Part 25

837 129 24
                                    

Sebelumnya, makasih ya buat votenya ^_^
Happy Reading...

"Sehun-ah... Ayo buka matamu..." Jisoo sedikit berseru sambil menyibakkan tirai di kamar yang ditempati Sehun. Tapi melihat Sehun yang masih terlelap di ranjang membuatnya geli.

Katanya suruh bangun pagi tapi dia malah kesiangan, ah dasar!

Langkahnya mendekati Sehun dan duduk disamping Sehun yang masih setia menutup matanya. Ia memandang wajah polos Sehun saat tidur. Benar-benar damai.

Ia tak pernah melakukan ini sebelumnya maka dari itu ia menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin. Jika tahun lalu ia membangunkan Sehun dengan menarik selimut dan menyipratkan air ke wajahnya, sekarang Jisoo hendak melakukannya dengan rasa kemanusiaan.

Telapak tangannya membelai rambut pendek Sehun sambil tersenyum. Rasanya Jisoo punya anak laki-laki jika seperti ini, ada-ada saja.

"Hun-ah, katanya mau bangun pagi. Ayo bangun," ujarnya sambil menepuk pipi Sehun pelan, namun si empunya tak kunjung membuka mata.

"Se Hun..."

"Aku memasak makanan kesukaanmu,"

"Ayolah,"

Setelah beberapa kali mencoba akhirnya mata itu terbuka perlahan, tapi tidak sepenuhnya.
"Eungh... Jisoo, nanti ya," Sehun menjawab dengan suara serak kemudian membalikkan tubuhnya memunggungi Jisoo.

"Ini sudah pukul delapan, Sehun," ujar Jisoo lembut.

"Sampai jam sembilan ya, sayang. Aku masih mengantuk,"

Eoh, sayang? Apa aku tak salah dengar?

Mata Jisoo membelalak. Yah sudah dua kali Sehun memanggilnya dengan sebutan sayang dan itu terdengar sedikit aneh walaupun Jisoo menyukainya. Huh menggelikan sebenarnya.
Namja yang ia kira tak bisa diajak romatis ternyata punya sisi manja seperti ini? Oh ingatkan Jisoo jika ia mencintai pria tak normal.

"Se-Sehun, kau bilang apa?"

Kini mata sayu itu memandang Jisoo sepenuhnya, tentu saja setelah tubuhnya menghadap Jisoo. Pandangan datar dan sedikit menyeramkan itu tampak seperti ingin membunuhnya.

"Setengah jam lagi ya," ujarnya lalu mengecup pipi Jisoo dengan cepat dan setelah itu... Tertidur kembali.

Hawa panas menjalar ke wajahnya hingga sampai ke telinga. Jisoo merasakan waktu berhenti saat ini, dunianya... Oh rasanya Jisoo bahkan sudah di surga.

Ini gila!

.

Tak sama dengan setengah jam lalu, kini Sehun sudah tampil dengan wajah segar, dan rambutnya yang sedikit basah itu membuatnya terlihat lebih tampan.

"Apa sarapannya sudah dingin?"

"Ani, aku sudah memanaskannya tadi," jawab Jisoo yang duduk di kursi makan sambil memakan sepotong apel. "Makanlah," ujarnya lalu menggeser piring berisi nasi goreng kimchi ke depan Sehun.

"Kau tidak makan?"

"Aku sudah makan,"

"Kenapa_"

"Kau lama, Hun-ah. Tak kasihan melihatku kelaparan, eoh? Nanti malam 'kan kita bisa makan bersama lagi,"

"Hm baiklah," Sehun memasukkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

Sehun makan sendirian, dalam diam. Sesekali melirik Jisoo yang sedang mengupas apel atau minum air putih.
Sehun sebenarnya sedikit iba melihat keadaan Jisoo. Wajah Jisoo terus memerah sampai ke telinga, apa ini karena cuaca yang begitu dingin?
Ah Sehun tak bisa melakukan apa-aa walaupun ia laki-laki musim gugur.

Love In Autumn✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang