1

18.6K 1K 77
                                    

HOLLA MINNA 😁 BACK TO ME. APA ADA DARI KALIAN SEMUA YANG MENUNGGU BABANG JOSH 😁 AKU HARAP IYA. CERITA INI BAKALAN SLOW UPDATE BANGET YA. AKU HARAP KALIAN GAK MENANTIKAN NYA.

PLAGIAT DILARANG MENDEKAT 🔪🔪🔪🔪

SILAHKAN DIBACA CERITA YANG ABSURD INI. 😉😉😉
💞💞💞

Tokyo, Jepang

Aleyna memfokuskan pandangan nya lewat teleskop yang ia gunakan untuk membidik target yang terdiam sambil membaca koran disebuah taman berjarak 800yd (meter) dari tempatnya berada. Lalu menarik pelatuknya.

Tembakan tepat dikepala. Membuat Aleyna tersenyum senang. Ia menggeser layar lewat ponsel yang terletak di samping nya, seketika ruangan berganti menjadi diatas menara skytree. Aleyna kembali memfokuskan pandangannya pada target yang berada di gedung yang berjarak 850yd (meter) dari tempatnya berada dan kembali menarik pelatuknya.

Suara tepuk tangan yang keras membuat Aleyna menoleh. Gadis itu mengerutkan keningnya menatap pria yang kini berdiri tak jauh dibelakangnya. "Sam?"

"Kau selalu membuatku kagum dengan kemampuanmu menembak, Al," puji Samuel sambil melangkah santai mendekati gadis itu.

Seketika ruangan berubah menjadi sebuah gedung yang didesain tinggi dan dilengkapi alat canggih yang tidak tersedia di pasaran.

Alat canggih yang bekerja seperti proyektor film. Menampilkan sebuah tempat dan keadaan seperti kita berada didalamnya.

Sebuah bangunan yang memang disiapkan secara khusus oleh seorang Christian Greyson untuk putri bungsunya berlatih segala hal termasuk menggunakan senjata.

"Kapan kau tiba di Tokyo?"

"Beberapa jam yang lalu," jawab Sam sambil mengelus lembut puncak kepala gadis itu. "Kemampuan mu dalam menembak selalu mengagumkan, Al. One shot, one kill. Tidak pernah meleset sekalipun."

"Tentu saja," jawab Aleyna bangga. "One shot, one kill adalah hukum wajib para sniper. Satu tembakan, satu terbunuh. Meleset adalah tanda kegagalan Sam. Dan aku tidak suka kegagalan. Lagipula kau tahu aku selalu ingin menjadi anggota FBI bukan?"

Samuel mengangguk lalu tersenyum lebar. "Dan kau tentu tahu kalau kau tidak akan pernah bisa masuk kesana bukan?"

Aleyna berdecak kesal. Membuat Samuel terkekeh senang melihat ekspresi menggemaskan dari gadis itu.

Samuel melirik jam tangan yang ia kenakan lalu kembali menatap gadis itu. "Bagaimana jika menemaniku makan siang? Aku lapar sekali."
***

"Bagaimana Kanada?" tanya Aleyna disela kunyahannya. Saat ini mereka berdua berada disalah satu resto cepat saji yang menyediakan makanan seperti sushi, takoyaki, tempura, ramen dan lain sebagainya.

"Biasa saja," jawab Samuel santai. Menyesap teh hijaunya dengan gaya yang membuat sebagian pengunjung melirik diam-diam kearahnya. Dia meletakkan cangkir tehnya lalu menatap manik abu-abu milik gadis itu. "Negara manapun yang aku singgahi akan terlihat biasa saja oleh mataku tanpa dirimu, Al."

Aleyna mendengus. Pria ini selalu saja merayunya dengan kata-kata manis yang membuat Aleyna kesal. "Lalu kenapa kau tidak mengajakku kemarin?"

Samuel terdiam. Satu tangannya yang berada dibawah meja terkepal. Bagaimana ia akan memberitahukan gadis itu hal yang sebenarnya terjadi. "Ada sesuatu yang aku ingin kau tahu, Al."

Aleyna mengerutkan dahinya bingung. "Apa?"

"Tapi sebelum itu, bisakah kau berjanji padaku untuk tidak keluar rumah selama sebulan penuh?"

I FOUND YOU#2 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang