MASIH INGAT JOSH KAN? IYA, SAHABATNYA LUCAS, NAH, SEKARANG AKU LAGI BIKIN KISAHNYA JOSH 😁
INI KARYA KU YANG KETIGA. SEBENARNYA AKU BANYAK NULIS DI LAPTOP, CUMA BELUM PADA TAMAT DAN IDENYA MENGUAP BAGAI ES YANG MENCAIR DI TENGAH TERIKNYA MENTARI. LEBAY AH THOR 😁😁😁
DAN INI PERTAMA KALINYA AKU BIKIN CERITA KAYAK GINI. BIASANYA AKU TUH PALING DOYAN BIKIN KISAH ROMAN ATAU SAD GITU.
BAGI YANG SUKA AMA BABANG RAKA ATAUPUN MAS DAVE, TENANG AJA, AKU JUGA BAKALAN BIKIN KISAH TENTANG MEREKA KOK. CUMA NANTI KALAU DUA CERITAKU YANG LAIN UDAH TAMAT. (canda kok 👅)
HAPPY READING 😉
🌸🌸🌸Aleyna menatap pria dihadapannya dengan tatapan membunuh. "Bagaimana bisa kau membunuh Kakak ku dengan cara kejam seperti itu!"
Pria itu terkekeh, memainkan pistol ditangannya sambil mengelus pipi Aleyna lembut. "Sebenarnya aku tidak bermaksud sama sekali untuk membunuhnya. Aku bukan psikopat yang suka membunuh tanpa alasan."
"Lalu."
"Dia menemukan sesuatu yang tidak seharusnya ia temukan," jawab pria itu santai. Wajah tampannya berkilat diterpa sinar lampu yang remang-remang. "Bukankah ada yang mengatakan rasa ingin tahu bisa mengakibatkan kau terbunuh."
Aleyna mendengus lalu meludahi wajah pria itu. "Kau benar-benar sakit," desisnya marah. "Membunuh hanya karena ia mengetahui rahasiamu."
Pria itu terkekeh, sama sekali tidak menampilkan kemarahan menerima hinaan gadis itu. Dengan santai ia mengusap wajahnya yang diludahi gadis itu lalu menjilatnya sambil tersenyum. "Terserah apapun pendapat mu tentangku. Selama dia jadi pengganggu, maka ia pantas untuk dilenyapkan."
"Lepaskan aku, brengsek!" maki Aleyna geram. Saat ini ia berada dalam kondisi tangan terborgol diatas ranjang besar pria itu. Tanpa busana.
"Berhentilah memberontak seperti itu. Kau hanya akan menyakiti pergelangan tanganmu sendiri," ucap pria itu santai lalu duduk disofa dekat jendela. Pria itu mengeluarkan sebungkus rokok lalu menyalakannya. Menghisapnya perlahan. "Kau tahu, Aleyna. Aku suka melihatmu seperti itu. Cantik dan menggairahkan."
",,,"
"Ah ya," pria itu bangkit, mengambil sesuatu yang seperti remote control lalu mengarahkan nya ke layar yang terpasang didinding samping ranjang. "Aku punya sesuatu untukmu, Sayang," ucapnya terkekeh lalu menekan tombol nya.
Seketika mata Aleyna membulat dengan pemandangan dihadapannya. Dilayar itu. Duduk seorang pria dengan wajah tertunduk, dengan tangan terikat ke atas. Bukan hanya karena ia mengenal siapa pria itu, tapi juga karena kondisi pria itu yang babak belur. "Josh," bisiknya tertahan. Lalu pandangannya beralih ke pria itu. "Apa kau membunuhnya!"
Pria itu tertawa keras. Suaranya menggema di ruangan luas ini. "Aku sudah katakan bukan? Aku bukan psikopat yang suka membunuh tanpa alasan. Walau penampilannya mengenaskan seperti itu, dengan berat hati aku katakan kalau pria sialan itu masih hidup."
"Aku pasti akan membunuhmu," desis Aleyna geram. Ia menggigit bibir nya kuat menahan emosi. Mengabaikan darah yang keluar akibat gigitannya sendiri.
Pria itu terdiam dengan rahang mengeras. Ia dengan cepat melangkah mendekati Aleyna. Mencekal kuat rahang wanita itu. "Berapa kali harus kukatakan padamu untuk tidak menyakiti dirimu sendiri," desisnya tertahan. Dari dulu ia memang tidak suka melihat gadis itu terluka sedikitpun.
"Lepaskan dia," ucap Aleyna tegas. Tidak ada ketakutan sedikitpun diwajahnya yang cantik.
"Aku benar-benar tidak suka kalau kau membela nya seperti itu, sayang."
Tatapan Aleyna melembut. "Kumohon, lepaskan Josh. Biarkan dia hidup," pinta Aleyna dengan wajah memohon.
Rahang pria itu mengeras. "Melihatmu memohon seperti ini benar-benar membuatku ingin membunuhnya saat ini juga."
Aleyna menggeleng pelan. Rasa sakit yang ia rasakan diwajahnya belum seberapa dengan rasa sakit ketika melihat pria yang pernah dicintai kakaknya berada dalam kondisi hampir mati seperti itu. Walau ia tidak bisa melihat secara jelas. Aleyna yakin kondisi Josh sekarang berada dalam hidup dan mati. Darah segar yang keluar dari kaki dan bahu kanannya bisa Aleyna duga dari tembakan pistol. Belum lagi beberapa pisau yang masih menancap di lengan dan juga perutnya. Baju putih yang pria itu kenakan kini berubah menjadi merah darah. "Ku mohon, dia harus segera mendapatkan pertolongan. Josh sudah kehilangan Athena, jangan biarkan ia menyusul Athena, ku mohon."
Pria itu berdecak. Melepaskan cengkraman nya dirahang gadis itu. Pria itu menunduk dan mengecup lembut bibir Aleyna yang berdarah akibat gigitan gadis itu. Kecupan lembut dan dalam. Pria itu menjauhkan bibirnya dari bibir Aleyna dan mengusapnya perlahan dengan jarinya. "Akan ku lepaskan pria itu dan mengobatinya, dengan satu syarat."
Aleyna memejamkan matanya, menunggu pria itu melanjutkan kalimat yang sudah bisa ia tebak.
"Jadilah milikku, maka Josh akan kubiarkan hidup."
Aleyna membuka matanya. Ia sudah menduga, pria itu akan meminta dirinya. Jika itu bisa membuat Josh hidup, maka apapun akan Aleyna lakukan. "Selamat kan dia, maka aku akan menjadi milikmu," ucap Aleyna mantap. Tidak ada keraguan sedikitpun di bola matanya saat mengatakan itu. Padahal saat ini ia menyerahkan dirinya secara utuh pada seorang psikopat yang memang menginginkan dirinya. "Tapi jika sampai Josh menyusul Athena, maka kau pun akan kehilangan ku.
***GIMANA PROLOG NYA? SUKA? 😁 SAMPAI SINI DULU YA. I FOUND YOU AKAN AKU PUBLISH KETIKA BERKAH IDE LAGI MAMPIR DALAM KEPALAKU, JADI PUBLISH NYA KAGAK NENTU GITU 😁
SEE YOU 😉
LYNX AGLAEA
KAMU SEDANG MEMBACA
I FOUND YOU#2 ✔️
Misteri / ThrillerAleyna Melya Greyson, seorang putri bungsu dari keluarga mafia terbesar yang terkenal dalam dunia hitam akan kekuasaan dan kekejamannya. Hidupnya yang nyaman berubah seketika saat sang kakak ditemukan tewas dalam keadaaan menggenaskan dihari ulang t...