Selamat membaca, semoga kalian semua suka💕
Tiati typonya bikin kesandung😁*****
"Dikerjain Allan lagi ya?"
"Iya, Naya habis disiram pake air campur es batu satu ember. Almamater sama rambut Naya jadinya basah deh. Untung roknya cuma kena sedikit." keluh Kanaya.
"Yaudah, sekarang lo pakek almamater gue aja."
"Nanti Adam gimana? Nanti kalo Adam dimarahi sama guru gimana? Terus nanti kalo dihukum gimana?"
"Udahlah, gue gak papa. Nanti biar gue jelasin ke bapak ibu guru. Santai aja kali."
"Enggak usah deh, nanti Naya ngerepoti Adam."
"Pakek aja Nay, gue gak terima penolakan!"
"Eng.."
"Lo pakek atau lo gue cium disini!" selak Adam.
Kanaya yang terkejut, reflek menutup mulutnya dengan telapak tangannya sendiri. "Apaan sih Adam! Iya deh iya!"
"Nah, gitu dong." Adam melepaskan almamaternya. "Nih, bawa almamaternya biar tas lo gue yang bawain." Adam dan Kanaya berjalan menuju toilet.
"Adam jangan ikut masuk!" Kanaya mengarahkan telunjuknya kepada Adam.
"Ya iya lah! Ngapain juga gue masuk." Adam mendengus. Tentu saja Adam tidak mau masuk ke dalam toilet cewek. Gila, jika dia masuk ke dalam. Dia tidak ingin orang lain berpikiran buruk tentangnya.
Adam menunggu Kanaya di depan toilet. Beberapa siswa menyapanya terlebih lagi cewek, Adam membalasnya dengan senyuman. Adam memang ramah, berbeda dengan Sean dan juga Allan.
"Kanaya lama banget sih. Ganti apa tidur di dalem?" gumam Adam.
"Ayo Adam, Naya udah selesai nih." ucap Kanaya yang baru saja keluar dari toilet, sambil menepuk bahu Adam.
Adam menoleh ke arah Kanaya. Dan...
"Bwahahaha.. Lo tenggelem pakek almamater gue. Lucu lo!" Adam tertawa semakin kencang, membuat Kanaya mendengus kesal.
"Ih Adam! Tadi maksa nyuruh Naya pakek almamater ini, sekarang malah diketawain!" sungut Kanaya.
"Abisnya lo lucu sih! Cepet gede ya Nay!" tak ada hentinya Adam menertawakan Kanaya.
"Gak temen kita tuh!" ucap Kanaya sambil menghentak-hentakkan kakinya.
"Oke oke, gue gak bakal ketawa lagi." ucap Adam sambil menahan tawanya setiap melihat almamater miliknya yang dikenakan Kanaya. Bagaimana tidak, almamater Adam yang dipakai Kanaya hampir selutut gadis itu. Hingga hampir menutupi roknya. "Wahahaha.. Gue bener-bener gak bisa nahan tawa kalo liat lo." ucap Adam masih tertawa.
"Ketawa aja terus bwaang, Naya mah cuma sebutir upil dipojokkan."
Perkataan Kanaya tidak membuat Adam berhenti tertawa, malah membuat Adam tertawa semakin keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAXY
أدب المراهقينKedua remaja itu terlihat sangat menikmati suasana malam hari di puncak pegunungan, menatap langit yang dihiasi banyak bintang. "Sampe kapan lo bakalan terus berdiri disitu? Masih belom puas liat bintangnya?" ucap Allan, jengah melihat gadis yang b...