Part 14

850 143 20
                                    

Happy Reading...

"Hoaam..."

Sehun meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku kemudian beralih mengusap kedua matanya.

Ini sudah pagi dan terasa sepi. Sehun berdiri dari ranjang dan menyibak tirai yang menghalangi sinar matahari. Cuaca pagi ini cukup dingin, namun terasa hangat bagi Sehun. Seperti biasa, ia pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan setelah itu pergi ke ruang makan menemui Jisoo yang biasanya sedang memasak sarapan.

Tidak ada orang, itu yang di lihat Sehun ketika sampai di dapur dan melihat meja makan yang sudah dipenuhi menu makanan kesukaannya.
Lagi-lagi ia menemukan sebuah note yang tertindih oleh piring.

Sehun-ah, mianhae yo. Aku harus ke rumah sakit pagi-pagi sekali tadi hingga tak sempat menemuimu. Aku sudah memasak makanan kesukaanmu, tinggal pilih.

Mian, di hari libur ini aku tak bisa menemanimu, akan kuusahakan pulang lebih cepat. Jaga apartemen dengan baik, ne.

Kali ini Sehun harus mengalah lagi, membiarkan Jisoo meninggalkannya dengan menu makanan yang memenuhi meja. Percuma saja kalau semua ini makanan enak dan kesukaannya, toh ia akan memakannya sendiri. Tanpa Jisoo.

Dengan terpaksa Sehun mengambil mangkuk nasi dan sumpit. Sekarang ia bisa menggunakan sumpit, karena Jisoo. Sekarang pun Sehun sudah bisa bersikap sopan karena Jisoo. Semuanya karena Jisoo dan ia sendirian pun karena Jisoo.

.

.

"Keadaannya sudah membaik, Tuan Kim bisa pulang besok,"

"Benarkah, sonsaengnim?"

"Ne, saya mohon izin. Saya harus mengurus pasien lainnya."

"Ne, kansahamnida sonsaengnim."

Taehyung yang sedang duduk di ranjangnya tersenyum lebar. Ia bahkan sudah bersorak layaknya suporter sepak bola.

Teman-temannya pun ikut senang mendengar kabar bahwa keadaan Taehyung sudah semakin membaik. Jisoo yang duduk di sofa pun tersenyum.

"Aku tak sabar ingin pulang, aku ingin makan es krim, makan permen kapas, memberi makan burung dara di taman, jalan-jalan di sore hari sambil menikmati udara musim gugur,"

"Musim dingin hampir tiba, Taehyung-ah. Mungkin mimpimu hanya angan-angan saja," ujar Yongi.

"Aku kan bisa melakukannya tahun depan, hyung."

"Terserah kau Tae, aku tak mau ikut dalam masalahmu,"

"Itu bukan masalah, hyung."

Jisoo tersenyum kecil mendengar perdebatan kecil yang terjadi antara Yoongi dan Taehyung. Ia jadi teringat perdebatan yang sering ia lakukan bersama Sehun karena masalah sepele. Kenapa ia jadi mengingat namja aneh itu ya? Jisoo merasa sedikit merindukannya.

"Musim dingin diperkirakan akan datang hari senin, apa kau sudah memiliki selimut listrik?" Kini Jennie bertanya sambil meminum teh yang dituangkan dari termos yang Jisoo bawa.

"Aku sudah, baru saja membelinya kemarin," jawab Lisa.

Musim dingin akan datang? Hari senin? Sekarang hari kamis, itu berarti tidak ada lagi daun coklat yang berguguran di sepanjang jalan, tidak ada lagi etalase toko yang menampilkan koleksi pakaian musim gugur yang mereka miliki. Walaupun pakaian musim gugur dengan musim dingin tak jauh beda tapi sensasinya akan berbeda. Dan Jisoo merasa sedikit tak enak dengan ini, tapi ia mencoba menepisnya.

Di musim dingin tahun ini ia akan pergi berseluncur dengan teman-temannya, mungkin Sehun akan ikut. Itu pasti sangat menyenangkan.

"Kuharap musim dingin segera tiba,"

Love In Autumn✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang