Part 9

2.9K 304 17
                                    

Krist merayakan anniversary tiganya bersama praew di salah satu cafe yang memiliki sebuah rooftop dengan tema sky dinner, sangat romanis bagi pasangan yang tengah dimabuk cinta. Krist masih mengingat wajah bahagia praew yang terpantri disepanjang kencan mereka tadi malam, dia terlihat sangat cantik dengan gaun selutut berwarna hitam tanpa lengan, sungguh sederhana namun elegan.

Krist yakin hadiah yang dipilihnya bersama singto akan membuat praew senang karena gaun tersebut benar-benar selera dari gadis itu. Gaun berwarna abu dengan corak diamond adalah pilihan pertama singto ketika mereka sampai didalam butik, tak sia-sia ia meminta saran pria itu untuk menentukan pakaian yang bagus bagi kekasihnya.

Praew bilang, ia akan mengenakan gaun tersebut disebuah acara spesial, entahlah.. acara apa yang dia maksud namun krist bersyukur karena gadis itu sangat menyukai pemberiannya.


¤¤¤

Krist tidak pernah absen sedikitpun untuk menemani singto di perpustakaan. Sama halnya dengan tempo hari, krist menyelundup masuk ke ruangan anti suara itu dengan membawa makanan didalam tas kuliahnya, sampai saat ini tak ada satupun yang tahu tindakan kriminal (?) pria itu, krist berharap tidak akan ada satupun orang yang tahu.

" phi... Kau mau ini?! " krist menunjukan sepotong sandwich yang dibelinya dari kantin, kalau makanan siap saji mereka pasti akan ketahuan.

Singto menunjukan tatapan sengitnya " kit! aku sedang belajar " kalau mereka ketahuan, singto jugakan yang repot~ mungkin mereka akan diusir dari sana.

" aku tahu! tapi kau juga perlu makan! " ujar krist keukeuh.. tentu saja ia akan memaksa singto sampai dia mau memakan semua cemilan itu.

" setelah ini aku makan "

Krist tak menyerah sampai disana saja, wajahnya ia tekuk semenyedihkan mungkin, kalau sampai singto tidak makan krist tidak mau berbicara dengannya selama seharian penuh.

" ok, ok, aku makan sekarang " ucap singto pasrah, apa lagi selain kata iya-lah yang akan membuat krist tersenyum. Singto hanya bisa mengalah oleh pria itu saja, tidak untuk yang lain.

¤¤¤

Pakaiannya sudah rapih, krist sudah membersihkan diri dari 2 jam sebelumnya karena malam ini krist akan mengajak singto untuk makan malam. Bukan makan malam ala pasangan, hanya makan malam biasa namun ada sesuatu yang ingin ia bicarakan pada seniornya itu.

Beberapa bulan lagi pemilihan ketua hazer yang baru akan dimulai, ia kan meminta beberapa saran untuk mencalonkan diri menjadi anggota ospek atau bagusnya krist ingin menjadi ketua hazer seperti singto.

Namun kamar asrama singto begitu sepi saat ia mengunjunginya, apa mungkin pria itu pulang kerumah? Krist lupa tidak menghubungi singto dan meninggalkan ponselnya didalam kamar. Ck! Kalau begini ia harus kembali untuk mengambil gadget itu.


disaat krist menuruni tangga, tak sengaja ia berpasan dengan mahasiswa lain dan mendengar perbincangan kedua orang itu.

" kau yakin tidak salah mendengar beritanya? "

" bukankah sayang orang sepertinya pindah universitas setelah di tahun ke tiga? "

Krist tidak bermaksud menguping pemicaraan mereka, hanya saja ia sangat penasaran dengan apa yang tengah diperbincangkan.

NEVER THOUGHT - MY FEELING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang