24. Kembali Sepi

37 4 0
                                    

Rasanya baru kemarin aku mendengar suara gesekan besi antara roda keret dengam rel. Tangis anak kecil yang merengek minta dibelikan es krim oleh ibunya. Atau suara orang-orang yang menelefon kerabatanya bahwa keretanya sudah hampur tiba.

Rasanya baru kemarin aku melihat lalu-lalang orang di pasar malam yang penuh lampu warna-warni. Tawa muda-mudi yang menghabiskan waktu bersama. Senyum hangat keluarga yang akahirnya bosa berkumpul di akhir pekan.

Rasanya baru kemarin aku melihat film di bioskop dan melihat kursi yang terisi penuh mnjelang film dimulai. Keluarga, pasangan remaja, pasangan kakek-nenek, sahabat, atau bahkan sendirian.

Rasanya baru kemarin aku melihat ribuan bintang dari atas bukit. Meski bintang di langit hilang karena mendung, bintang yang dilihat dari atas bukit masih sama.

Rasanya baru kemarin sepi berkelana sekarang sudah kembali lagi. Menyusup ke sela-sela rongga dada. Bahkan suara hujan deras di luar sana menambah sunyi suasana.

Apakah kesepian adalah bentuk lain dari penderitaan? Kudengar sepi itu membunuh.

Karena sepi bahkan datang disaat aku berada di keramaian.

Sepi adalah candu, memeluk rindu, menunggu waktu, mati membisu.

Secangkir RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang