G - || Dua belas

2.7K 50 0
                                    

              Gadis melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolahnya, tetapi sesuatu menahannya. Cekalan ditangan kirinya sontak membuatnya menoleh kebelakang, dan mendapati pria yang tiga hari ini dihindarinya.

"Lepas." Ucapnya. Tapi lelaki tersebut tidak menghiraukan perkataannya, ia membawa tubuh mungil sang-adik kedalam pelukannya. Membuat siswa-siswi yang berlalu lalang mengeluarkan berbagai ekspresi, ada yang menatap jengkel, kagum, dan ada pula yang mengeluarkan suara pertanda kekesalannya terhadap Gadis.

Siapa yang tidak menolak pesona seorang pengusaha terkenal.

Gabriel Arnatan.

Seorang pengusaha dengan sejuta kemisteriusan yang dimilikinya, membuat para wanita diluaran sana berbondong-bondong menginginkan tahta dengan sebutan istri untuk seorang pengusaha setampan Gabriel, dengan badan atletis yang milikinya.

Membuat wanita mana pun tertarik untuk menjadi budak pemuas atau apapun itu, agar dapat merasakan tubuh dengan dada yang sangat mengundang kaum hawa itu. Berkali-kali Gabriel kedapatan wartawan ketika berjoging disekitar komplek rumah atau pun taman dekat tempat tinggalnya, dengan kaos ketat yang melengket sempurna ditubuhnya, dan hal itu menjadi momen wartawan untuk mempotretnya secara diam-diam.

Dengan berakhir, Gabriel tidak lagi melakukan joging di sekitaran rumah atau pun taman. Gabriel membuat sebuah tempat dan wanita-wanita itu malahan membuat tempat itu menjadi tempat untuk berdekatan dengan Gabriel. Sebuah Tjay endemi. Ia menamainya dengan nama seseorang yang sangat berjasa didalam hidupnya, tidak ada yang tahu hanya dirinya. Tetapi entah dengan Mr. Tjay yang berada di Inggris sana.

"Aku tidak akan pernah melepaskanmu, Baby. Sekuat apapun kamu menghindariku, kamu akan semakin terjebak kedalam rencanamu sendiri. Membuatmu luluh, dan tidak bisa bila tanpaku." Gumam Gabriel, membuat Gadis melepaskan pelukan kakaknya itu.

"Terserah kakak mau ngomong apa. Gadis nggak peduli, kakak nggak lihat apa dari tadi kita di lihat aneh sama anak-anak Sekolah! Apa kakak nggak risih? Gadis malu tahu."

"Risih? Selama itu bersama mu, kata itu akan pergi dengan sendirinya." Kata Gabriel, dengan senyum menggoda membuat siswa yang masih menatap mereka berteriak girang karena Gabriel mengeluarkan senyum yang membuat mereka menggila.

"Ih, kakak. Apaan sih? Kakak mendingan ke kantor sekarang. Gadis mau masuk." Usai mengatakan itu, Gadis berlari karena malu dengan siswa-siswi yang mengatainya tidak tahu malu memeluk seseorang yang sangat berperan penting dalam negara. Seisi sekolah belum mengetahui hal itu, karena Gadis tidak mau dipandang tinggi oleh orang-orang Sekolah, terkecuali oleh Kepala Sekolah yang sudah mengetahui jika Gadis adalah adik dari seorang pengusaha ternama. Ia sudah mengetahui jika mempunyai kakak yang sangat berpengaruh akan membuat orang-orang akan menjauhinya. Terbukti sekarang, ia mempunyai sahabat yang sangat mengerti dirinya.

Dengan begitu, Gadis tidak mau jika dirinya di ketahui oleh orang banyak sebagai adik dari Gabriel Arnatan.

BUK!

Gadis menubruk sesuatu, hingga buku yang ia pegang dengan erat terjatuh berantakan. Ia mengangkat kepalanya yang tertunduk tadi dan melihat siapa yang telah membuat buku-buku pentingnya terjatuh.

"Kalau lari lihat-lihat. Pasang mata ditempatnya, bukan berlari sambil menunduk. Karena itu, bukan bagian dari berlari." Ucap seseorang sarkastik. Membuat Gadis yang belum melihat pria didepannya ini, menggeram kesal karena perkataannya.

"Siapa ka--uhmm Devan?" Ketika Gadis melihat anak lelaki di depannya, ia hanya bisa melototkan matanya dan memberikan ekspresi bingung.

"Oh! Ternyata Gadis Syadena masih mengingatku, ya? Kupikir ia sudah melupakanku."

GadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang