafi selama ini nutupin ini karena dia gak mau kamu khwatir.." ucap bunda memegang tang gue

"jadi?" ucap gue menatap ke rafi

"iya.. Maaf ya.. Aku tutupin semua ini karena aku sayang sama kamu.." ucap rafi

"jadi obat yang waktu itu?"

"Iya itu obat rafi"

"fi???" gue pun menangis menatap rafi

"Bunda? Bunda ngurusin rafi dengan rasa apa?" ucap gue menatap bunda sambil menangis

"Bunda menanam dia dengan rasa cinta dan kasih sayang. Bunda mengajarkan dia bagaimana cara menyayangi orang lain dan menjaga orang lain"

"Bunda terima kasih.. Bunda udah ciptain malaikat kecil bunda menjadi malaikat buat hidup Vina.." ucap gue menangis memeluk bunda

"Makasih bunda" ucap gue lagi sambil memeluk erat tubuh bunda

"bunda makasih ya udah bantu rafi.. Rafi seneng banget.. Vin.. Maaf aku, aku lakuin ini demi kmu.." ucap rafi lemas dan berusaha memegang tangan gue

"tapi kenapa? Kenapa fi?!"

"aku sayang sama kamu.. Karena itu aku ngelakuin ini.. Jujur sebenernya saat aku donorin darah aku buat kmu.. Dokter bilang hidup aku gak akan lama dan jujur bunda juga baru tau karena aku takut bunda juga khawatir..

"ya ampun rafi!" ucap bunda menangis dan memeluk rafi

"mungkin hari ini.. Terakhir aku ngeliat kmu Vina.." ucap rafi menetes air mata

"gak kamu gak boleh ninggalin aku.. Kalo kamu pergi siapa yang jagain aku? Siapa yang buat aku seneng? Siapa yang selalu sama aku?" ucap gue kembali menangis

"aku kan pernah bilang aku bakal jaga kamu walaupun dari jauh.." ucap rafi ke gue

"aku gak mau!"

"kalo emang tuhan sayang sama aku.. Aku yakin aku bakal ketemu kamu lagi.."

"apa aku nanti harus nyusul kamu?" ucap gue menatap rafi

"gak! Jangan pernah lakuin itu! Kalo kamu lakuin itu aku bakal kecewa!!" ucap rafi kembali menetes air matanya

"fi... Kamu kayak gini karena aku, kalo kamu gak nolongin aku tadi siang kamu gak akan kayak gini.." ucap gue memegang tangan rafi

"jangan pernah salahin diri kamu vina.. Aku ngelakuin ini karena aku pengen jdi pelindung kmu.."

"harus nya kamu biarin aku.. Biarin aku yang berbaring di ranjang, sambil di impus dan ngerasain apa yang kamu sekarang rasain.."

"kalo tadi aku gak selamatin kamu buat apa aku ngelakuin ini semua vina? Buat apa?"

"maafin aku ya rafi.. Gara-gara aku kamu jadi kayak gini.. Kamu ngorbanin segalanya.. Kamu rela ngelakuin ini.."

"tuhan ciptain aku buat ngejaga kamu vina.."

"tuhan juga ciptain aku buat mencintai kamu rafi.."

"hah?"

"aku baru sadar rasa sayang, dan cinta aku tumbuh ketika kamu ngorbanin segalanya"

"akhirnya aku gak salah ngorbanin segalanya buat kamu vina.. Akhirnya aku bisa dapetin hati kamu.." ucap rafi makin lemas dan mengeluarkan air mata lagi

"rafi makasih semua nya.." ucap gue memeluk rafi

"bunda.. Akhirnya vina bisa buka hatinya buat rafi.."

Bunda pun tersenyum sambil menangis melihat rafi dan gue.

"aku janji fi bakal terima kamu apa adanya..."

"makasih ya vina.. Tapi maaf tuhan belum kasih waktu nya.."

"maksud kamu fi?" tanya gue ke rafi sambil menangis

"aku gak kuat!"

"rafi! Kmu apaan si?!"

"aku gak bercanda buat kali ini vin..."

"fi...." gue pun kembali meneteskan air mata

"kalo aku pergi.. Jangan pernah kamu benci sama hujan.."

"aku udah benci banget! Hujan udah buat kamu kayak gini!"

"hujan emang buat kita sakit! Tapi hujan yang bisa buat kamu dan aku bahagia.. Bukan hujan yang buat aku kayak gini.. Tapi takdir!"

"aku.. Aku gak bisa kehilangan kamu fi.."

"ini terakhir aku ngeliat kamu... Boleh aku pegang pipi kmu buat terakhir kali?"

Gue pun memegang tangan rafi dan di taruh ke pipi gue.

"moodboaster gue.." ucap gue menangis

"lu segalanya fi.."

"kalo emang tuhan menghendaki.. Aku akan kembali lagi.. Aku kembali dengan perasaan yang sama, mencintai kamu vina.. Aku gak tau cara tuhan nanti.. Berdoa untuk aku ya vina.."

Gue gak bisa berkata sepatah pun.. Gue hanya harus ikhlasin semua biar dia bahagia. Gue hanya terus nangis dan nangis mendengar kata dia. Bunda yang ada di situ juga ikut terharu, bunda nangis.

"aku pengen terakhir yang aku liat bukan tangisan melainkan senyuman... Vina.. Senyuman kamu.. Aku mau senyuman kamu.. Aku pengen yang terakhir aku liat itu senyuman kamu vina.. Kasih aku senyuman kmu.." ucap rafi makin lemas dan terus mengeluarkan air mata

Gue pun tersenyum walaupun perih rasanya melihat dia berusaha berjuang sebentar melihat gue tersenyum.

"makasih vina.."

"semua yang kamu lakuin gak akan aku lupain rafi.. Aku rela nunggu kamu sampe nanti.. Aku bakal simpen perasaan aku buat kmu.." ucap gue tersenyum menangis

"janji?"

"janji.."

"terakhir yang aku mau bilang.."

"apa?"

"aku ninggalin orang yang paling aku cintai dan aku sayangin.." ucap rafi memegang pipi gue dan pingsan

"rafi??? Rafi??? Rafi!!!" gue pun menangis

"rafi ya ampun!" ucap bunda menangis

"rafi gkk!!!" ucap gue makin menangis

"dokter! Dokter!" ucap bunda keluar mencari dokter





Next chapter 20..

The story of rain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang