Karena mood aku lagi bagus, part ini only Hunsoo ^_^.
Happy Reading...Kalau saja Jisoo punya kekuatan bisa membaca pikiran, ia pasti akan selalu membaca pikiran Sehun dimanapun, kapanpun. Tidak seperti saat ini, Jisoo hanya bisa memandang raut wajah serius Sehun ketika memandang segelas vanila latte dingin di depannya.
Gadis itu pun hanya bisa menumpu dagunya dengan sebelah tangan sambil memandangi wajah Sehun dari samping.
Sebenarnya apa yang ia pikirkan?
"Eum... Sehun, apa yang kau lakukan?" Jisoo akhirnya memutuskan bertanya.
"Sstt, diam dulu," ucap Sehun tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun pada minuman itu. Hingga ada sebulir embun yang mengalir di sana, Sehun tak goyah.
Jisoo pikir, namja ini cukup kuat karena bisa menahan haus setelah berjam-jam berkeliling. Padahal Jisoo sudah menghabiskan segelas americano dan hampir memesan lagi tapi minuman milik Sehun tak berkurang.
"Aish, apa yang ia lakukan!" Desis Jisoo.
Lihat. Bahkan muncul kerutan di dahinya akibat terlalu serius. Karena gemas, Jisoo menangkup wajah Sehun dan menghadapkan ke wajahnya hingga mereka kini bertatap muka.
"Sehun, apa ini efek karena kau pulang dan tak menemuiku? Apa ini karena tak ada minuman seperti ini ditempat tinggalmu? Apa karena kau ingin berenang? Ah tidak masuk akal, apa karena kau ingin memesan bubble tea? Ayolah Sehun, jangan buat aku bingung. Kita sudah hampir dua jam disini dan kau belum menyentuh minumanmu sama sekali? Itu sudah mengembun, sayang. Minum cepat, aku sudah membayarnya," jelas Jisoo panjang lebar.
Yah bisa dibilang itu tak penting, tapi semua yang diucapkan Jisoo memang benar adanya, kecuali pernyataan Sehun ingin berenang.
"Jisoo,"
"Apa,"
"Aku ingin makan masakanmu, ayo pulang ke apartemen," ucapnya membuat Jisoo ingin menarik telinga, hidung, rambut, dan pipi Sehun saat itu juga.
Kenapa tidak bilang dari tadi sih! Kan tidak perlu repot-repot. Aish, untung tampan, cinta pula. Kalau tidak, sudah kubuat jadi daging panggang! Gerutu Jisoo yang hanya bisa diungkapkan dalam hati.
Jika Jisoo sudah memaki Sehun habis-habisan dalam hati, kenyataannya ia haya mampu tersenyum lelah dan menghela nafas pasrah.
"Baiklah, ayo,"
***
Sehun mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan ketika menapaki ruangan yang sudah lama tak didatanginya. Semuanya tak berubah. Bahkan gantungan kayu panjang yang bertuliskan huruf hangul 'Kamar Oh Sehun' pun masih tergantung di pintu yang dulunya menjadi kamarnya.
"Kau masih menyukainya?" tanya Jisoo yang berdiri di sampingnya, tak lupa dengan senyum manis gadis itu mengamit lengan Sehun.
"Aku memang selalu menyukai apartemenmu, pernahkah aku bilang tak suka?" Balasnya dengan tawa.
Mereka berjalan menuju sofa coklat yang ada diruang tengah dan duduk bersama. Sehun menyalakan televisinya.
"Oh ya, gantungan kayu di pintu itu bahkan masih ada, ternyata kau suka menyimpan barang seperti itu,"
Jisoo tersenyum. "Hanya itu yang bisa membuat rinduku terobati, huh!"
Mereka tertawa.
"Oh iya, kau mau makan, 'kan? Aku memasak dulu ya," Jisoo beranjak dari duduknya dan menuju dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Autumn✔
FanfictionKehidupannya bisa dibilang sederhana namun kenyataannya tidak seperti yang dibicarakan. Kehidupannya begitu rumit jika kau ingin mengetahuinya. Awalnya kehidupannya baik-baik saja dan berjalan normal, namun semuanya berubah ketika seorang namja mis...