Part 4

3.7K 349 9
                                    

Hanya sekedar pikiran negatif saja atau singto memang tengah menunggu krist didepan gedung asramanya. Beberapa hari kebelakang ini pria itu selalu mengganggu dirinya, perlakuan singto yang seperti itu membuatnya bergidik ngeri, apa orang itu memiliki maksud/tujuan buruk padanya! Memikirkannya saja sudah mengerikan, bagaimana kalau teman-teman hazer singto juga mengganggunya? Pupus sudah harapan krist menjadi ketua hazer.

Srrk~

Tatapan krist menyipit dari jarak jauh, ternyata pria yang berdiri didekat sepedanya memanglah singto. Tidak bisa dibiarkan! Ia tidak akan memberikan celah sedikitpun untuk singto mengganggu dirinya lagi.

Tinggal beberapa langkah lagi mereka akan saling berhadapan, singto sudah mempersiapkan dirinya untuk menyapa krist namun juniornya itu malah berjalan melewatinya tanpa menoleh sedikitpun.

" apa kau tidak akan membawa sepedamu, nong? " tanya singto menyadari kalau sepeda miliknya tak disentuh sedikitpun. Ia berlari untuk mengejar langkah cepat krist sembari membawa buku-buku pelajarannya.

" tenang saja! Kemarin-kemarin aku hanya bercanda " ujar singto berharap krist mau berubah pikiran untuk membawa sepedanya.

" sepertinya kau tidak menyukaiku "

Langkah krist berhenti begitu saja, ia menolehkan kepalanya kesamping dengan pandangan sengit yang tidak pernah lepas dari kedua matanya.

" kau benar! Aku sama sekali tak menyukai dirimu, kau tahu kenapa? "

" karena kau tidak pernah bisa menghargai seorang perempuan "

" ...aku membencimu karena kau tidak bisa menghargai perasaan oranglain "

Jleb!

Sungguh menyakitkan! Kenapa krist bisa mengucapkan hal kasar seperti itu, apa salahnya? Singto merasa belum pernah melakukan hal kejam pada pria itu.

Krist benar-benar meninggalkan singto dibelakangnya, tak berniat untuk mengucapkan hal yang lebih, menurutnya hal itu cukup menjelaskan pada singto kalau ia tidak mau berurusan dengannya.

Perasaan krist cukup lega setelah mengatakan semuanya, dengan begitu singto tidak akan mengikutinya lagi. Siapa suruh dia ikut campur disemua kesempatan yang ada.

" hey! "

Suara cempreng itu menyapa gendang telinganya bersamaan dengan sebuah gandengan tangan yang cukup erat ia dapatkan.

" kenapa kau disini? Tidak kuliah? " krist bertanya dengan nada tinggi membuat wanita disampingnya merenggut kesal. Padahal janeeyeh datang jauh-jauh dari BU untuk bertemu dengan krist tapi seperti inilah penyamputan yang ia terima.

" kau kenapa, phi? "

" maafkan aku, jane. Ada beberapa hal yang membuatku kesal " jawab krist beralasan. Janeeyeh langsung memahami situsi itu, disetiap krist kesal pria itu memang akan berprilaku buruk namun sikapnya akan kembali setelah ia melupakan kekesalan itu.

" karena hari ini aku tidak ada kelas, jadi... aku akan membuatmu happy " dengan gemas krist mengacak poni depan adik sepupunya itu membuat janeeyeh merenggut tak suka.

Kalau dilihat dari jauh, kedua insan itu tampak seperti pasangan kekasih, saling bercanda, berjalan beriringan dengan bergandengan tangan, ada tawa disetiap langkah mereka, siapapun akan mengira kalau janeeyeh dan krist memang memiliki hubungan. Seperti apa yang tengah dipikirkan singto sekarang! Semenjak gadis itu datang kearah krist, ia hanya terdiam mematung ditempat, memperhatikan keduanya melangkah lebih jauh.

NEVER THOUGHT - MY FEELING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang