SEPULUH

1.4K 30 0
                                    

“Yeeeeeeaaaaaaccch !!”, suara semua kakak kelas Tesya setelah menerima amplop kelulusan mereka. Tak terkecuali Rega.

Segera dia menuju ke Tesya untuk menyampaikan hasil menggembirakan itu.

“Akhirnya, Sya. Aku lulus jugaaaa.”, ekspresi kegembiraan Rega seraya memeluk Tesya dengan erat.

“Selamat yaa…!! Selamat..selamat. “, lalu Tesya melepaskan pelukan itu.

“Hemhh, Sekarang aku bisa mengejar cita-citaku jadi arsitek handal ke Jakarta.”

Jeddar......  Tesya terpukul mendengar pernyataan Rega barusan, “Apa kamu bener-bener harus pergi? Bisakah kamu tetep di sini? bareng aku lagi?”

“Gini Sya. Selama mencari universitas di Jakarta kemarin, aku udah banyak berfikir. Kelihatannya aku emang harus ngasih kamu kesempatan untuk bebas nentuin pilihan kamu sendiri dengan tidak bersamaku lagi. Selain itu, aku mau konsen sama kuliahku yang pasti akan sangat sibuk. Jaga diri baik-baik di sini yaa Sya. Jangan lupain aku.”

Dengan terisak, Tesya menjawab Rega, “Baiklah, itu keputusan kamu. Aku nggak bisa maksa. Makasih buat semuanya. Aku pulang dulu ya, nggak usah diantar. Kamu pasti mau ngrayain kesuksesan kamu sama temen-temen kamu. Biar aku naik taksi aja. Selamat tinggal.”

Rega membiarkan Tesya pergi sendirian.

Terbaik Untukku (CERPEN 2011)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang