Part 12

3.3K 278 3
                                    

Tokyo, Jepang
6 Desember 2017

Singto Pov

Ini kedua kalinya aku pergi ke tokyo dan menginap di rumah keluarga neen. Sebenarnya pernikahan oaujun akan diadakan di osaka, hanya saja kami bertiga ingin mampir ke tokyo, sebuah kota dimana aku bisa menyalurkan bakat ini dan membuatku jauh cinta pada pandangan pertama. Dari celah jendela aku bisa merasakan sejuknya udara diluar, begitu menusuk karena malam ini salju turun dengan lebat.

" apa semua hasilnya bagus? " tanya newwie yang melihat diriku tengah sibuk memeriksa hasil potret selama diperjalanan tadi.

Aku tersenyum dalam diam tanpa membalas tatapan newwie " begitulah " jawabku dengan puas, semua photo itu akan menjadi tambahan kolesiku, menurutku keindahan photo-photo tersebut telah membuatku kecanduan.

" aku jamin osaka tidak kalah bagusnya dengan tokyo " ucapan new semakin membuatku bergairah untuk mencoba banyak spot disana hanya saja pikiranku melayang pada sebuah photo yang ku lihat dilayar laptop.

Photo masa lalu saat aku sekolah di KU ' Apa itu memang dirimu, kit '

" oaujun telah menyiapkan hotel untuk kita semua jadi besok kita berangkat pukul 13.00 untuk check in " aku terkejut dengan garis kerutan heran didahiku, bukankah kami baru sampai di tokyo? Aku bahkan belum sempat keluar rumah untuk menghirup udara segar.

" yang lainnya sudah berangkat dari kemarin sore, setelah pulang dari osaka kita langsung kembali ke tokyo " jelas newwie, sial! kenapa aku baru tahu jadwalnya sekarang? Tahu begitu aku tidak akan mengeluarkan semua isi tas ini dan menyimpannya didalam lemari.

" jangan membawa terlalu banyak barang karena kita hanya seminggu disana, sisanya simpan saja disini " isshh memangnya siapa yang membawa barang begitu banyak? Apa dia tidak sadar diri kalau barang bawaannya lebih banyak dari punyaku.

" sing, kau mendengarkanku kan?? "

" pergi sajalah! " usirku halus, melihat wajah newwie terlalu lama membuatku semakin jengah. Namun ia tak menurutiku begitu saja, mengaggap kalau ucapanku hanya angin lalu baginya, dia tetap berdiri dengan kedua tangan melipat didepan dada.

" iya new, aku mendengarkanmu. untuk sekarang jangan ganggu aku! "

Akhirnya newwie bisa mengerti juga, aku ingin istirahat untuk mempersiapkan hari esok dan aku tidak mau di ganggu oleh siapapun terutama oleh newwie.

Sebelum tubuhnya benar-benar menghilang dibalik pintu kamar, ia memutar kepala hingga bisa bertatapan denganku. " hey! Ada banyak wanita yang hadir "

" aku tidak tertarik " balasku singkat. Kenapa diotaknya hanya ada kata wanita? Apa neen tidak cukup untuknya?

" kau serius? "

Sebuah ide tiba-tiba melintas begitu saja, kutatap dia dengan lekat kemudian tersenyum lebar kearahnya.

" aku akan mengadukanmu pada neen "

" baiklah, aku pergi sekarang "

Bruk!

Cih! Kenapa tidak dari tadi saja ia pergi, aku tidak akan mungkin mengadukannya pada neen kalau kelakuan newwie masih berada digaris wajar. Dia terlalu penakut hingga aku bisa menjadikan neen sebagai senjata untuk mengancamnya.

NEVER THOUGHT - MY FEELING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang