"Our fate."
.
.
.Jadwal Sohye hari ini adalah mengantar Woojin ke rumah sakit, untuk check up.
Sohye bertemu dengan dokter pribadi Woojin. Dokter Lee, namanya. Dokter itu sudah akrab dengan Woojin, karena sudah mengurusi Woojin sejak Woojin masih kecil.
Ketika Woojin masih berkonsultasi dengan psikiater di ruang sebelah, dokter Lee bercerita tentang pertemuan pertamanya dengan Woojin. Pertemuannya itu adalah ketika Woojin mengalami kecelakaan, usianya masih 5 tahun. Kala itu dokter Lee sempat khawatir, takut Woojin tidak bisa terselamatkan, saking parahnya.
Beruntungnya, Tuhan masih berbaik hati, dan membiarkan Woojin hidup. Namun sayangnya, setelah kejadian itu Woojin mengalami trauma, hingga menjalani terapi mental. Setelah dewasa, trauma itu perlahan menghilang, namun malah digantikan dengan masalah fisiknya.
Dokter Lee menjabarkan bahwa itu masih berkaitan dengan traumanya, jadi Woojin selalu dijadwalkan untuk bertemu dengan psikiater. Dan itu masih berlaku sampai sekarang.
Akhir-akhir ini dokter Lee sempat menuai kekhawatirannya lagi, karena cedera Woojin. Woojin bilang itu hasil dari perkelahiannya. Benar memang, Sohye juga mengiyakan ucapan dokter Lee. Dan dokter Lee mengatakan bahwa ia memarahi Woojin habis-habisan karena hal itu.
Sohye mengangguk-anggukkan kepalanya antusias, mendengarkan cerita panjang dokter Lee. Menyenangkan bisa mendengar sesuatu tentang Woojin dari orang lain yang juga mengenalnya.
"Bagaimana kau bisa menarik hati Woojin? Kurasa anak itu sangat selektif dalam memilih orang yang bisa dekat dengannya. Baru kali ini dia datang membawa perempuan.." ucap dokter Lee sembari tersenyum kagum.
"Kalau itu.. saya sendiri juga tidak tahu dok.." Sohye tersipu malu.
"Woojin itu anak yang baik, sangat baik malah. Kuharap kau tidak menyia-nyiakannya.."
"Tenang saja dok. Dia sudah fix menjadi calon suami saya.." Sohye tersenyum malu-malu.
"Oh? Benar kah?" Dokter Lee melebarkan netranya. "Wah.. sejak kapan bocah itu jadi sedewasa ini?"
Sohye tertawa kecil.
"Jika sudah siap, jangan lupa untuk mengundangku!"
Sohye melebarkan senyumannya. "Tentu saja dok!"
🍁
.
.
.
Sepulang dari rumah sakit, Woojin langsung mengantar Sohye pulang. Namun sesampainya di rumah, Sohye dibuat bingung dengan keberadaan dua mobil asing di halaman rumahnya.Sohye mengrenyitkan dahinya.
Papa pulang? Dan... ada tamu?
Disaat Sohye sibuk menerka-nerka siapa pemilik mobil asing itu, suara Woojin menginterupsinya.
"Hye, gue boleh mampir dulu ngga? Gue pengen ketemu sama mama lo.."
"Oh? Boleh. Boleh kok. Yaudah masuk dulu yuk,"
Sohye pun mengajak Woojin masuk ke rumahnya.
"Mama, aku pul-
Ucapan Sohye terhenti ketika ia melihat dua orang tamu yang duduk di sofa ruang tamunya. Setelah mengenali siapa kedua orang itu, mata Sohye langsung membelalak lebar.
Kenapa mama papa Woojin ada disini??
Terlihat mama dan papa Sohye duduk di sofa seberang, menatap kehadiran Sohye dan Woojin dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Boy - Park Woojin [Completed]
Fanfiction"Lo ngga boleh suka sama gue, tapi biarin gue suka sama lo." -Park Woojin, kelas 2 SMA yang menyukai Kim Sohye, anak pindahan baru di sekolahnya. . . . Happy reading.