Part 10

3K 289 16
                                    

" hey! Sing! "

" Wow... Tanpa mengikuti tes itupun kau sudah menerima beasiswa "

Hari ini singto memang membawa formulir pendaftaran mahasiswa baru beserta beberapa sertifikat prestasi yang selama ini ia dapatkan, tak disangka kalau para dekan memberikannya sebuah beasiswa tanpa mengikuti tes pemilihan mahasiswa meskipun begitu ia harus tetap mengisi daftar hadir peserta sebagai formalitas saja.

" semua barangnya sudah kau bawa? "

" eummm.. Mungkin ada beberapa barang yang belum ku ambil "

" semoga kau betah disini! "

Yah~ semoga ia betah! Singto pasti akan betah karena ini merupakan keinginan terbesarnya seletah lulus sekolah dulu tapi kenapa ada sesuatu hal yang membuat hatinya mengganjal.

Krist! Pria itulah penyebab keresahan hati singto.

¤¤¤


Hari ini krist melihat dengan nata kepalanya sendiri kalau kamar singto sudah tak berpenghuni lagi, pria itu pergi tanpa mengatakan apapun padanya! Sesakit inikah rasanya ditinggalkan oleh seseorang yang sangat berharga? Krist sungguh kecewa pada singto.

Seharusnya krist sadar kalau singto bukanlah siapa-siapanya? Apa yang ia harapkan dari senior itu? Jabatan? Kasih sayang? Cih! Bahkan krist tidak punya hak apapun atas dirinya?

tes~

Percuma saja ia terus melihat photonya seharian ini,

tes~

Percuma saja ia menangisinya sepanjang malam suntuk,

tes~

Percuma saja krist menganguminya kalau singto tidak pernah menganggapnya sebagai seorang yang spesial,

tes~

Keberadaannya selama ini tidak pernah ada artinya, bahkan hanya untuk berpamitan saja singto tidak melakukan hal itu,

Mungkin krist tidak pantas mendapatkan perlakuan kecil dari singto, krist hanya dianggap sebagai JUNIOR seperti mahasiswa yang lain.

lalu apa yang ia harapkan?????

BRAK!

PRAYYYY!!

Krist membantingkan pigura yang memajangkan photo singto didalamnya, ia benci! Krist membenci pria itu. Pecahan kaca yang tersebar diatas lantai tak mengganggu krist sedikitpun, biarkan saja seperti itu! Sekalipun krist lupa untuk membereskannya dan terluka karena tergores oleh benda tajam tersebut, krist tidak akan peduli lagi.

¤¤¤

Sudah sebulan ia menjadi mahasiswa BU, akhirnya singto bisa belajar di fakultas yang ia inginkan dari dulu. Rupanya mahasiswa komunikasi jauh lebih sibuk dari apa yang ia bayangkan. Namun singto selalu menyempatkan waktu untuk pulang, dari dulu ia tak pernah suka tinggal diasrama, menurutnya tinggal bersama praew jauh lebih baik dibandingkan harus hidup sendirian meskipun singto harus pulang pergi dari rumah ke kampus.

NEVER THOUGHT - MY FEELING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang