"Meet you there."
.
.
.
"A-apa?!""Gue beneran suka sama lo Hye. Gue jatuh cinta pada pandangan pertama.." Daniel menatap lembut wajah Sohye yang terkejut.
Sekarang beban 5 ton serasa menempel di punggung Sohye. Oh ayolah, Sohye cantik, tapi Sohye belum pernah berpacaran. Sohye tidak berani untuk berpacaran karena ibunya selalu melarangnya.
"B-bisa beri waktu gue buat mikirin jawabannya dulu ngga?"
Daniel tertawa kecil. "Ayolah Hye.. jawab aja sekarang. Apa lagi yang perlu dipikirin?"
Sohye pun menelan ludahnya dengan kasar. Ia bingung harus menjawab apa.
Namun tiba-tiba, Daniel mengangkat tangan kirinya sambil melihat ke arah belakang Sohye.
Sohye mengikuti arah pandang Daniel. Dan betapa terkejutnya ia melihat segerombolan siswa berjalan ke arahnya.
Sohye langsung teringat akan perkataan Daehwi, 'Hati-hati sama siswa yang kemana-mana gerombolan'
Sohye pun langsung melepas paksa tangan Daniel, kemudian berlari dan bersembunyi di belakang tubuh Daniel.
"Loh? Hye?" Daniel membalikkan badannya cepat, mengira Sohye kabur.
"M-mereka siapa?" Tanya Sohye lirih.
Daniel tertawa melihat Sohye yang meringkuk ketakutan. "Mereka geng gue Hye, lo ngga perlu takut."
Lho?
Jadi Daniel.. anak geng?
Deg.
Jantung Sohye berpacu cepat.
Sohye takut dirinya diapa-apakan(?) oleh Daniel dan geng nya.
"Oke sekarang jangan peduliin mereka, mereka cuman lewat aja. Jawab pertanyaan gue yang tadi aja, ya?" Ucap Daniel lembut.
Sohye terdiam sejenak.
Tadi, Somi dan Daehwi sudah mengatakan ia harus berhati-hati pada anak-anak geng. Tapi Daniel yang didepannya ini terlihat manis, baik, dan lembut. Seolah-olah dia akan selalu menjaganya.
Mungkin mencoba menerimanya dulu tidak apa-apa kan? Siapa tahu dia laki-laki yang baik, terlepas dari statusnya yang menjadi anggota geng.
Setelah berpikir demikian, Sohye pun tersenyum kecil.
"Iya, gue terima. Gue mau jadi pacar lo."
🍁
.
.
.Sepulang sekolah, Sohye langsung mandi, makan, dan bersiap keluar dari rumah.
"Sohye? Mau kemana nak?" Tanya ibu Sohye.
"Mau ke minimarket sebentar ma, beli alat tulis.."
"Oh... sebentar lagi hujan lho nak, bawa payung sana." Kata ibu Sohye sambil memandangi luar jendela.
"Ehm.. ngga usah ma, Sohye kesananya cuma sebentar kok.."
Sohye pun keluar dari rumah, kemudian berjalan kaki menuju minimarket yang jaraknya sekitar 300 meter dari rumahnya.
🍁
Sampai di minimarket, Sohye memasukkan pensil, pena, buku tulis, spidol dan sticky note ke dalam keranjang belanjaannya.
Setelah dirasa tak ada yang diperlukan lagi, Sohye langsung membawanya ke kasir.
Saat masih ditengah-ditengah proses pencetakan bon, suara hujan terdengar.
Bress!
Hujan turun dengan derasnya.
"Terimakasih, silahkan datang kembali."
"Iya.."
Sohye pun keluar dari supermarket, dan duduk di kursi yang berada di teras minimarket. Ia menunggu hujan reda.
Harusnya tadi bawa payung, biar ngga kejebak hujan kaya gini.. nyesel deh ngga nurutin kata mama.
Sohye memasang wajah murung.
Sampai setengah jam menunggu, hujan masih belum reda. Yang ada malah semakin deras.
"Kapan udahan nangisnya duhai langitku yang cantik.."
Namun tiba-tiba, suara seorang laki-laki yang baru saja duduk di kursi sebelahnya membuatnya terkejut.
"Lo ngga pulang Hye?"
Sohye terlonjak kaget. Ia langsung menoleh ke arah sumber suara.
Dia siapa?
Batin Sohye bingung. Sohye belum pernah melihat laki-laki yang duduk disampingnya ini. Tapi bagaimana bisa dia mengetahui namanya?
"Lo siapa? Kok tau nama gue?" Tanya Sohye.
Laki-laki itu tidak memberikan jawaban. Dia hanya berekspresi datar. Kemudian dia mengambil sesuatu dari kantong plastik belanjaannya.
Ia menyodori Sohye sebuah payung kecil yang masih dilipat.
Sohye tidak mengambilnya, ia mengrenyitkan dahinya bingung.
"Kenapa dikasih ke gue?"
Lagi-lagi dia tidak menjawab. Dia meletakkan payung itu di pangkuan Sohye.
"Cepet pulang. Hujannya bakalan lama redanya. Gue pamit duluan."
Tanpa menunggu balasan dari Sohye, laki-laki itu langsung pergi meninggalkan area minimarket dengan motor besarnya.
Lah? Dia sendiri kehujanan kok malah ngasih gue payung?
Entah untuk keberapa kalinya setelah Sohye tiba di Seoul, Sohye merasa bingung. Apa hal-hal yang berada di Seoul memang membingungkan semua?
Tak membuang kesempatan, Sohye pun membuka payung itu.
Sret!
"Oh? Ini payung nya masih baru?" Sohye melihat ada label harga yang masih tergantung di tepi payung.
Jadi dia tadi beli payung, tapi langsung dikasih ke gue?
Sohye masih terheran, tapi ia tersenyum. Dalam hati ia berterimakasih kepada... siapa? Cowok payung?
Sohye pun tersenyum lebih lebar memikirkan nama untuk laki-laki itu.
Cowok payung, makasih ya..
Dan Sohye pun akhirnya bisa pulang kerumah tanpa kehujanan, berkat 'cowok payung' itu.
.
.
.TBC.
.
.
.Please vote and comment yeorobun 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Boy - Park Woojin [Completed]
Fanfiction"Lo ngga boleh suka sama gue, tapi biarin gue suka sama lo." -Park Woojin, kelas 2 SMA yang menyukai Kim Sohye, anak pindahan baru di sekolahnya. . . . Happy reading.