19. Pertemuan Singkat

80 3 0
                                    

Hari ini genap empat tahun lalu pertemuan singkat kita. Aku kira aku sudah lupa karena nyatanya jejak-jejak kebersamaan kita seperti terkikis plot baru yang Tuhan skenariokan. Tetapi notifikasi dari kalender yang kutandai dengan emot hati sebagai penanda pagi ini muncul dan membuatku mengingat sedikit tentang kita.

Empat tahun lalu aku ingat kamu memberitahuku bahwa malam itu aku tidak perlu melihat bulan yang sama dari tempat yang berbeda. Malam itu kamu mengikis jarak ratusan kilometer dan berdiri di hadapanku dengan senyum bahagia. Malam itu menit berlalu begitu cepat membuatku enggan berpisah meski untuk memejam mata.

Tidak ada yang berubah darimu sejak pertama kali aku mengenalmu. Sahabat masa kecil. Aku mengenalmu lebih dari separuh umurku.

Tapi sejak kapan yang namanya perasaan menyayangi lebih dari yang seharusnya itu muncul? Tidak ada yang tahu. Yang jelas, kita pernah menjadi ikatan yang saling membahagiakan.

Empat tahun lalu adalah waktu dimana aku berharap bahwa Tuhan akan menghentikan waktu dan membuat kita abadi. Abadi dalam kebahagian dan kebersamaan.

Tapi harapan hanya sebatas harapan. Kamu kembali mengukir jarak dengan janji yang akhirnya tidak pernah menjadi nyata.

Janji akan kembali. Janji akan saling memberi arti dan janji akan sehidup semati.

Sesaat sebelum kamu memutuskan masuk ke dalam bandar udara karena pesawatmu yang tak mau menunggu sedikit lebih lama, kamu memelukku erat. Tak peduli berapa banyak pasang mata yang seolah mengasihani kita, kamu tetap memelukku melampiaskan rindu yang belum selesai terbayar.

Sesingkat itu pertemuan kita. Sesingkat itu harapan yang sudah di bangun lama runtuh begitu saja.

Sesingkat itu aku mendengar bahwa kamu menemukan seorang yang bisa melipur laramu disana.

Sesingkat itu kamu berkata bahwa aku hanya teman biasa.

Sesingkat itu perasaan anak hamba.

Sesingkat pertemuan kita.

di bawah cahaya bulan, empat tahun kemudian masih dengan perasaaan yang sama. Masih dengan doa yang dikirim untuk alamat yang sama. Salam rindu ku untuk mu.

Secangkir RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang