Krist mendelik sebal pada pria yang duduk dibelakangnya. Atas dasar apa singto selalu mengganggunya padahal hubungan mereka tidak begitu dekat.
" sopanlah! Aku ini seniormu, kau mau aku menyuruhmu untuk keliling lapangan " ucap singto merasa tak terima karena krist berbicara informal padanya.
" berhenti bercanda! Aku bukan mahasiswa ospek " balas krist tak mau kalah. Memangnya ia bisa ditakut-takuti oleh hal seperti itu? Kalaupun singto menyuruhnya untuk berlari keliling lapangan ia tidak akan melakukannya karena itu bukanlah suatu kewenangan yang dimiliki singto.
" kalau begitu biarkan aku ikut denganmu, lagipula kita satu tujuan " pintanya penuh harap namun krist tidak luluh begitu saja, kebencian karena kejadian beberapa hari yang lalu sudah terlanjur ia rasakan, krist tidak akan mengangumi singto seperti dulu-dulu lagi.
" tidak bisa! " tolak krist dengan tegas.
Krist memutar tubuh bagian atasnya ke belakang, rupanya singto tak mau beranjak sedikitpun dari boncengan sepeda tersebut. Hanya sebuah senyuman lebarlah yang ia dapatkan.. Apa-apaan pria itu! Krist menghela napas sebelum akhirnya menuruni sepeda itu, membiarkan singto terduduk sendirian dengan wajah yang kebingungan.
" kalau begitu kau pergi saja sendiri "
Krist turun dari sepedanya dengan perasaan yang buruk, terserah kalau singto masih bersikukuh untuk ikut bersamanya, krist tidak akan peduli sekalipun ia harus berangkat kuliah tanpa menggunakan sepeda.
" HEY, NONG! " singto gelagapan saat melihat tubuh krist semakin menjauh, ia malah jadi bingung harus melakukan apa padahal singto hanya ingin menumpang saja, itupun jika krist mengijinkannya.
Singto sungguh tak menyangka kalau juniornya itu akan cepat marah. Tanpa menunggu waktu lagi akhirnya singto mengendarai sepeda itu untuk mengejar si pemilik, ia akan membiarkan krist menaikinya sendirian sementara singto akan mencari kendaraan lain. Namun naas, singto tak bermaksud menabrak tubuh krist hingga terjatuh ditanah, ia hanya terkejut saat pria itu menghentikan langkahnya dan berdiri menghalangi jalan singto.
BRAK!
" uuuhhh~ " krist meringgis kesakitan, seragamnya sudah pasti kotor, tapi bukan cuma itu.. krist yakin kalau kecerobohan singto membuat kulit tangannya mengelupas hingga mengeluarkan darah. Salahkan saja bebatuan kecil yang menebar diatas tanah, nantinya luka lecet itu pasti membekas dikulit mulus krist.
Singto langsung saja membanting sepeda yang ia kendarai lalu beralih menolong krist yang terlihat begitu menyedihkan.
" kau tidak apa-apa? " tanya singto khawatir, ia tidak menyangka kalau tabrakan kecil itu bisa membuat krist terjatuh, seharusnya ia lebih berhati-hati tadi, bagaimana kalau krist jatuh pingsan? Ok, mungkin pikiran singto terlalu berlebihan mengenai situasi tersebut tapi syukurlah karena ternyata krist tidak apa-apa.
Krist mencoba menghilangkan tanah-tanah yang mengotori seragamnya, meskipun dibersihkan tetap saja akan terlihat lusuh, menyebalkan~ dia pasti sengaja melakukan semua ini padaku. Dengan perasaan campur aduk antara kesal, marah, dan kesakitan krist berusaha untuk menenangkan dirinya, kalau sampai ia terpancing emosi bisa-bisa singto memanggil semua anggota hazer-nya.
Kedua mata krist membulat sempurna saat benda kesayangannya tergeletak memprihatinkan diujung jalan. Selama ini krist selalu menjaganya dengan baik, membersihkannya tanpa terlewat barang sejengkalpun tapi sekarang.. dengan teganya singto membiarkan sepeda itu tergeletak menyatu dengan tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER THOUGHT - MY FEELING [END]
FanfictionRated : T, Indonesia, SingtoxKrist, Yaoi. Summary : Krist merupakan mahasiswa fakultas ekonomi di Kasetsart University (KU) angkatan ke 2 yang begitu mengagumi kakak seniornya, perlahan sikapnya berubah setelah tahu bahwa ketua hazer (senior) ters...