Chapter Enam Belas

471 69 15
                                    


"Aku dengar Earth mencampakkanmu, jadi sang pahlawan sudah pergi?"

"Dia tidak! Dia hanya berkabung untuk orang tuanya! Dia pasti akan kembali padaku setelah dia merasa tenang! "

"Dia tidak akan! Karena ku dengar dia akan meninggalkan Jepang dan kembali ke Thailand! "

"Ya, dia akan meninggalkanmu selamanya!"

"Tidak, dia tidak akan melakukan itu!"

"Sungguh kasihan Earth! Padahal kita akan segera lulus... "desah temannya. "Pasti karenamu! Kau membawa kutukan kepadanya dan keluarganya! "

"Aku tidak!"

"Kau dan anak terkutukmu membawa sial baginya, sekarang kau akan melahirkan seorang anak tanpa ayah!"

"Lebih baik kau menggugurkannya saja!"

"Ya, sebaiknya di gugurkan, itu adalah bayi terkutuk yang mengambil nyawa kakek dan neneknya! Mngerikan..."

Teman kelasnya menertawakannya. Aya memelototi mereka sejenaksebelum pergi dengan kesal.

Jane dan Singto selalu belajar di perpustakaan setiap hari seusai kelas sampai waktu makan malam. Ketika akhir pekan, mereka akan berolahraga untuk membangun stamina Jane menyuruhnya untuk membuang semua koleksi anime dan filmnya, dan benar-benar melatihnya untuk disiplin diri.

Tiga hari yang lalu......

Singto merasa bosan dan tertidur di perpustakaan saat belajar. Jane menyuruhnya mencuci wajahnya di toilet. Singto sangat lelah, dia tidak bisa menahan diri dan tertidur di dekat meja wastafel di dalam toilet setelah mencuci wajahnya. Beberapa saat kemudian, seorang penguntit masuk dan mendekatinya dengan hati-hati.

Earth perlahan melepas kacamatanya dan mengelus pipinya, lalu mendekatkan wajah padanya dan mencium bibir merah itu. Dia tidak menyangka Singto akan merespon ciumannya dan membuka mulut, mengundangnya masuk untuk bermain dengan lidahnya. Mereka bercumbu dengan penuh gairah beberapa menit.

Singto kemudian menuntun tangan Earth di wajahnya turun ke leher lalu ke dadanya, untuk membuat pria itu menyentuhnya. Setelah beberapa saat, dia perlahan membuka matanya saat mendapatkan kembali kesadarannya dan tertegun seketika.

"Earth?!" ia dengan cepat melepaskan tangan Earth dan bangkit dari lantai. "A-apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku merindukanmu..." jawab pria setengah mabuk itu.

"A-apa yang kau lakukan barusan? Apakah kau mabuk? "Singto bisa mencium bau alkohol.

"Kemana saja kau? Aku mencarimu di mana-mana, aku ingin bertemumu, berbicara denganmu! Aku tahu kau juga merindukanku... "

"A-aku tidak..."

"Jangan berbohong! Tubuhmu baru saja memberitahuku! Apa yang kau mimpikan barusan?"

Singto menutup mulutnya dan tidak berani memberi tahu pria di depannya tentang mimpi mesumnya.

"Apakah kau bahagia selama ini?" Tanya Earth.

"Aku tidak tahu." Dia menjawabnya singkat. "Maaf, aku harus kembali! Jane menungguku! "Singto hendak pergi, tetapi Earth tidak membiarkannya. Dia memegangi pria itu, memeluknya erat dari belakang, dan mencium tengkuknya lagi.

"Jangan tinggalkan aku, kumohon! Aku membutuhkanmu... "Earth memohon.

Singo tidak bergerak, jantungnya berdegup kencang saat dia menutup matanya untuk merasakan perasaan itu lagi, tetapi setelah beberapa kemudian dia mendorong tubuh Earth untuk membebaskan diri.

Bahasa Indonesia - Imperfection Can be a Perfect Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang