22

221 10 0
                                    

Anjar is now your friend.

Adelle : lo siapa sih?
Anjar : selamat malam, Del :)
Adelle : lo siapa sih?
Anjar : selamat malam juga, gitu Del :(
Adelle : -_-
Anjar : masa udah lupa sih
Adelle : gimana ceritanya lo bisa kenal gue?
Anjar : males ngetik nih, ketemu yuk
Adelle : as your wish.
Anjar : sadis haha

"Anjar? Gue kayaknya gak punya temen namanya Anjar deh." Ucap Adelle sambil mengingat - ingat.

Tok tok tok..
"Masuk.." teriak Adelle.

Karla memasukkan kepalanya dahulu untuk melihat respon Adelle.

Adelle hanya menatap sekilas, "ada perlu apa?" Tanyanya.

"Gue boleh masuk gak?" Tanya Karla tetap pada posisi awalnya.

"Gue bilang apa pas elo ketuk pintu kamar?" Tanya Adelle malas.

Karla tersenyum lalu masuk ke dalam kamar Adelle dan duduk disamping adiknya.

"Derry mau ketemu elo." Kata Karla tiba - tiba.

Adelle menatap Karla malas, "ngapain sih? Dia mau apa?" Serbu Adelle.

"Dia cuma bilang itu aja." Jawab Karla pelan.

"Kak, elo itu jangan lemah. Keras dikit kek ke Derry. Orang gak jelas kayak gitu masih aja di pacarin. Dapet apa lo dari dia? Hah?" Serbu Adelle lagi. Moodnya mendadak anjlok ketika mendengar nama yang sangat ingin dihindari.

"Sekali aja, Del. Please." Jawab Karla sambil memohon.

"Kalo dia mau nemuin gue, ya dia yang kerumah. Jangan gue yang nyari dia. Dia pikir dia siapa? Gak punya waktu gue." Balas Adelle emosi.

"Dia selalu nanyain elo, Del. Gue udah bilang, kalo elo itu sibuk. Tapi dia gak percaya."

"Kenapa sih gak lo putusin aja? Dari awal elo pacaran, gue udah bilang kalo Derry itu gak baik untuk elo. Tetep aja, elo gak dengerin gue."

"......"

"Sekali ini aja, elo dengerin gue. Dia gak baik itu elo, kak."

Karla menghembuskan nafasnya perlahan, lalu tersenyum pada adiknya, "gak papa kalo elo gak mau, gue akan bilang ke Derry. Gue balik kamar dulu ya, sorry ganggu." Ucap Karla lalu bangkit berdiri dan berjalan keluar.

"Ini lah yang bikin gue gak suka sama elo. Terserah." Sahut Adelle ketika Karla hendak menggapai gagang pintu.

Karla hanya bisa menunduk ketika mendengar Adelle.

*****

Adelle mengendarai motor merahnya dengan kecepatan yang sedang. Entah mengapa, moodnya pagi ini sedikit berantakan. Rasanya ingin terus mengeluh sepanjang hari.

Pandangan Adelle tertuju pada mobil yang berhenti dipinggir jalan dan seseorang yang memaki seragam persisi seperti dirinya.

"Sonia?" Teriak Adelle ketika motornya berhenti di depan mobil tersebut.

Sonia mengangkat pandangannya, "ngapain lo?" Tanya Sonia sambil berkacak pinggang.

"Ban mobil lo bocor? Bareng gua aja yuk." Ajak Adelle dengan tulus. Bagaimanapun ceritanya, sesama manusia harus saling membantu kan?

"Berhenti untuk bersikap sok baik dan peduli." Jawab Sonia.

Jawaban Sonia sedikit menyentil hati Adelle. "Kalo elo gak mau, tinggal bilang gak mau. Bisa kan? Gue duluan." Balas Adelle lalu tancap gas.

Niat awalnya menguap begitu saja. Menyesal sudah memberi tumpangan pada Sonia.

"Pagi, Del." Sapa Gerry ketika Adelle baru saja memakirkan motornya.

"Halo, pagi juga." Balas Adelle sambil tersenyum. Setelah melepas helmnya, seperti biasa, bercermin sebentar lalu baru berjalan menuju kelasnya.

"Rumah lo daerah mana, Del?" Tanya Gerry ketika mereka jalan berdampingan menuju gedung sekolah.

"Hmm... Mau apa lo?" Tanya Adelle sambil tersenyum.

"Tanya aja gue." Jawab Gerry sambil menggaruk kepalanya yang entah gatal atau tidak.

"Jauh pokoknya." Balas Adelle.

Adelle dan Gerry berjalan santai, tetapi dari belakang Rebecca menyenggol pundak Adelle, sehingga ia sedikit terhuyung ke depan, untung ada Gerry yang menahan lengan Adelle.

"Ups." Kata Rebecca dengan senyum meremehkan lalu kembali berjalan kembali.

Adelle menghembuskan nafasnya kasar. "Thanks kak." Kata Adelle pelan.

"Lo gak papa?" Tanya Gerry tak habis pikir dengan kelakuan Rebecca.

Adelle menganggukkan kepalanya, "gue duluan ya. Bye kak." Sahut Adelle lalu berjalan cepat menuju kelasnya.

"Sakit jiwa si Rebbeca." Kata Gerry sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.

"Cewek lo semakin lama semakin gak sopan, Jo." Adu Gerry saat ia bergambung dengan teman - temannya.

"Ngaco omongan lo." Balas Jonathan tidak terima. Pasalnya, ia memang tidak mempunyai pacar.

Gerry menceritakan kejadian tadi pagi. Mendapat gelengan kepala dari beberapa temannya.

"Gila." Sahut Niko geram.

"Gak minta maaf lagi." Timpal Ari yang juga tersulut emosi.

"Gak usah deketin Rebecca lagi, Jo. Sumpan beneran ini." Ucap Kelvin kesal.

"Iya - iya." Jawab Jontahan patuh.

JONATHAN!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang