TIGA

2.1K 55 1
                                    

“Adduuhhh, Ery..ada apa sama anak tante?”, tanya mami Tesya dengan antusias menyambut kedatangan mereka di rumah.

Rega membawa Tesya ke kamarnya. Ternyata cowok itu kuat juga mengangkat tubuh Tesya yang gak bisa dibilang  tubuh mungil.
Setelah mendengar semua penjelasan Ery, mami Tesya baru menyadari bahwa yang mengangkat putrinya sampai ke kamar adalah Rega.

“Lohh, ini tadi Rega to. Aduh Ga, lama banget nggak maen kesini. Tante kangen sama kamu.”, Hemh.... serius juga statement maminya Tesya.

Sore hari, Tesya terbangun dari tidurnya. “Maaaammm, adduuh kaki ku.”. Mami langsung menuju kamar Tesya.

“Kamu udah bangun, sayang? Syukurlah.”

“Kok aku udah di rumah mam?”. Dengan senyum lebar, mami cerita kalau Rega yang mengantar dan menggendongnya ke kamar.

Mendengar itu, Tesya langsung meneteskan air mata dan segera menyuruh mami keluar. Mami pun sadar bahwa putrinya sedang butuh privasi.

Tesya menangis dan terus menangis sepanjang malam sambil memeluk boneka Monokuro yang selalu tersedia di samping tidurnya.

Tuhan, kenapa dia selalu membuat aku bahagia? Tapi aku tak bisa membahagiakannya. Kenapa dia selalu ada untukku? Kenapa senyumnya selalu membayangiku? Walau aku terus coba melupakannya. Bantu aku Tuhan. Tolong tuntun hatiku. Aku tidak ingin menjadi penghalang kebahagiaannya. Beri hati ini jalan terbaik. Entah bersama atau tanpa dirinya.

Sungguh ironis jika mengingat bagaimana hubungan Tesya dan Rega yang kandas di tengah jalan. Bila dibilang putus, mereka nggak pernah bilang kalau mereka ingin putus.

Kalau di bilang masih pacaran, nggak juga. Karena udah hampir dua minggu mereka nggak saling bicara. Entah inikah yang dinamakan bencana membawa berkah.

Dengan celakanya Tesya pagi ini, dia jadi tau kalo Rega masih bener-bener peduli sama dia.

Terbaik Untukku (CERPEN 2011)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang