Episode 23 - Fragile

111 17 0
                                    

Tahun pertama hubungan jarak jauh dengan Chanyeol terasa sangat berat. Nana harus mengalah dengan berusaha mendatangi setiap konser Exo di Asia Tenggara untuk bertemu dengan Chanyeol. Management benar-benar tidak memberi Chanyeol kesempatan untuk terbang ke Indonesia.

Nana sempat marah besar pada Chanyeol, ketika pria itu pergi ke Jepang untuk melihat konser CN Blue dan bertemu dengan para sahabatnya. Namun kemarahannya segera luruh, ketika mengingat bahwa Chanyeol juga hanya manusia biasa. Dia membutuhkan sahabatnya juga. Dia membutuhkan me time juga.

Memasuki tahun kedua, Nana mulai mendapatkan posisi baru ditempatnya perusahaannya. Semakin banyak project yang dia pegang, yang artinya tidak mudah lagi meluangkan waktunya untuk terbang kesana kemari untuk menemui tunangannya.

Chanyeol yang saat ini sudah melebarkan sayapnya sebagai aktor dan komposer jelas semakin tidak ada waktu untuk menemui Nana ke Indonesia.

Rasa rindu itu masih ada di hati Nana. Rasa ingin bertemu juga masih ada dihati Nana. Namun, Nana menyadari jika Chanyeol saat ini sudah bukan menjadi prioritasnya. Dan Nana merasa tidak suka dengan kenyataan ini.
Apalagi dia juga mulai merasa Chanyeol semakin jauh. Chat, telepon dan video call mulai terasa sebagai kewajiban alih-alih sebagai kebutuhan.

Dan di akhir tahun kedua, Nana mulai menyadari jika hubungannya dengan Chanyeol seperti gelas kaca yang bisa pecah kapanpun. Tinggal menunggu siapa yang menjatuhkan terlebih dahulu. Nana atau Chanyeol.
Kenyataan ini membuat Nana berniat untuk memperbaiki hubungannya dengan Chanyeol yang semakin merenggang dan hambar. Namun godaan itu datang juga.

Godaan itu bernama Daniel Wijaya.

***
Seorang pria  menatap tajam gadis didepannya. Gadis itu baru saja mempresentasikan salah satu proyek besar di depan si pria. Gadis itu masih muda, mungkin baru berusia 25 tahun, yang artinya selisih hampir 7 tahun dari umur pria itu. Tapi cara gadis itu melakukan presentasi seperti sudah bekerja bertahun-tahun. Pria itu sesungguhnya ingin menyungging senyum puas dan memujinya, namun semua itu ditelannya. Alih-alih memuji, justru tatapan tajam penasaran yang diberikan pria itu. Gadis itu, Nana, hanya bisa merasa jengah ditatap dengan tatapan seintens itu.

Pria itu adalah Daniel Wijaya. Putra salah satu pemilik perusahaan farmasi di Indonesia. Di usia-nya yang 32 tahun, Daniel sudah mendapat kesempatan menjadi tangan kanan Papa-nya dan CEO diperusahaan keluarganya. Project terbarunya saat ini adalah menjalin kerja sama dengan perusahaan biotechnology dari Korea Selatan. Selama ini Daniel hanya membaca proposal-proposal yang diajukan oleh tim proyek atau melihat presentasi dari ketua Proyek, yaitu Pak Stevan. Baru kali ini Daniel bertemu langsung dengan Catalina Olivia Hintono yang menjadi otak dibalik setiap proposal yang dia baca, atau presentasi yang dia ikuti.

Kesan pertama melihat Catalina. Cantik. Muda. Energik. Mempunyai otak yang encer. Dan sepertinya memiliki mulut yang tajam. Daniel langsung tertarik terhadap kemampuan gadis ini. Dan sepertinya dia juga mulai tertarik dengan kecantikan gadis ini.

 Dan sepertinya dia juga mulai tertarik dengan kecantikan gadis ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
For Life - Chanyeol Episode (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang