12

4K 387 21
                                    

Neira punya kakak kandung. Lebih tepatnya, kakak berbeda ibu. Priscilla adalah anak ayahnya dengan pernikahannya terdahulu.

Sayangnya orang tua Priscilla bercerai dan ayahnya menikah lagi dengan ibu Neira. Kebetulan sekali kedua anak ini tidak pernah akur dan selalu bertengkar.

Tentu saja selain karena Priscilla merasa ayahnya direbut oleh perempuan lain, dan kehadiran Neira menambah rasa cemburunya.

Parahnya, Neira bukannya mencoba dekat dengan kakaknya malah lebih sering bertengkar dengan perempuan itu.

Dan Varrel, dia sudah lama mengenal Priscilla. Mereka pernah menjadi partner satu malam beberapa kali. Intinya, Priscilla akan memanggil Varrel kalau sedang sendiri atau tidak ada pacar.

"Kenapa gue mesti kejebak sama kakak adek kayak kalian, sih?" Varrel berdecak berkali-kali sampai akhirnya dia meringis ketika Priscilla duduk di dekatnya

"Yah, dia suka ikut-ikutan selera gue, sih. Lucu, kan? Adek gue?"

Laki-laki itu lebih memilih menyentuh dagu Priscilla dengan jarinya lalu tersenyum, "Oh, lo lebih cantik. Lama juga ya gak ketemu, Sil. Sekalinya ketemu lo malah bayar gue..."

"Excuse, me. But both of you, bisa gak, duduk di kursi masing-masing gak usah pangku-pangkuan kayak anak kucing gitu? Jijik..." Aaron menyela membuat kedua anak manusia itu hanya mengerling sejenak kepada dirinya

Priscilla menghela nafas malas, "Kangen sama lo, Rel..."

"Sama. Lo gila juga ya bayar orang buat mainin adek lo sendiri..." kemudian laki-laki itu menyingkirkan Priscilla dari pangkuannya

"Oh, again. Rel, dia bukan adek gue. Oke?" Gadis itu mengacungkan telunjuknya memberikan peringatan. Dia tidak suka kalau Neira disebut-sebut sebagai adiknya.

"Bodo, amat. Lo serius mau ngasih apa aja kalo sampe Neira nangis? Lo tau sendiri kan dia batunya kayak apa..."

Priscilla menganggukkan kepalanya. Dia sudah kenal Neira semenjak kecil. Anak itu agak berbeda dari dirinya. Bukannya menangis ketika sedih, Neira malah hanya akan mengerutkan keningnya. Bisa dibilang, Neira itu mati rasa terhadap hal-hal menyedihkan, "Gimana kalo gue bilang aja kalo sebenernya lo cowok gue, Rel? Yah, kayak yang nyokapnya bilang soal bokap gue... Biar tau aja rasanya itu anak..."

"Terserah. Lo sama adek lo sama aja, suka banget nyuruh-nyuruh gue..." Varrel mengibaskan tangannya tidak peduli, Priscilla dan Neira memang benar-benar mirip makanya mereka tidak pernah akur. Seingatnya, kakak beradik ini memang akan selalu bertengkar apapun keadaannya

Gadis itu terkekeh pelan. "Bosen, ya?"

Aaron terkekeh sehingga Priscilla juga Varrel menoleh kepada mereka. "Bosen, dia. Si Neira suka banget bikin susah. Ngatur-ngatur, minta jemput seenaknya, belom lagi lagaknya yang nganggep kita miskin. Jahat banget itu cewek. Tapi anehnya Varrel betah-betah aja, suka banget lagi minta jemput kalo teler. Kayaknya yang ini juga gak bosen sama Neira..."

"Lo ingetnya pas teler doang?" Priscilla menoleh dengan tidak percaya kepada Varrel, "Jadi kalo sober lo gak inget sama dia?"

Varrel mengedikkan bahunya. Biasanya juga memang dia akan terbangun dengan Neira disampingnya kalau dia mabuk semalaman. "Lo tau sendiri gue sama Neira itu udah kenal dari jaman kapan taun..."

"Tapi gue gak tau kalo lo suka manggilin namanya pas mabok..." kembali Priscilla menodong penjelasan kepada anak laki-laki itu

Kembali Varrel mengedikkan bahunya, "Mabok doang. Ya udah besok kalo teler gue ngigonya elo aja"

Priscilla menghela nafas kemudian mengambil kesempatan untuk berbicara lebih serius kepada dua orang di depannya. "Jadi, lo mau bayaran apa?"

Varrel mengambil jeda untuk berpikir dan tidak berkata apa-apa dalam beberapa detik. Dia tidak mau rugi ketika nanti Neira tiba-tiba menggunakan kekuasaan ayahnya untuk membuat Varrel kesulitan. "Kayaknya gue butuh jaminan juga, gak cuma bayaran gue..."

"Maksudnya?"

"Lo jaminan gue, then deal..."

"Terus lo gak mau ninggalin Neira?"

Varrel terkekeh, "Kenapa harus? Lumayan juga kalo gue sama Neira. Iya, kan?"

Priscilla yang kemudian mengerti maksud Varrel hanya bisa menghela nafas. "Well, gue juga gak rugi-rugi amat sih kalo gitu. Oke. Tapi lo harus bikin dia nangis, ya? Gue gak suka dia sok kecantikkan berasa bisa dapetin banyak cowok"

"Hm..."

SSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang