XXV

2.5K 288 185
                                    

What the fuck guys I got 90 votes and 50 comments 😍😍😍😍 OMG!! THANK YOU💖💖💖

100 VOTES 70 COMMENT WILL BE BACK!! BODO AMAT SOALNYA GUE BAKALAN SIBUK MULAI MINGGU BESOK SOALNYA GUE MAU PKL...😅😅😅

HARRY POV

Aku memasukan ponselku kembali kedalam jeansku dan menatap Jeff yang memandangiku disebrang meja “sekarang kau jadi pria yang mengabari apapun yang kau lakukan?” tanya Jeff sambil menyeruput minumannya.

Kami baru saja menyelesaikan meeting bersama beberawa crew production, band dan juga management. Dan sekarang Jeff membawaku kesalah satu bar hanya untuk menenangkan pikiranku.

“aku hanya menanyai apakah dia sudah mendapatkan hadiah dariku” kataku pada Jeff lalu meminum beerku.

“dan dia membalasnya?” tanya Jeff.

Aku meraih kembali ponselku dan membuka kuncinya—aku tak mendapatkan balasan apapun meskipun dari layar IMessage yang aku kirim Light sudah membacanya.

Jeff mengangguk “bagaimana dengan Lily?” tanyanya mengubah bahan obrolan.

“aku tak ingin membicarakannya” balasku.

“wow..kau sudah perlahan melupakannya?” dan aku melirik Jeff sebentar lalu memutar mata “lalu kenapa, bukankah kalian saling jatuh cinta?” kata Jeff lagi lalu tertawa diakhir kalimat.

“aku hanya ingin fokus pada tour dan juga kehamilan Light”

“kau bahkan mengatakan yang sebaliknya dulu ketika belum tahu bahwa Light hamil”

“apa yang aku katakan?” tanyaku.

“well kau akan menemukan apapun jalannya untuk menceraikan Light dan menikah dengan Lily” Jeff kembali tertawa dan aku tenggelam dalam pikiranku—apakah aku pernah mengatakan itu?

8 weeks later...

Aku baru saja pulang setelah menyelesaikan tour UK dan eropa tanpa membawa Light maupun Lily.

Aku datang jauh-jauh dari London menuju New York hanya untuk bisa menemani Light menemui dokter kandungannya, hari ini kami akan mengetahui gender dari bayi kami.

Dan sejauh ini itulah kabar baik dari penerbanganku dari London, tapi aku memiliki kabar buruk. Hubunganku bersama Lily memburuk, sungguh diujung segalanya.

Aku benar-benar tak bisa lagi merasakan apa yang aku rasakan terhadap Lily, yang aku tahu adalah setiap dia menelepon adalah aku yang ingin segera menyudahinya dan tak pernah ada hasrat untuk membalas pesannya lagi.

Aku benar-benar ingin fokus dengan bayiku. Bayiku bersama Light.

Aku membuka pintu apartement dan menghidupkan lampunya—tak ada siapapun disini, perbedaan waktu antara London dan New York sungguh membuat tubuhku remuk.

Aku membuka pintu kamar mandi dan tak melihat Light didalam, kemana dia? Padahal ini baru saja pukul 8 malam?

Aku melangkah, membelah lorong untuk menuju kamar Light, aku mengetuk pintunya dan tak mendapatkan balas apapun, aku membuka pintunya perlahan dan mataku membulat ketika tak melihat Light didalam, padahal Chris bilang Light tak keluar dari apartementnya.

Ya selama aku pergi selama 8 minggu untuk tour. aku menyuruh Chris untuk memantau Light 24 jam.

Dan menyediakannya ruangan diujung lantai apartement dimana aku dan Light tinggal untuk bisa memantau kemana saja istriku itu pergi dan beraktivitas, dan juga aku sangat takut apabila terjadi sesuatu padanya.

Kakiku melangkah menuju kamarku dan membukanya tanpa mengetuk pintu dan ketika tubuhku sudah masuk, tasku jatuh kelantai dan mulutku membuka dan mataku membulat.

--Aku melihat Light tertidur diatas ranjangnku dibalut dengan sweater abu-abu yang aku yakini milikku dengan damai. Dan itu membuat senyumanku mengembang sempurna.

Light berada diatas ranjangku dan memakai pakaianku adalah pemandangan yang tak pernah aku bayangkan.

Aku menghampiri tubuh Light yang terbaring lalu duduk disisi ranjang dan tanganku terjulur untuk menyentuh kening Light, dan ia menggeliat.

Aku menahan senyumanku dan melirik selimut yang dipakai Light terumpul dikakinya dan menampilkan kaos kaki pink milikku yang terpakai sempurna dikaki kecil Light, dan damn Light tak mengenakan short dibalik sweater milikku.

Sebelum bergabung bersama Light diatas tempat tidur aku memutuskan untuk membersihkan diriku dan mengganti pakaianku hanya dengan sebuah boxer dan juga sepasang kaos kaki hitam milikku, aku naik keatas tempat tidur lalu duduk disamping tubuh terlelap Light.

Mataku bersinar bahagia kala melihat perut Light yang semakin membesar—dan semakin terlihat walaupun ia memakai sweater kebesaran.

Aku menaikkan sweaternya dan aku merasakan bahwa mataku yang berair, ini sungguh menakjubkan.

Aku melihat perut Light dengan sempurna. Bayi-bayiku berada disana, dan mereka sehat tumbuh didalam tubuh mommynya.

Aku mengusap dengan cepat air mataku lalu menundukkan kepalaku untuk bisa berada diatas perut membesar Light. “hello babies” aku mencium seluruh permukaan perut Light yang menonjol dan mengelusnya dengan lembut dan gentle, aku tak ingin sekali menyakiti bayi-bayiku.

Harry...” suara serak Light menggema dan ia kaget bukan main ketika melihatku menciumi perutnya dan berbicara seorang diri.

“please let me be” kataku untuk pertama kalinya sepanjang pernikahan kami--aku memohon pada Light.

Light mengangguk kemudian memposisikan dirinya untuk setengah duduk dan aku membantunya—dengan menyimpan beberapa bantal dibelakang kepala dan punggung Light agar dia mendapatkan posisi yang nyaman dan tak menyakitkan.

“kadang aku sangat sesak jika terus-terusan tertidur terlentang” kata Light memberitahu dan entah kenapa itu sangat menyakiti hatiku dan membuatku merasa bersalah.

--Seharusnya aku berada disamping Light ketika ia merasakan sakit itu, dan memberikannya pijitan. Aku sungguh ayah yang buruk untuk anak-anakku. “but it’s ok, Chris selalu membawakan makanan kesukaanku tanpa kusuruh” ia tertawa, dan tawanya menular padaku.

Light seluruh makanan itu aku yang pesankan untukmu dan bayi kita—kataku dalam hati tak ingin mengatakannya secara langsung.

LIGHT HART [HARBARA FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang