hi.

170 9 0
                                    

Ini gue. Beberapa dari kalian yang membaca ini pasti akan merasa gue berlebihan, dan mungkin beberapa juga ada yang mengerti perasaan gue.

Dulu, dulu banget. Gue pernah menjalani hari-hari gue bersama seseorang yang gak pernah gue pikirkan sebelumnya kalau gue akan punya hubungan dengan orang dengan background hidup yang cukup rumit.

Gue tau cerita dia dan gue tetep nerima dia meski kadang ada beberapa hal yang masih gue sesalin sekarang.

Gak, gue gak akan membahas hubungan gue dulu gimana sama dia. Gue hanya baru mengerti sekarang. Dulu, gue selalu tau kalau dia punya seribu lagu dengan genre yang gak gue suka. Hampir semua lagu yang dia punya menggambarkan bagaimana sulitnya dia menjalani hidupnya.

Gue pikir dulu gue mengerti bagaimana sulitnya hidup dia. Ternyata gue gak mengerti sama sekali. Gue selalu meminta dia mengganti playlist dia dengan lagu yang sewajarnya. Gue sering menganggap dia berlebihan saat dia sering mengunggah gambar tentang suicidal. Gue kerap kali menganggap bahwa ada gue disana dia akan baik-baik saja.

Ternyata gue salah. Dia tetep gak baik-baik saja. Dia hanya mencoba baik-baik saja. Dan hasilnya gue gak pernah tau karena gue memutuskan pergi saat ternyata dia benar-bear membutuhkan gue.

Sekarang gue tau rasanya. Gue tau rasanya gak punya siapa-siapa disaat ada banyak orang disamping gue.

Gue tau rasanya kesepian bahkan saat gue ada dikeramaian.

Gue tau rasanya menjadi selalu kurang dimata orang lain.

Gue tau rasanya.

Saat yang ternyata gue butuhin hanyalah diri gue sendiri. Saat yang ternyata mengerti gue adalah diri gue sendiri. Saat yang ternyata bertahan disamping gue hanya diri gue sendiri.

Orang-orang hanya bilang bahwa semua akan baik-baik aja. Orang-orang bilang gue gak perlu berlebihan karena itu semua perasaan gue aja. Orang-orang hanya gak pernah tau....

Ternyata gue sangat baik memainkan peran dengan wajah penuh senyuman dan sebait kata "gue gak papa kok" karena semudah itu orang-orang percaya.

Bahkan disaat gue selalu bilang ke orang-orang "ada gue disini" tapi gue gak pernah denger orang-orang bilang ke gue seperti itu.

Gue menangis sendirian di kamar, terkadang mandi di tengah malam hanya karena gue pikir beban gue akan hilang disapu air, dan kembali memamerkan senyum di keesokan harinya seolah gak pernah terjadi apa-apa.

Gue lelah, gue capek. Bahkan gue terlalu sering sakit kepala dan sakit perut karena gue gak tau harus cerita ke siapa.

Mungkin orang menganggap pikiran gue terlalu rumit? Gue gak pernah mengatakan bahwa diri gue paling kesepian atau menderita. Gue yakin setiap orang punya lukanya masing-masing.

Dan gue tau setiap orang pun punya cara masing-masing untuk menyembuhkan dirinya.

Dan gue masih mencari cara itu. Karena sering kali, gue bertanya apa arti bahagia sebenarnya.

Awalnya gue berpikir bahagia itu saat kita mensyukuri hal-hal kecil yang ada disamping gue, tapi nyatanya gue malah merasa diri gue terlalu kurang karena hal-hal disekitar gue menolak gue.

Gue benar-benar tau rasanya sendirian dan kesepian. Dan gue hanya akan berakhir sendirian memeluk lutut sambil menghadap cermin. Melihat apa yang salah sama gue sehingga gue perlu merasa kurang.

Terkadang gue merasa gak cantik dibanding temen-temen gue.
Terkadang gue merasa orang tua gue terlalu memberikan pressure buat gue.
Terkadang gue merasa temen-temen gue meremehkan gue.

Gue selalu memaksa diri gue untuk tidak medengarkan pikiran-pikiran gue. Gue benci.

Tapi saat gue merasa itu semua hanya perasaan gue aja. Ternyata gue salah. Orang-orang faktanya menyalahkan gue. Bahkan orang terdekat gue.

Dan gue tau, gue memang hanya punya diri gue sendiri. Hanya diri gue sendiri. Gue terlalu putus asa untuk bergantung ke orang lain. Gue terlalu putus asa untuk meminta orang lain ada disisi gue.

Gue, juga ingin menerima sebanyak gue memberi. Hanya itu.

...

Secangkir RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang