Chapter Dua

671 87 24
                                    

Semua orang tercengang dan terkejut mendengar jawaban Earth, seluruh kelas bungkam seketika untuk beberapa saat. Singto mengedipkan matanya lalu tersenyum lebar, tetapi kemudian menyadari kalau Earth baru saja mengambil boneka teddy-nya untuk Fang.

"Kenapa kau mengambil barang ku?" dia protes. "Kembalikan!"

"Aku pikir kau mengatakan bahwa boneka teddy berarti pernyataan cinta diterima? Bukankah kau baru saja menembakku? Dan aku memberikan jawaban setuju, otomatis ini milikku sekarang dan kita resmi berkencan."

"Apa?! Jangan bercanda!" potong Singto. "Aku hanya melakukan tantangan yang diberikan Fang kepadaku, target utamaku adalah menyatakan perasaanku padanya, sekarang aku menyelesaikan tantangan, terima kasih padamu..."

Singto kembali pada gadis itu dengan senyum lebar dan percaya diri.

"Fang, aku telah membuktikan padamu bahwa aku tidak buruk. Jadi, apakah kau akan menjadi pacarku?" dia bertanya dengan mata berbinar.

Gadis itu gugup sambil melirik semua orang. "Aku....tidak bisa menerimamu...maaf..." dan langsung meninggalkan kelas setelah itu.

"Fang! Kau mau kemana?" Singto hendak ingin mengejar gadis itu, tetapi teman sekelasnya dengan sengaja menghalangi jalannya dan mengejeknya.

"Pasti sangat menyakitkan! Well, kau harus memeriksa dirimu sendiri di cermin dulu sebelum menembak cewek, wacky!"

"Aw, sayang sekali...ditolak lagi..." teman kelasnya menertawakannya.

"Jika aku adalah kau, aku lebih baik mati...hahaha..."

"Itu memalukan! Wacky! Wacky! Wacky! Haha..."

Kemudian mereka meninggalkannya satu per satu setelah puas, kecuali seseorang.

Earth mendekatinya dan menaruh boneka beruang di pundaknya, lalu berkata. "Terimalah aku, dan aku akan membuatmu menjadi populer di antara para gadis..." bisiknya.

Mata Singto terbelalak lebar selektika dan langsung menatap Earth dengan penuh semangat. "Benarkah? Kau tidak bohong?"

"Lihatlah mataku, ia akan mengatakan apakah aku berbohong atau tidak!" pintanya. Singto mengikuti instruksi pria itu dan menatap lurus ke matanya.

Mereka bertukar pandang cukup lama kemudian Earth tiba-tiba melepas kacamatanya, membuatnya melompat kaget. Earth mampu melihat mata besar yang tajam, dengan bulu mata yang panjang. Memang sepasang mata indah yang bisa membuat orang terpesona hanya dengan melihatnya, pikirnya.

"Kembalikan kacamataku!" pintanya.

"Ssshh!!!" Earth meletakkan jarinya di bibir Singto. "Saat ini aku sedang mengajarimu bagaimana memesona seorang gadis dengan cara menatapnya." dia berkata.

"Hah?!" Singto bingung, lalu dia menajamkan tatapan matanya.

"Hentikan! Kau akan membuat mereka takut dengan tatapan itu!" Dia dengan lembut menutup kelopak mata Singto. "lakukan lagi!"

"Bukankah kau menyuruhku mengirim getaran electric?"

"Jangan ikuti anime!" ujar Earth tak percaya. "Tataplah dengan lembut, tunjukkan perasaanmu seperti ingin menciumnya..."

Singto kembali membuka matanya dan mengikuti instruksi Earth.

"Coba padaku!" Earth memberitahunya.

Singto kemudian melihat dalam ke mata Earth, matanya bergerak lembut seperti sedang berbicara dengannya. Dia melakukannya kurang dari satu menit dan menutup matanya seketika.

Bahasa Indonesia - Imperfection Can be a Perfect Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang