Part 6

3.6K 344 4
                                    

Singto Pov

Dia mendorongku, membentakku dengan sumpah serapahnya namun tak ada satu niatpun untuk membalas teriakan itu, semua ini memang salahku, aku ingin meminta maaf namun kata-kata itu terasa kelu dan sulit untuk diucapkan. Gadis yang selama ini telah mengisi hari-hariku terus mengamuk hingga memukuliku bertubi-tubi. Tak ada perlawanan sedikitpun, aku membiarkannya untuk melepaskan semua emosi didalam dirinya.

" SEHARUSNYA KAU PIKIR DUA KALI! KENAPA KAU MELAKUKAN SEMUA INI, SING! " aku minta maaf, aku minta maaf, aku minta maaf, berulang kali aku melantunkan kalimat itu didalam hati, dia menangis dikorior sepi ini, tak peduli jika nantinya penghuni asrama lain akan keluar dari dalam kamar, tampaknya emosi wanita dihadapanku ini tengah mengebu-ngebu.

" bukankah sudah kubilang kalau hubungan kita sudah berakhir " ucapku bersikap sedingin mungkin, berharap kalau dia akan mengerti dan melupakan hubungan yang selama ini telah kita bangun bersama.

" brengsek! KAU HARUS KEMBALI PADAKU! KENAPA SEKARANG KAU BERUBAH "

" ini terakhir kalinya aku berbicara padamu, aku... tidak ingin berhubungan denganmu lagi " lagi? Yah~ tak terhitung berapa kali aku memutuskan hubungan ini, namun dia tetap bertahan hingga pada akhirnya kami mengulang hubungan tersebut. Ada suatu alasan yang membuatku gampang untuk memutuskannya, dia..

" aku tidak menyukaimu lagi! "

PLAK

Satu tamparan ini pantas kudapatkan, aku tidak ingin menyakitinya lagi.. sudah berapa kali kudapati dia menangis karena sikap burukku, aku hanya ingin dia memiliki pasangan yang lebih baik, aku ingin dia melupakan semua hal tentangku.

" KAU TIDAK AKAN BISA MENEMUKAN WANITA SEPERTIKU " setelah itu dia pergi, rasa sakit itu mungkin akan berbekas nantinya. Dia menghilang dibalik evalator meninggalkan barang-barang pemberianku selama 2 tahun belakangan ini. Tak kusangka ternyata ada pasang mata yang memperhatikan kami dari tadi, dia hanya berdiri memantung tak bergerak sedikitpun dari tempatnya, ku coba untuk menyunggingkan senyuman setenang mungkin.

" Nong! Kenapa kau berdiri disana? "

Pria yang kupanggil Nong tampak gelagapan, ia mencoba mencari sesuatu untuk menetralkan rasa canggungnya, perlahan langkahnya mendekat! Aku tahu bahwa kejadian beberapa waktu lalu sangat mengejutkannya.

" errr.. Aku hanya ingin mengembalikan buku ini, phi " ucap krist memperlihatkan buku-buku yang dipinjamnya kemarin, akupun mengambil alih buku-buku tersebut kemudian mempersilahkannya untuk masuk.

" masuklah " dia hanya menurut, mengikuti langkahku dari belakang, aku tak begitu khawatir krist akan membocorkan masalah ini pada oranglain mengingat hubungan kami tak begitu baik sebelumnya.

" aku akan membuatkanmu sesuatu " ujarku setelah menyimpan buku bawaan krist dibawah ranjang, buku pelajaran itu memang jarang sekali kupakai seharusnya aku memberikan saja pada orang seperti krist yang masih membutuhkannya.

" tadi... " ucapannya terjeda,

Sepertinya dia ingin menanyakan pertengkaranku dengan P'Pin, mungkin lebih tepatnya dia yang mengamuk padaku tapi krist tampak tidak enak mengatakannya.

" dia mantan pacarku, aku memutuskannya kemarin dan dia tidak menerima hal itu " jelasku yang dihadiahi sebuah tatapan tak percaya darinya, aku hanya tersenyum dalam hati.. kenapa ekspresinya berlebihan sekali? Apa ucapanku ini terdengar seperti kebohongan? Atau dia berpikiran kalau aku memanglah pria yang tidak bisa menghargai perasaan wanita?

" heui, Aku bisa jelaskan semua ini.. " ujarku mencoba meyakinkan krist kalau yang dilihatnya tadi tidak pernah kualami sebelumnya, P'Pin bukanlah tipe wanita yang pemarah, dia terlampau sabar hingga tak pernah mau memperdulikan keputusan yang kuambil. P'Pin selalu memanjakanku bak seorang anak kecil dan tidak pernah menganggapku sebagai pria dewasa, dia sudah seperti mendiang Ibuku... hanya saja..

NEVER THOUGHT - MY FEELING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang