Chapter Sembilan

484 68 9
                                    

Jane sudah tiga hari tidak muncul di perpustakaan. Singto khawatir dan penasaran apa yang terjadi pada Jane, sehingga iapun memutuskan untuk mencari gadis itu di gedung fakultasnya.

Singto segera mendekati Jane yang baru saja keluar dari gedung fakultas. Gadis itu terkejut dan hendak menghindarinya.

"Jane! Hei, berhenti! "Singto meraih tangannya untuk menghentikannya memasuki gedung lagi.

"Singto?!" dia menarik tangannya dan menatap Singto. "Kenapa kau kemari?"

Siswa lain bersiul saat mereka lewat, beberapa dari mereka tertawa untuk menyoraki pasangan itu.

"Tidak ada, aku hanya mengkhawatirkanmu, karena kau sudah tidak datang ke perpustakaan tiga hari, kau kemana saja?"

"Aku sibuk, akhir-akhir ini ada banyak tugas kelompok, dan kupikir perpustakaan tidak cukup tenang seperti dulu, jadi aku mungkin tidak akan ke sana lagi."

"Mengapa? Apa terjadi sesuatu?"

"Earth tidak memberitahumu?"

Mereka lalu berjalan ke tempat parkir bersama.

[Flashback]

"Hai, apakah kau Jane? Jadi, apakah kau benar-benar berkencan dengan Singto? "Pan bertanya pada gadis itu ketika berpapasan di kafetaria.

"Kenapa?"

"Hanya ingin memastikan bahwa rumor tersebut benar..." kata Pan.

"Kau pacar Earth?"

"Kau mengenalku?"

"Sedikit." Balas Jane. "Jadi, kenapa kau tiba-tiba tertarik pada hubungan asmara Singto?"

"Well, aku senang jika rumor itu benar ..."

"Bagaimana kalau tidak?"

"Aku tidak terkejut sama sekali, karena siapa yang akan berkencan dengan si freak itu?" Pan tertawa.

Jane diam sejenak dan menjawab. "Pacarmu!"

Pan melototinya seketika.

"Akan kupastikan Earth tidak akan meninggalkannya nya pada akhirnya." ujar Pan kemudian meninggalkan tempat itu.

Jane menuju perpustakaan setelah kelas seperti biasa, dan tiba-tiba beberapa siswa pria mencegatnya dari depan.

"Hai, N'Jane! Bisakah kita bicara?" tanya salah seorang dari mereka mencoba untuk menggoda gadis itu.

"Tidak, aku tidak punya waktu! Permisi!"

"Hei, berhenti! Kami melihatmu di kafetaria tempo hari, ketika kau berdandan dan memakai make up, kau sangat cute. "

"Terima kasih, tapi aku tidak terbiasa berdandan begitu."

"Jadi, itu hanya untuk berkencan dengan si wacky? Apakah kau benar-benar berkencan dengannya?"

"Apa hubungammya dengan kalian?"

"Dengar, kupikir kau sebaiknya mempertimbangkan lagi untuk kencan dengan orang aneh itu, apa pendapatmu tentangku?"

Jane menyeringai dan membalas.

"Singto jauh lebih baik dari kau! Kami juga memiliki banyak hal yang sama, tolong jangan menggangguku!" Dia ingin berjalan melewati orang-orang itu.

Namun seorang pria menghentikannya dengan meraih bahunya, Jane segera melempar tasnya ke arahnya.

"Coba mendekat, aku akan berteriak!" ancamnya.

Bahasa Indonesia - Imperfection Can be a Perfect Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang