G - || Tiga

3.9K 99 10
                                    

              Aku dan Ibu sedang berada di salah satu Toko baju kesayangan Ibu. Aku dipaksa oleh Ibu untuk membeli baju baru, padahal aku masih mempunyai baju-baju yang bagus.

Aku memilih dress selutut yang berwarna merah, dengan pita kecil yang memanjang.

Aku memilih dress selutut yang berwarna merah, dengan pita kecil yang memanjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sangat menyukai dress ini. Ada sedikit kesan mewah didalamnya, dan sangat cocok dipadukan dengan kulit putihku. Setelah memilih dress untukku, aku pun memaksa Ibu untuk memilih baju juga. Dan tentu saja dengan warna merah, aku yang memilih baju tersebut untuk Ibuku. Tapi jika soal bayar-membayar tentu saja Ibuku lah yang membayarnya.

Usai berbelanja baju, aku dan Ibu pun langsung ke Restoran terdekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai berbelanja baju, aku dan Ibu pun langsung ke Restoran terdekat. Kami berdua hanya berjalan kaki saja. Mengingat tadi kami hanya menaiki taksi ketika datang ke Toko.

Aku melangkahkan kaki kedalam Restoran cina yang kami datangi ini. Ibuku langsung saja menyuruhku pergi ke meja dengan nomor 14 itu. Ketika sampai di meja nomor 14, aku sudah tahu bahwa yang sedang duduk dikursi itu adalah Kak Gabriel. Dengan senyum merekah aku pun mengagetkannya.

"Kamu sangat lucu Baby. Mau mengagetkanku, hm?" Tanya Kak Gabriel dengan suara khasnya.

"Jadi Kakak nggak kaget nih ceritanya?" Ucapku.

"Apa kamu bodoh, Baby? Sedari tadi aku melihatmu dari kaca didepanku itu." Kata Kak Gabriel.

Dengan wajah kebingungan aku langsung saja mengangkat kepalaku dan melihat kedepan. Dan... Oh my! Aku selalu saja bertingkah bodoh. Apa-apaan aku ini? Dengan bodohnya aku tidak melihat kedepan sana. Jelas-jelas disana terdapat kaca, yang mengakibatkan jika kita sedang makan atau bersantai akan sangat jelas terlihat apa yang sedang orang-orang lakukan dibalik punggung kita. Tapi aku? Aishh. Jadi sedari tadi Kak Gabriel sudah tahu jika aku sedang memerhatikan dia. Aaaaa aku malu.

"Oh." Kataku cuek. Dengan keberanian yang masih tersisa, aku menuju ke samping Kak Gabriel dan duduk dikursi yang masih kosong.

"Marah, Baby?" Tanyanya.

"No. Are you kidding? Mana mungkin Gadis marah. Nggak penting juga." Jawabku.

"Hahahahah oh ya, Baby?" Tanya Kak Gabriel.

GadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang