Part 7

3.5K 322 6
                                    

Pagi ini krist diserbu oleh berbagai macam pertanyaan dari kedua sahabatnya, apa mereka pikir krist seorang buronan yang telah lama diincar dan mereka berdua adalah tim investigasi? menyebalkan saja~

" kau berangkat bersamanya? " captain bertanya duluan.

" kenapa kalian semakin dekat saja? " kemudian disusul oleh nammon yang menempatkan diri disamping krist.

" apa terjadi sesuatu, hey katakan padaku! " kenapa kedua orang itu selalu ingin tahu urusannya?

" bukankah kau bilang tidak mau berdekatan dengannya?? " krist mengurut belakang lehernya dengan enggan.

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sungguh tidak berbobot untuk ia bahas sekarang, seharusnya mereka lebih mementingkan nilai tugas yang anjlok karena tidak bisa mencari jawaban yang tepat, untung saja nilai krist terselamatkan karena bantuan dari singto, yah~ dia harus berterima kasih pada pria itu.

" cepat jawab krist! " paksa nammon seraya mengganggu tangan krist yang tengah menyendokan makanan diatas piringnya.

" seperti yang kau lihat saja "

Keduanya saling memandang heran, mereka sama sekali tidak mengerti jawaban ambigu yang diberikan krist. Seolah mengerti kebingungan temannya ia pun rela untuk menceritakan semuanya sesingkat mungkin.

" aku memang berangkat dengan P'Sing dan semakin dekat dengannya " ia berkata selambat mungkin supaya otak nammon dan captain bisa mencerna ucapannya dengan mudah, krist terlalu malas membahas persoalan yang menurutnya tidak penting.

" P'Sing? "

" jangan bilang kalau kalian... "

" kau gay, ya? " serbu captain membuat diri krist ingin sekali mencekik lehernya. Memangnya krist mau tertular penyakit gila captain yang juga menyukai seorang pria seperti white? Sekalipun singto tampan dan sangat sempurna baginya, krist tidak mau sebodoh itu merelakan gadis sebaik praew demi bersamanya.

" dasar gila! Hilangkan pikiran kotormu itu "

¤¤¤

" KALAU KALIAN MASIH TETAP SEPERTI INI! BAGAIMANA KALIAN SEMUA BISA MAJU? " suara singto menggelegar diruangan tersebut, ada ribuan mahasiswa junior tingkat satu yang terduduk dengan kepala menduduk kebawah, mereka tak berani mengangkat bahkan melirik sedikitpun kearah anggota hazer yang berbaris diatas panggung.

" AKU BERI WAKTU 3 HARI UNTUK MEMBENAHI SEMUANYA! KALAU TETAP SEPERTI INI, KALIAN TAHU APA KONSEKUENSINYA,  KALIAN MENGERTI?! " singto kembali bersuara meninggalkan ketakutan disetiap mahasiswa yang ada,

" KAMI MENGERTI! " seru seluruh mahasiswa disana dengan kompak, barisan para anggota hazer itupun perlahan menghilang setelah melewati pintu aula disudut ruangan. Singto, selaku ketua hazer mengurungkan diri untuk pergi terlebih dahulu meninggalkan anggota lain untuk mengurus mahasiswa yang tengah menjalani ospek ditahun pertama.

" PHI! " teriakan krist menggema disepanjang lorong dikoridor 2, untunglah tak ada satupun orang yang terganggu kecuali pria yang merasa kalau namanya disebut.

" aww, kit! Ada apa? " singto mendekati pria berlesung pipi itu, tak biasanya krist datang dengan menyapa terlebih dahulu, akhir-akhir ini pria yang dulunya sangat cuek berubah menjadi lebih ramah dan sopan.

Singto memasang aba-abanya untuk kembali menggoda krist " apa sedari tadi kau memperhatikanku? " alhasil sebuah penolakan keraslah yang ia dapatkan.

" hah? TIDAK! Aku sedang memperhatikan P'Apple " ucap krist beralasan dengan membawa-bawa nama wanita pujaannya.

" oohh.. Kalau begitu aku akan mengantarkanmu padanya! " ucap si ketua hazer mengikuti arah permainan krist.

NEVER THOUGHT - MY FEELING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang