Episod 2

127 16 6
                                        


"Huh, akhirnya gue sampe rumah juga," desihku lalu merebahkan tubuhku di sofa yang menurutku tidak empuk sama sekali.

Baru saja aku mau memejamkan mataku yang rasanya berat sekali. Tiba-tiba aku mendengar suara keributan dari kamar eomma.Aku pun segera menuju kamar eomma. Dan ternyata.

"Eomma, Zico cuman minta uang doang, apa susahnya sih?" Tanya Zico kepada eomma itu.

"Eomma gak punya uang Zico,"

Zico mendengus kesal. "Alah, bohong, itu buat biaya Irell sekolah apa ha?" bentak Oppaku.

Aku tidak tahan melihat Ibuku di bentak. Akhirnya aku angkat suara.

"Oppa, cukup!!!" bentakku lalu mendekati eommaku.

Zico semakin kesal karena Irell ikut campur. "Apa lo? anak kecil, gak usah ikut campur," ucap Zico walaupun suaranya sedikit pelan tapi menyeramkan.

"Oppa, ini itu Eomma kita. Gak boleh bentak-bentak begitu dan asal Oppa tau Irell sekolah dari kecil hingga sekarang. Itu pake beasiswa Irell bukan pake uang Eomma." sanggah Airell.

"Alah alesan, munafik lo," ucap Oppaku tidak terima sambil tersenyum sinis.

"Oppa, gak punya otak, atau gimana ha? kerjanya cuman minta uang mulu. Oppa, kalo mau uang kerja makannya. Jangan cuma minta, minta dan minta. Harusnya Oppa mikir dong, Appa sudah gak ada. Bukannya cari kerja malahan nyusahin doang."ocehku.

"Udah. Udah ceramah lo? lo itu gak tau apa-apa, lo itu cuman anak kecil jadi gak usah ikut campur. Ngerti?" ucap Zico dengan menekan kata Ngerti sambil mendorong Irell sampai terjatuh, lalu Zico pergi setelah melakukan itu
Eommaku mendekati lalu membantuku berdiri. "Kamu, gpp kan Irell?" tanya eommaku.

Aku hanya melongo atas sikap eomma, lalu aku tersenyum. "Irell, gpp kok Eomma," ucapku.

"Oh, iya, kamu habis pulang kuliah kan, pasti capek, mendingan kamu pergi ke kamar terus mandi lalu istirahat," suruh eommaku.

"Iya, Eomma, Eomma juga istirahat ya, kalo gitu Irell masuk ke kamar dulu ya," pamitku, eommaku mengangguk kan kepalanya.

Aku pun berjalan menuju kamarku, namun saat membuka pintu ...

"Mau apa, lagi lo?" tanyaku lalu masuk kamar takut ada yang mendengar aku berbicara sendiri nanti aku di anggap gila lagi.

"Bantu gua," ucap hantu itu.

"Buat apa, gue harus bantu lo. Gak ada urusannya juga sama gue, mendingan sekarang lo pergi dari sini dan dari hidup gue." omelku kepada hantu itu.

"Tentu ada urusannya, dengan mu begitu juga dengan Zico, Abangmu," ucap hantu itu lagi.

"Ha, apa maksud lo? kenapa ada hubungannya kalo gue bantu lo dengan Oppa gua?" tanyaku masih kaget dan kurang mengerti apa maksud hantu ini.

Hantu itu menunjukku dengan jarinya. "Lo harus bantu gue, nanti juga lo bakal tau dengan sendiri. Apa sekarang lo mau bantuin gue?" tanya nya lagi.

Aku hanya menganggu kan kepala. "Hm ... Baiklah, gue akan bantu lo," jawabku.

Hantu itu tersenyum. "Terima kasih," ucapnya.

"Ah, iy ..." belum sempat aku menjawabnya, hantu itu tiba-tiba menghilang gitu aja.

Aku mendengus sebal. "Huh, dasar hantu gak tau sopan santun," gumamku lalu merebahkan tubuhku di kasur.

Saat ini aku banyak pertanyaan di otakku, tapi apa aku harus menunggu hantu itu menjelaskan semuanya kepadaku.

Aku mengacak-acak rambutku karena frustasi, lalu tak lama aku mataku rasanya berat sekali. Aku pun memejamkan mata.

Vote and comment nya jangan lupa :)

Pembimbing : @intira_kpop

You can see me [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang