Adelle berjalan menuju parkiran motor. Ketika ia ingin memakai helm, tangannya ditahan oleh seseorang.
"Apasih, Nik." Ucap Adelle ketika tahu kalau Niko lah yang menahan tangannya.
"Besok sore kosong gak?" Tanya Niko.
"Mau apa lo?" Adelle kembali bertanya.
"Besok tim basket tanding sama anak Kebangsaan. Nonton dong." Kata Niko sambil menaik turunkan alisnya.
"Ogah. Minggir." Balas Adelle lalu memakai helmnya dan menyelakan motor merahnya.
Niko langsung menyabut kunci motor Adelle dan memasukkannya kedalam saku. "Jahat banget lo gak mau nonton." Kata Niko dengan wajah melasnya.
"Gue mau pulang, Niko.." ucap Adelle memohon.
"Jawab dulu makanya." Balas Niko.
"Sini ah kunci motor gue. Bunda udah nungguin gue nih. Buruan..."
"Tante Ria udah pulang? Kok nyokap gak bilang apa - apa ya?"
"Ngapain bilang ke elo. Ngerepotin!." Jawab Adelle lalu merogoh kunci motornya di saku depan Niko. Awalnya banyak yang iri melihat kedekatan Niko dan Adelle. Kedekatan mereka terjalin karena kedua orang tuanya yang saling bersahabat dan sekarang diteruskan oleh anak - anaknya.
"Bye!" Kata Adelle sebelum mengendarai motor merahnya.
"Hati - Hati." Teriak Niko keras dan dibalas suara klakson oleh Adelle.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang mengamati kedekatan keduanya.
"Mereka emang begitu, santai aja bro." Ucap Kelvin santai sambil menunggu respon dari Jonathan.
"Basi lo." Ucap Jonathan.
*****
Adelle membuka pintu rumah dengan senang. Hari ini kedua orang tuanya resmi akan tinggal satu atap bersamanya.
"Welcome home!!" Teriak Adelle ketika melihat kedua orang tuanya duduk di taman belakang.
"Adelle.." panggil bunda senang. Adelle berlari menuju kedua orang tuanya dan memeluknya bersamaan.
"Apa kabar jagoan ayah?" Tanya ayah.
"Princess." Ralat Adelle.
"Princess? Gak cocok." Jawaban ayah santai lalu mengacak rambut Adelle.
Adelle mengubah raut wajahnya menjadi kesal. "Sudah besar masih ngambek." Kata ayah lagi.
"Ayah.." seru Adelle sambil merapihkan rambutnya.
"Sudah makan?" Tanya bunda sambil membantu merapihkan rambut anaknya.
Adelle menganggukkan kepalanya, "Adelle ke kamar dulu ya, mau tidur." Kata Adelle.
Adelle berjalan menaiki tangga yang menuju ke kamarnya. Ketika ia ingin masuk kamar, suara Karla menghentikan langkahnya.
"Adelle.."
"Gue paham apa yang harus gue lakuin." Potong Adelle lalu masuk ke kamarnya.
*****
Seperti biasa, saat Adelle merasa suntuk ia akan pergi ke cafe langganannya.
"Hei. Tumben kemarin gak kesini." Ucap Anjar lalu duduk dihadapan Adelle."Elo siapa sih? Rumah lo deket sini? Atau lo kerja disini?" Tanya Adelle kesal. Pasalnya setiap ia kesini pasti Anjar juga disini.
Anjar tersenyum mendengar pertanyaan Adelle, "Kartu nama gue." Jawabnya sambil menyerahkan kartu namanya, lagi.
"Kan kemarin udah." Sentak Adelle tapi tangannya tetap mengambil kartu nama Anjar.
Raut wajah kesalnya berubah menjadi raut terkejut. "Tunggu, gue gak salah baca kan?" Tanyanya.
Anjar menaikkan kedua bahunya sambil tersenyum.
"Gak mungkin banget elo yang punya cafe ini. Secara.." kata Adelle terhenti lalu melirik penampilan Anjar dari bawah ke atas kembali lagi ke bawah. Anjar hanya memakai celana pendek, kaos biasa, dan sendal jepit.
"Gak mungkin lah ya." Lanjutnya percaya diri.
"Why?" Tanya Anjar.
"Gak mungkin, bro. Gak mungkin banget." Jawab Adelle.
"Rosi. Bawakan minuman saya." Seru Anjar menyuruh salah satu pelayan yang berdiri di dekat mereka.
Adelle menutup mulutnya tidak percaya. "Lo serius?" Tanya Adelle memastikan.
"See." Jawab Anjar tersenyum melihat raut wajah Adelle.
"Gue pulang." Kata Adelle lalu cepat - cepat melangkah keluar dari cafe itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JONATHAN!!!
Teen FictionSetiap persahabatan antara cewek dan cowok pasti akan menyimpan rahasia hati. Adelle Anastasia beruntung mempunyai dua sahabat pria yang selalu berusaha selalu ada untuknya. Bagaimana jika akhirnya Adelle bertemu seniornya, Jonathan Marcelino Atmaja...