SATU

5.7K 80 5
                                    

Aaaaaaawh !!!!!.........................

Gelegar suara cewek memecah keheningan pagi di sebuah rumah kuno nan mewah, Pulau Jawa bagian utara. Hari ini adalah hari minggu, so semua makhluk di dalam rumah yang notabene nya nggak punya kegiatan langsung melesat menuju pusat suara.

Orang pertama yang sampai adalah sang kakak dari cewek peneriak, “Woee, bisa nggak sieh nggak ganggu ketenangan orang?”

Orang yang tiba di urutan kedua adalah sang papi.

“Andre, suara kamu justru menambah keributan ini. Dan kamu, Tesya, ada apa kamu teriak? apa kamu sakit?”, sang papi bertanya dengan penuh tanda tanya.

Dari tadi Tesya si cewek peneriak terus sembunyi di dalam selimutnya dengan nada terisak, mengisyaratkan bahwa dia sedang menangis. Sampai akhirnya, orang terakhir juga telah memasuki kamar itu.

“Tesya sayaaaang, mami di sini, uuch ada apa?” sang mami langsung menuju tempat tidur Tesya yang serba putih, lengkap dengan boneka monokuro raksasa kesayangannya.

Saat itu papi dan Andre masih berdiri tepat di pintu masuk kamar Tesya.

“Sayaang, ayo dong buka selimutnya. Jangan bikin kami bingung.”, bujuk mami yang tiada hentinya dengan nada lembut nan mendayu-dayu.

“Hei cewek aneh, buka selimutnya atau loe gue tarik ke kamar mandi!!”, gertak Andre yang juga udah penasaran dengan keadaan adiknya.

Hanya saja dia hobby memakai kata-kata kasar, dan sifat itu udah muncul sejak dia kecil.

Rambut Tesya yang terurai lurus menyibak dengan lembut, saat dia membuka slimutnya.

“Ouuuwh mamiii, malang sekali nasib kuuuu, apa aku masih bisa menjalani hari-hariku mam?”

Kontan semua wajah sedikit pucat mendengar perkataan Tesya. Banyak spekulasi yang muncul. Apa dia putus cinta? Apa dia sakit parah? Apa dia disakiti orang? Atauuu,bahkan dia teraniaya? ha??

“Mami lihat dong mam, lihat alis aku. Di atasnya maaamm,,ada JERAWAAAAAAAAATTT !!!!!!”, teriak Tesya dengan menggerutu.

Hahh gubrak, mendengar kata-kata Tesya, mereka merasa kaget  karena semua spekulasi yang muncul tiba-tiba sirna. Papi langsung meninggalkan ruangan itu, diikuti mami yang berniat mencari obat anti jerawat untuk Tesya. Sedang Andre masih bertahan di kamar Tesya seraya menanti keadaan sepi.

Dia berkata,”Dasar cewek manja, cewek tengil, kapan hidup loe bisa mandiri dan nggak nyusahin orang, terutama mami. Sekarang loe lihat mami, apa loe nggak kasihan bikin mami lari kesana kemari nyariin kebutuhan loe yang nggak ada habisnya dan nggak ada kata tidak. Gue pikir loe sudah harus berfikir logis dengan keadaan loe sendiri. Gue udah muak lihat tingkah loe”.

Jeddarrrrrrrr, kata-kata dari Andre membuat Tesya seperti terguyur air kobokan yang itu emang harus dia terima.

Dalam hati dia sedih dengan keadaan dirinya yang terlalu manja, di sisi lain dia merasa senang karena dengan begitu, dia tau kalau Andre masih memperdulikannya.

Beberapa kali dia coba untuk berubah dan nggak nyusahin orang lain, terutama mami. Tapi,,semuanya sia-sia karena emang masih berat untuk Tesya mengurus dirinya sendiri. Ditambah, umurnya yang baru menginjak 16 tahun.

Terbaik Untukku (CERPEN 2011)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang