13

7.9K 590 380
                                    

HALO DESEMBER 😁 HARI AKAN TERUS BERLALU, DAN TAHUN YANG BARU AKAN MENYAPA. SEMOGA DI TAHUN DEPAN, APA YANG KU INGINKAN TERCAPAI ☺️

PART INI AKU DEDIKASIKAN UNTUK KALIAN SEMUA TANPA TERKECUALI.

SEPERTI PART SEBELUMNYA, AKU AKAN MEMBERIKAN PERINGATAN KERAS 🚫🚫🚫🚫 PART INI MUNGKIN AKAN MENGAKIBATKAN MATA BERAIR. HARAP BIJAK DALAM MEMBACA, DAN JIKA NEKAT, AUTHOR TIDAK BERTANGGUNG JAWAB UNTUK ITU 😂😂

PLAGIAT DILARANG MENDEKAT 🔪

HAPPY READING DEAR 😘
🌸🌸🌸

Pagi ini Josh bangun dengan perasaan kosong. Ia bahkan hanya bisa terduduk diam beberapa saat di atas ranjang nya.

Pria itu bangkit dan langsung berjalan menuju kamar mandi. Melakukan aktivitas paginya tanpa gairah sedikitpun. Setelah mengenakan jas lengkap, ia turun dan mendapati Hera dan juga Rafael sedang menunggunya untuk sarapan.

"Sayang?" panggil Hera menghampiri Josh yang pagi ini terlihat sangat berbeda. "Kamu mau kemana rapi seperti ini?" tanya Hera lembut.

Josh berkedip beberapa kali lalu tersenyum. Mengecup pipi sang Ibu dengan penuh sayang. "Tentu saja berangkat kerja, Mom."

Hera menaikkan sebelah alisnya. "Kamu lupa ini hari apa, Sayang?"

Josh mengerutkan keningnya bingung.

"Kau sepertinya lupa jika hari ini adalah hari yang spesial untuk mu, Nak," ucap Rafael terkekeh geli.

Josh seakan baru tersadar dan langsung menepuk keningnya. Astaga! Bagaimana bisa ia lupa bahwa nanti malam ia akan bertunangan dengan Felya.

Hera menggelengkan kepalanya geli. Ia menarik tangan Josh lalu mendudukkannya di kursi samping Rafael. "Mom tidak menyangka bahwa kau bisa melupakan hari ini, Josh."

Josh tertawa canggung sambil mengusap tengkuknya. "Entahlah, Mom. Perasaanku hari ini benar-benar buruk."

Hera duduk dan langsung mengusap lengan Josh lembut. Ia mengerti kegelisahan sang anak. "Mungkin kamu hanya gugup karena nanti malam akan bertunangan, Sayang."

Benarkah? tanyanya dalam hati. Benarkah perasaan ini hanya karena ia merasa gugup. Tapi kenapa hatinya ikut merasakan kosong?

"Sayang?" panggil Hera pelan membuat Josh menoleh. "Mmm,,, apa kau sudah menghubungi adikmu?"

Josh mengangguk. "Aku sudah mengabarkannya dari sebulan yang lalu, Mom. Dan kemarin aku kembali memberitahukan padanya untuk pulang," Josh menatap wajah Hera sendu. "Dan dia mengatakan padaku untuk tidak menghubunginya lagi."

Hera hampir saja menitikkan air mata mendengar hal itu. Bagaimana tidak. Setelah beberapa tahun berlalu, Putra bungsunya masih terus membencinya.

Josh langsung menggenggam jemari Hera. "Mom tenang saja. Aku akan memaksanya untuk datang," walaupun aku yakin Aresh tidak akan pernah mau menginjakkan kakinya lagi ke negara ini, Mom, lanjutnya dalam hati.

Hera mengangguk walaupun sebenarnya ia tahu bahwa itu tidak akan mungkin. Aresh membencinya. Kesalahannya dulu telah membuatnya kehilangan putra bungsunya. Ia sudah menjadi orang tua yang gagal untuk Aresh.

Andaikan waktu bisa di putar ulang. Maka ia akan melakukan apa yang seharusnya ia dan juga Rafael lakukan. Namun keinginan hanya akan menjadi keinginan. Karena waktu tidak akan pernah mau menoleh lagi kebelakang apalagi untuk berhenti sejenak.

Penyesalan memang selalu datang terlambat, bukan?

"Aku akan ke kamar sebentar mengganti pakaian lalu menghubungi Aresh," Josh bangkit dari duduknya dan tanpa menoleh langsung berjalan menuju kamarnya.

I FOUND YOU#2 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang