22. Busan Vacation

1.7K 195 2
                                    

"D-day."

.
.
.

Hari liburan yang sudah direncanakan Sohye-Sejong akhirnya tiba. Mereka berangkat naik kereta.

"Uwaa! Akhirnya kita bisa liburan bareng!" Seru Sejong senang.

"Yap! Udah saatnya kita seneng-seneng bareng!" Sohye tersenyum lebar.

Dan seperti yang lalu, Daniel dan Woojin hanya diam. Woojin tak mau berbicara, sedangkan Daniel sungkan ingin mengajak bicara duluan.

"Oh ya, gue udah nyewa kamar di salah satu resort deket pantai heundae." Sejong mengeluarkan ponselnya, dan menunjukkan foto resortnya pada Sohye.

"Mm.. bagus juga. Jadi ini satu kamar isi 4 kasur single gitu ya?"

Mata Daniel dan Woojin langsung melebar.

"Lah? Maksud lo kamar cowok sama cewek jadi satu gitu??" Tanya Daniel heboh.

"Masa iya gue tidur sekamar sama kalian-kalian??" Tanya Woojin tak kalah heboh.

"Sssst!" Sejong menaruh jari telunjuknya di mulut. "Jangan berisik. Kalian tinggal ngikut acara gue sama Sohye. Toh kalau kalian cowok baik, kalian ga bakal macem-macem ke pacar kalian meskipun tidur sekamar, iya kan?"

Daniel dan Woojin sama-sama kicep(?).

"Udah, tenang aja. Ini kasurnya 4 kok, kita-kita ngga ada yang tidur seranjang." Jelas Sohye.

Daniel dan Woojin makin kicep(?).

"Kalau kita dari sini sore gini, nyampe sana pasti dapet sunset nya. Jadi sebelum ke resort mending ke pantai dulu.." ujar Sejong.

"Okee, nanti mampir pantai dulu!"

🍁
.
.
.

Sampai di Busan, mereka langsung menuju ke pantai. Dan benar saja, terdapat sunset disana.

Sejong, Sohye dan Daniel langsung mengeluarkan ponsel masing-masing untuk memotret panorama indah itu.

Sedangkan Woojin? Hanya diam. Ia bahkan tak melihat sunset-nya, malah sibuk melihat pasir yang sekarang dipijaknya. Ia sedang memikirkan sesuatu.

"Sunset-nya kok kerasa bentar banget ya?" Heran Sohye.

"Iya nih, baru dapet 20 foto, sunset-nya udah hampir hilang.." sahut Sejong menimpali.

"Ya udah ayo ke resort, keburu malem." Ajak Daniel, yang langsung disetujui oleh ketiga temannya.

🍁

Resort

Sekamar ada 4 kasur, 1 kamar mandi, dan 1 set sofa yang menghadap ke televisi. Poin plusnya yaitu ada jendela kaca lebar yang langsung menghadap ke arah pantai, menyuguhkan pemandangan yang indah.

Posisi kasurnya adalah 2 di sebelah kanan, dan 2 disebelah kiri, berhadapan. Sejong dan Sohye mangambil yang kanan, dan Niel Woojin otomatis mengambil yang kiri.

"Baru jam 7 malem, tapi gue udah ngantuk banget.." ujar Daniel setelah menguap berkali-kali.

"Ya tidur sana dulu, besok gue bangunin.." sahut Sejong.

"Ya udah gue tidur duluan yah.." pamit Daniel, kemudian langsung menyusup ke dalam selimutnya.

Sohye dan Sejong tersenyum melihat Daniel. Keduanya masih belum berniat tidur. Masih sibuk ngobrol. Sedangkan Woojin masih duduk di kasurnya sambil memainkan ponselnya.

Sejong melirik Woojin. "Tumbenan hari ini dia diem.. manjanya udah sembuh tu?" Tanyanya setengah berbisik pada Sohye.

"Ya itu malahan yang bikin gue khawatir.."

"Kenapa?"

"Mm.. ngga kok, ngga kenapa-napa. Eh btw gue denger di kuliahan kita ada artis juga ya?"

"Iya sih, itu lho, aktor.. siapa sih? Itu lah pokoknya ada, tapi sekarang udah ada di semester terakhir.."

"Ee gitu ya.."

"Iya.. kalau beruntung kita bisa ketemu lho.." Sejong tersenyum.

"Hala.. beda jurusan masa iya bisa ketemu?"

"Ya tetep bisa lah! Namanya juga kalau beruntung! Eh, gue ke toilet dulu ya.. mules nih.." Sejong pun langsung bangkit dan berjalan ke toilet.

Sohye menatap Woojin khawatir. Ada yang aneh dengan laki-laki itu. Sejak berangkat tadi dia diam saja, tak seperti biasanya. Pasti ada sesuatu yang membuatnya tak nyaman.

Sohye pun bangkit, kemudian berjalan mendekati Woojin. Sohye duduk di sebelah Woojin.

"Woojin?" Panggil Sohye.

"Hm.." Woojin menoleh.

"Dari berangkat tadi kok diem aja, hm?"

"Ngga papa. Gue capek aja.."

"Ngga nyaman ya sama liburan yang gue rencanain sama Sejong?" Tanya Sohye lembut sambil mengelus surai Woojin.

"Ngga kok. Ngga usah khawatir.." Woojin tersenyum kecil.

"Beneran?"

"Iya.. udah kembali ke kasur sana, nanti aneh kalau Sejong liat kita begini.."

"Iya deh.." Sohye pun kembali ke kasurnya.

Dan Woojin tersenyum dari kasur seberang.

Cklekk..

"Ahh.. akhirnya selesai juga.." Sejong keluar dari toilet. "Eh Hye, ngobrol lagi yuk!"

"Kuy kuy.. sini ngobrol lagi.."

Sejong dan Sohye pun akhirnya melanjutkan obrolan sampai larut malam.

🍁

00.45 AM

"Ngg.."

Woojin terbangun dari tidurnya. Nafasnya terasa berat dan.. panas. Kepalanya sedikit pusing.

Woojin auto menempelkan punggung tangannya pada dahinya sendiri.

Sshh.. demam lagi..

Woojin bangkit dari tidurnya. Ia berjalan menuju kamar mandi, lalu membasuh wajahnya dengan air dingin.

Kembali dari kamar mandi, Woojin mencari obat demam di dalam ranselnya. Ia meminumnya.

"Ck. Menyusahkan saja.." ucap Woojin pada dirinya sendiri.

Sebenarnya ia sudah terbiasa demam di tengah malam seperti ini. Sejak ia mengalami trauma kecelakaan di masa kecil dulu, ia kerap mengalami demam. Dan jika parah, biasanya disertai mimpi buruk, keringat dingin, gigauan, dan bahkan bisa teriakan juga.

Dan inilah alasan kenapa seharian Woojin merasa tidak nyaman. Ia tidak nyaman tidur sekamar dengan orang lain. Karena ia tak mau kelemahannya itu diketahui oleh orang lain, termasuk Sohye.

🍁
.
.
.

TBC

.
.
.

Vomment jusseyo~ 💕

Sweet Boy - Park Woojin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang