4》Usaha Membunuh Rasulullah

1K 86 4
                                    

Bara api perang badar sudah mulai mendingin. kaum muslimin akhirnya mendapatkan kemenangan yang besar.

Namun bara itu tetap menyala di dada orang-orang Quraisy. salah satunya Umair bin Wahab al-jumahi dan Shafwan bin Umayyah yang saat itu sedang duduk di kakbah. Tampak debu-debu kelelahan menghiasi wajah mereka.

"Demi Allah, tidak ada lagi kebaikan hidup setelah terbunuhnya para orang tua dan pemimpin kita dari kalangan Quraisy," kata Shafwan bin Umayyah dengan penuh penyesalan.

"Benar sekali," Umar bin Wahab sependapat dengan Shafwan.

"Demi Allah, wahai Shafwan, seandainya bukan karena hutang yang belum aku bayar dan keluarga yang aku khawatir akan terlantar sepeninggalku nanti, tentulah aku akan datang ke tempat Muhammad untuk membunuhnya," kata Umair dengan geram.

Shafwan tersenyum. dia punya harapan untuk menuntaskan dendamnya yang masih di berkobar dalam dirinya.

"Tenang Umair. Aku akan membayar lunas seluruh hutangmu dan aku akan menanggung seluruh keperluan keluargamu."

"Baik. rahasiakanlah pembicaraan kita ini," Ujar Shafwan dengan gembira.

Umair kembali ke rumah dan segera mengasah pedangnya lalu mencelupkannya kedalam racun. Kemudian ia mengambil kudanya dan segera memacunya menuju madinah.

Sesampainya di Madinah, dia segera mengikat kudanya di depan pintu masjid. ketika melihatnya, Umar bin Khaththab langsung melaporkannya kepada Rasulullah Saw, "Wahai Rasulullah, musuh Allah Umar bin Wahab, datang sambil menenteng pedang."

"Bawa ia ke hadapanku," Jawab Rasulullah Saw. dengan tetap tenang.

Umar mengambil pedangnya yang dibawa oleh Umair kemudian membawa preman Quraisy itu kepada Rasulullah Saw. Kepada orang-orang Anshar yang ada pada saat itu, Umar berkata, "Duduklah kalian di sekitar Rasulullah dan waspadailah orang jahat ini. kita tidak merasa aman dari gerak geriknya."

Umar terus mengawal Umair, takut ia melakukan sesuatu yang tidak diinginkan.

"Biarkanlah dia, Umar," kata Rasulullah.

Kemudian, beliau memandang Umair: "Umair mendekatlah kesini."

"Selamat Pagi, Muhammad." itu adalah ucapan salam ketika jahiliyah.

Nabi Muhammad Saw. menjawab, "sungguh Allah telah memuliakan kami dengan ucapan selamat yang lebih baik dari apa yang engkau sampaikan, Umair. yaitu, ucapan Ãssalamu'àĺaikúm. ucapan keselamatan penduduk surga."

"Apa yang membawamu datang kesini, hai Umar,"  tanya Rasul sejurus kemudian.

"Aku ingin membebaskan salah seorang tawanan yang ada pada kalian. Berbuat baiklah padanya," jawab Umair.

"Kalau begitu, mengapa harus membawa pedang?"  tanya Rasul penuh selidik.

"Sungguh pedang yang buruk. Apa yang bisa aku dapatkan dari pedang ini?" jawab Umair ketus.

"Jawablah dengan benar, Umair. Apa sebenarnya yang membawamu kesini,"  tanya Rasul dengan senyum hangatnya.

"Aku tidak datang, kecuali untuk urusan tawanan ini."

"Tidak. kamu tidak kesini untuk membebaskan tawanan," kata Rasulullah.

"Dulu kamu dan Shafwan pernah duduk di sebuah batu besar. kalian berdua bercerita tentang para pemuka Quraisy yang tewas saat perang badar. kemudian kamu berkata kepada Shafwan. seandainya bukan karena hutang dan tanggungan keluarga tentulah aku akan keluar untuk membunuh Muhammad. Maka Shafwan pun bersedia membayar hutangmu dan menanggung keperluan keluargamu, dengan syarat kamu akan membunuhku untuknya. Allah yang akan menghalangimu melakukan hal itu."

Umair terperanjat mendengarkan penjelasan Rasulullah Saw, "Aku bersaksi sungguh Anda adalah utusan Allah. Dulu kami mendustakanmu tentang informasi-informasi dari langit yang ada bawa, dan Wahyu-wahyu yang turun kepadamu," kata Umair dengan jujur.

"Sungguh tidak ada yang mengetahui perkara ini selain aku dan Shafwan. Demi Allah, aku tahu tidak ada yang memberi tahu informasi ini kepadamu melainka Allah. segala puji bagi Allah yang telah memberi aku petunjuk kepada islam dan membawaku ke jalan ini."

saat itu juga, Umair masuk Islam.

Rasulullah tersenyum, sambil memandang kepada para sahabat, beliau berkata, "Ajarilah saudara kalian tentang agama ini, ajari ia Al~Qur'an dan bebaskan tawanannya."

♡♡♡

Kisah Kehidupan Rasulullah MuhammadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang