17

242 10 0
                                    

"Gue Jonathan. Elo gak kenal gue sebelumnya. Dan gue gak kenal Dirga." Jawab Jonathan.

Adelle membuang nafasnya kasar, "Iya, elo bukan Dirga. Bodoh ya gue." Balas Adelle sambil tersenyum.

Adelle menghapus air matanya sebentar lalu bangkit berdiri menghadap Jonathan.
"Kenalin, gue Adelle Anastasia." Ucap Adelle sambil mengulurkan tangan kanannya. Jonathan menatap bingung ke arah Adelle.

"Kita belum kenalan sebelumnya kan? Sekarang waktunya." Lanjut Adelle.
Jonathan menyambut uluran tangan Adelle, "Jonathan Marcelino Atmaja. Kakak kelas elo. Jadi, elo harus bersikap sopan dengan memanggil gue 'kak'." Kata Jonathan.

Adelle tertawa mendengar perkataan Jonathan, "Kak Jo?" Panggil Adelle sambil melepaskan jabatan tangannya, lalu Jonathan mengangguk.

"Thank's." Ucap Adelle benar - benar tulus.

"Untuk apa?" Tanya Jonathan.

"Tadi.."

"Sebelum kenalan ini kita sama - sama gak kenal kan?" Potong Jonathan.

Adelle tersenyum ke arah Jonathan.

*****

Adelle kembali ke kelasnya dan bertemu dengan teman - temannya. Citra langsung memeluk Adelle erat. Adelle menepuk - nepuk pelan pundak Citra.
"Gue minta maaf, Del." Katanya.

"Elo gak salah, Citra. Udah ah jangan nangis."


" Kalau bukan karena gue, elo pasti gak bakal kayak gini, Del."

"Yang tadi udah selesai. Udah - udah." Kata Adelle masih terus mengelus pundak Citra. Binar dan Liana tersenyum haru melihat keduanya berpelukan. Adelle memiliki hati yang lapang dan setia.

Binar bangkit berdiri lalu ikut memeluk Adelle, Liana juga mengikuti langkah Binar.
"Oh My God." Ucap Adelle senang.

*****

"Kak Jo ngasih elo air dingin?" Tanya Liana tidak percaya. Adelle menganggukkan kepalanya.

"Gak mungkin." Ucap Liana masih tidak percaya.

"Kok jadi elo yang gak percaya, Li?" Tanya Binar heran.

"Karena gue suka sama kak Jo..." Jawab Liana. Ketiga sahabatnya tertawa mendengarnya.

"Kalah langkah lo." Sahut Citra semakin memojokkan Liana.

"Nyebelin." Balas Liana kesal.

"Tapi.. gue ikhlas serahin kak Jo untuk elo, Adelle Anastasia." Lanjut Liana dengan senyuman.

"Kayak apa aja. Dia cuma ngasih gue botol dingin." Timpal Adelle menyanggah Liana.

"Sekarang sih baru itu, tapi besok? Siapa yang tahu." Kata Liana membuat Adelle sedikit salting.

"Guys, temenin gue ke kelas Beno yuk." Ajak Citra sambil melihat satu persatu sohibnya.

"Elo mau apa?" Tanya Adelle.

"Putusin dia secara langsung." Jawab Citra tanpa ragu.

Adelle, Liana, dan Binar saling bertatapan lalu bertepuk tangan dan bersorak - sorak.
"Nah gitu dong." Kata Liana sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.

Mereka ber empat berjalan menysuri koridor sambil mengobrol. Mereka tampak senang, seolah tidak terjadi apa - apa hari ini. Ada juga yang menyapa dan menanyakan keadaan Adelle.

Kelas XII IPA menjadi hening ketika ke empat wanita itu memasuki kelas. Citra memimpin langkah mereka. Berbeda dengan Binar yang melambaikan tangannya ke Niko.
"Fokus." Bisik Adelle ke Binar.
Binar lalu merubah raut wajahnya.

"Minta maaf ke gue." Kata Citra dengan nada dingin ke Beno.

"Gak akan." Jawab Beno menentang.

Seisi kelas menyoraki Beno keras dan ada juga yang memberi arti 'lemah' ke Beno dengan mengarahkan ibu jarinya ke arah bawah. 👎🏻👎🏻👎🏻

"Banci lo, Ben." Sahut Kelvin keras dan terdengar sorakan lagi.

"Sialan." Umpat Beno marah.

Citra menarik ujung bibirnya sinis, "Kita putus. Silahkan bersama Sonia. Banyak yang berdoa untuk kalian segera putus. Semoga gue yang akan pertama kali mendengar berita itu." Katanya lalu berjalan keluar kelas.

Ketika Citra keluar, suara tepuk tangan terdengar sangat meriah. Adelle, Binar, dan Liana senang mendapat respon yang baik dari kakak kelasnya. Lalu mereka pamit untuk keluar kelas.

"Diabetes lihat senyum mereka." Ucap Gerry lalu mendapat pukulan dari teman - temannya.

Tanpa disadari, Jonathan tersenyum melihat kelakuan adik kelasnya.

"Kenapa lo? Suka?" Tanya Kelvin menggoda Jonathan.

Jonathan langsung merubah raut wajahnya, "Menarik." Jawabnya.

Kelvin tersenyum senang mendengar jawaban Jonathan.

JONATHAN!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang