Pagi yang sangat cerah. Matahari tidak malu untuk menunjukkan dirinya. Adelle memasuki kelasnya dengan senyum yang terus mengembang, sampai orang lain heran melihatnya.
"Tumben senyum biasanya teriak-teriak."
"Obat lo habis ya?"
"Kerasukan apa lo?"
"Wah karma buruk nih Adelle senyum begini."
Ya begitulah ucapan mereka ketika melihat Adelle tersenyum."Hai..." sapa Adelle untuk sahabatnya yang sudah duduk manis di kelasnya. Tapi anehnya tidak ada yang menjawab sapaan Adelle, jangankan menjawab, melirik saja tidak ada.
"Ada apa sih?" Tanyanya heran.
"Elo nemuin Sonia sendirian kemarin?" Tanya Liana kesal.
"Gue harus nemuin dia. Gak terima gue kalau dia di diemin aja." Jawab Adelle santai.
"Kenapa elo gak ajak kita?" Tanya Binar.
"Ya kan gue pi--"
"Kan kita bertiga juga mau ikut!" Seru Binar, Liana, dan Citra bersamaan.
Adelle tertawa mendengar seruan mereka. "Siap bos." Ucap Adelle pada teman - temannya.
*****
"SMA Kebangsaan ngajak tanding basket Jo." Ucap Gerry sambil menghembuskan asap rokoknya. Anggota geng Pelita sedang berkumpul dimarkas, tidak ada pembahasan penting sebenarnya.
"Siapa takut." Balas Jonathan tanpa ragu.
"Widih, cewek Kebangsaan cakep - cakep, bro." Sahut Niko senang lalu langsung diberi jitakan oleh teman disekitarnya.
"Cewek lo untuk gue kalau gitu." Kata Ari menggoda Niko.
"Sembarangan." Balas Niko sambil mengusap - usap kepalanya.
"Kapan putus, Nik?" Tanya Kelvin sambil tersenyum - senyum.
"Sinting pertanyaan lo!" Jawab Niko.
"Binar jadian sama gue, elo gue jadiin ketua, gimana Nik?" Tanya Jonathan sambil bernegosiasi yang tidak masuk akal.
"Sakit jiwa lo." Jawab Niko mulai kesal.
Teman - temannya yang lain tertawa melihat Niko dinistakan. Pasalnya, dari banyak orang di tempat itu, hanya Niko yang benar - benar setia. Selain itu, Binar juga bisa dikatakan memiliki wajah yang manis.
"Temennya Binar yang jomblo siapa Nik?" Tanya Gerry lalu menghisap rokoknya.
"Liana sama Adelle. Cantik tuh mereka." Jawab Niko santai.
"Adelle itu yang waktu itu datengin kita malem - malem di rofftop ya kan?" Tanya Gerry lagi. Dibalas anggukan oleh Niko.
"Cantik sih, tapi gengsi gue deketin dia." Kata Niko lalu mematikan rokoknya.
"Kenapa?"
"Dih, standar dia biasa aja. Tapi pembawaan dia tuh seakan punya standar yang tinggi banget. Gokil dah." Jelas Niko meyakinkan teman - temannya.
Jonathan yang menyimak pembicaraan teman - temannya merasa tertarik dengan kepribadian Adelle. Seperti apa sebenarnya?.
"Jo.." seru suara dari luar ruangan.
Jonathan berdecak kesal mendengarnya.
"Anak manja." Katanya pelan."Buka gak nih pintunya?" Tanya Kelvin.
"Usir." Jawab Jonathan singkat.
Kelvin berdiri dan keluar menemui Rebecca. Sedikit terdengar perdebatan dari keduanya.
"Niko.. cewek lo berantem di kantin!" Teriak Rebecca dari luar.
Niko langsung berdiri dan berlari keluar menuju kantin, lalu diikuti oleh yang lainnya.
*****
"ELO ITU PHO!" teriak Liana keras.
"HEH! SADAR DONG, GUE LEBIH PANTAS UNTUK BENO!" balas Sonia tidak kalah keras.
Liana tidak tahan lagi dengan kelakuan Sonia. Ia menggebrak meja kantin dan mendorong Sonia kuat.
"Eh.. udah - udah." Kata Binar ketika melihat Liana akan menampar Sonia.
"Kenapa? Takut? Ayo sini. Mana yang kemarin katanya berani sama gue? MANA!." Seru Sonia keras.
Adelle sedari tadi menahan dirinya untuk tidak ikut campur. Bukannya ia takut, ia hanya tidak mau melihat Citra tambah dipermalukan lagi. Makanya dari tadi Adelle hanya duduk tenang sambil makan baksonya.
"Duduk Li,Bi." Ucap Adelle tenang sambil menarik tangan Liana untuk duduk kembali.
"Diemin aja. Nanti juga capek sendiri." Kata Adelle pada teman - temannya.
Bukannya mereka menjauh, tapi mereka malah tetap berdiri di samping meja Adelle dan teman - temannya. Dan anehnya lagi, kerumunan yang mengelilingi mereka makin lebih banyak.
"Kenapa pada berdiri disini?!" Seru Adelle melihat kerumunan yang membuatnya sesak.
Kerumunan itu tadi perlahan - lahan mulai bubar dan kembali ke posisinya semula. Emosi Adelle semakin menjadi, ketika mendengar tertawa dengan suara mengejek dari Sonia.
"Wow. Ada apa ini?" Tanya Rebecca yabg baru saja tiba di kantin.
"Lo ketinggalan banyak cerita." Jawab Sonia sambil tertawa.
"Kalian bisa minggir? Atau kalian bisa duduk? Kalian berdiri disini, menghalangi pandangan gue." Akhirnya Adelle angkat bicara.
Teman - temannya mewanti - wanti jika Adelle akan meledak nantinya.
"Gak mau." Jawab Sonia.
"Gak usah mancing emosi, Son. Gue gak akan pernah takut sama elo." Balas Adelle dengan nada bicara masih tenang.
"Gue gak peduli." Jawab Sonia santai sambil melihat kukunya yang berwarna - warni.
Adelle mengepalkan jarinya. Sungguh ia benar - benar emosi melihat Sonia dan Rebecca yang tersenyum merendahkan.
"MINGGIR GUE BILANG! MINGGIR!" teriakan Adelle menghentikan langkah anggota Pelita yang baru saja masuk ke kantin.
Sonia maju selangkah mendekati Adelle laku menamparnya begitu saja. Meninggalkan bekas merah di pipi Adelle. Terdengar pekikkan keras dari yang lainnya.
"Kami mau duduk." Kata Jonathan dengan tatapan tajamnya ke Sonia dan Rebecca.
Ajaib! Sonia dan Rebecca bersama teman - temannya langsung menyingkir ketika mendengar suara Jonathan.
Adelle tidak tinggal diam begitu saja melihat Sonia pergi. Ia menyekal pergelangan Sonia dan menampar pipi Sonia lebih keras."Gue udah pernah bilang ke elo. Gue gak akan takut." Ucap Adelle pelan lalu keluar dari kantin, sedangkan Sonia masih shock dengan apa yang dirasakannya.
"Tolong cari es, Vin." Kata Jonathan lalu pergi mengejar Adelle.

KAMU SEDANG MEMBACA
JONATHAN!!!
Teen FictionSetiap persahabatan antara cewek dan cowok pasti akan menyimpan rahasia hati. Adelle Anastasia beruntung mempunyai dua sahabat pria yang selalu berusaha selalu ada untuknya. Bagaimana jika akhirnya Adelle bertemu seniornya, Jonathan Marcelino Atmaja...