Dilapangan kini anak-anak tim basket dari kedua sekolah mulai melakukan pemanasan setelah sebelumnya mereka dibuat semangat oleh penampilan dari blackpink.
Lalisa dan ketiga temannya hendak menuju ke tribun untuk menyaksikan pertandingan basket sebelum Tristan menghadang langkahnya."Kita duluan ya Lis, ntar nyusul aja" pamit Jennie yang diangguki oleh Lalisa.
"Kenapa muka lo serem gitu?" bingung Lalisa menatap wajah Tristan.
"Darimana Bambam bisa kenal sama lo? " tanya Tristan sambil melipat tangan didepan.
"Bambam? Oh maksud lo soal blackpink? Iyalah tau, kita kan sering ikut lomba dance bareng" terang Lalisa membuat Tristan berdecak pelan.
"Lo tungguin gue dibangku cadangan aja" pinta Tristan membuat Lalisa mengalihkan tatapannya kearah bangku cadangan yang berisi beberapa anak cheers dan anggota basket yang lain.
"Diih ogah, gue ditribun aja bareng temen gue yang lain tuh" tolak Lalisa menunjuk kearah tribun yang sudah terdapat beberapa anak kelas 2A10.
"Lo itu sekarang pacar gue, jadi lo tungguin gue dibangku cadangan aja" kali ini Tristan berucap tegas agar Lalisa tidak bisa menolaknya.
"Gue gaa mau pak Ketos! Kan disana udah ada Chelsea lo, ntar gue cuman jadi obat nyamuk, ya gaa mau laah" terang Lalisa tidak mau kalah namun Tristan menaikkan alis begitu mendengar kalimat Lalisa barusan.
"Lo jealous?" tebak Tristan berusaha menahan senyuman. Kini justru Lalisa yang membelalakkan mata.
"Jealous? Sama Chelsea? Ngapaiiin, udah ah gue mau ke tribun, titik! " jelas Lalisa menghentakkan kaki.
"Iya iya Lalis, tapi pulang bareng gue yaa" pinta Tristan kali ini dengan suara lebih lembut. Lalisa hanya menganggukkan kepala membuat Tristan gemas dan mengacak rambutnya pelan.
"Biar romantis kasih gue semangat donk" pinta Tristan
"Diih paan, udah sana udah ditungguin tuh"
"Liiiss"
"Ck"
Tanpa berkata apapun Lalisa meraih lengan Tristan dan mencium telapak tangan Tristan pelan, membuat cowok itu membulatkan mata terkejut.
"Good luck pacar" kali ini gantian Lalisa yang mengacak rambut Tristan sebelum berlari menuju tribun sekaligus menghindari tatapan Tristan karena ia yakin wajahnya kini sangat memerah.
Begitu tiba di tribun, Lalisa langsung bergabung dengan teman-temannya yang lain. Pertandingan pun berjalan dengan seru. Kedua tim saling memperebutkan poin dengan sengit. Dari kelas 2A10 lebih memilih mendukung tim Bambam dari pada tim basket sekolah mereka yang kebanyakan berisi anak-anak dari kelas 2A1.
"Go Bambam Go Bambam Go" teriak Lalisa memberi semangat. Rose yang mendengarnya pun langsung menyenggol bahu Lalisa membuat gadis itu menoleh.
"Ngapain lu nyorakin Bambam, pacar lo si Tristan ogeb!" protes Rose.
"Laah si Bambam kan juga temen gue" bingung Lalisa karena dia merasa apa yang dia lakukan bukanlah sebuah kesalahan.
"Ya tapi sekarang kan pacar lo itu Tristan, Lalisa" terang Rose gemas dengan sahabatnya yang satu ini.
"Iya bener, lo gaa lihat tuh wajah si Tristan udah angker gitu waktu denger lo nyorakin si Bambam" lanjut Jisoo menunjuk ke arah lapangan dimana Tristan tengah mengamati tempat mereka berada.
"Emang sejak kapan wajah si Tristan nggak angker? Perasaan angker terus deh" balas Lalisa menggaruk keningnya yang sebenarnya tidak gatal.
"Udahlah Lis turutin ja, kasih semangat gih buat cowok lo" kini Jennie ikut memberi saran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Love -end-
Teen Fiction"So, Lalisa Manoban dari kelas 2A10, mulai sekarang lo mau kan jadi cewek gue? " entah itu sebuah pertanyaan atau malah pernyataan dari sang ketua OSIS. "Lo habis kepentok ya pak Ketos? Atau kurang minum aqua?" tanya Lalisa. "Gue serius Lalisa, jad...