Lalisa baru saja sampai di sekolah bersama Jennie ketika langkahnya harus terhenti karena dihadang oleh Tristan.
"Kita mesti bicara" pinta Tristan menatap lurus ke arah Lalisa.
Sesaat Lalisa saling berpandangan dengan Jennie sebelum akhirnya mengangguk pelan yang langsung dimengerti oleh Jennie.
"Yaudah gue langsung ke tempatnya Miss Taeyeon ya" pamit Jennie, Lalisa pun menganggukkan kepalanya.
"Mau bicara apa?" tanya Lalisa datar, terlihat sekali kalau gadis itu sedang tidak berminat untuk diajak bicara.
"Jangan bicara disini" jawab Tristan sambil menarik tangan Lalisa meninggalkan area koridor.
Sementara itu Lalisa hanya pasrah saja mengikuti langkah Tristan, yang ternyata membawanya ke taman dekat dengan lapangan basket.
Setelah keduanya duduk berdampingan justru tidak ada yang mengeluarkan suara. Keduanya hanya terdiam membuat Lalisa menghela nafas jengah."Jadi mau kapan bicara nya Tristan?" ucap Lalisa memecah keheningan yang ada.
"Gue udah ada janji sama Miss Taeyeon nih" lanjut Lalisa.
Tak lama Tristan pun mengeluarkan sebuah susu kotak dan sebatang coklat dari tas nya sebelum kemudian ia serahkan itu pada Lalisa.
Sedangkan Lalisa menaikkan alis bingung, walau ia tetap menerima pemberian Tristan itu.
"Ini apa?" tanya Lalisa menyuarakan kebingungannya.
"Susu sama coklat" jawab Tristan pendek, sontak membuat Lalisa memutar bola matanya jengah.
"Ya anak TK juga tau kalo ini susu sama coklat Tristan? Tapi buat apa?" Tanya Lalisa gemas.
"Mau jawab buat lo makan, tapi ntar lo marah" jawab Tristan mengerjab polos yang sukses membuat Lalisa menggeram kesal.
"Ya kalo udah tau ngapain masih lo jawab gitu sih? Serius gaa" ancam Lalisa kesal.
"Iya iya ini serius! Gue mau minta maaf sama lo" ucap Tristan menatap tepat ke arah mata Lalisa.
Menghela nafas lelah, Lalisa pun menundukkan kepalanya. "Kenapa bohong?" tanya Lalisa to the point.
Kini giliran Tristan yang menundukkan kepala menatap jarinya yang saling bertaut.
"Sorry, gue cuman gaa mau lo salah paham" ungkap Tristan pelan.
"Salah paham kenapa?" tanya Lalisa masih belum mau menatap ke arah Tristan, gadis itu lebih memilih mengedarkan pandangannya pada area lapangan basket.
"Waktu itu gue udah terlanjur janji sama Nadia bakal nemenin dia nyari kado buat Aska, makannya gue gaa bisa ikut lho nonton" terang Tristan membuat Lalisa tersenyum miris.
"Bilang aja lo lebih milih ngedate sama dia daripada sama gue Tris" batin Lalisa yang kembali merasakan sesak di dadanya.
Karena tidak ada balasan dari Lalisa, Tristan pun memberanikan diri menggenggam tangan gadis itu.
"Lis please maafin gue" pinta Tristan, melihat kesungguhan dimata cowok itu, Lalisa pun tidak mempunyai pilihan lain selain memaafkannya.
"Maaf gue murah banget ya, cuman seharga susu kotak sama coklat" cetus gadis itu santai membuat Tristan dapat tersenyum cerah.
"Jadi lo udah maafin gue?" tanya Tristan memastikan dan dijawab anggukan oleh Lalisa.
"Thanks Lis, gue janji gue gaa akan ulangin lagi, kalo lo mau nanti sepulang sekolah kita nonton bareng gimana?" tanya Tristan antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Love -end-
Teen Fiction"So, Lalisa Manoban dari kelas 2A10, mulai sekarang lo mau kan jadi cewek gue? " entah itu sebuah pertanyaan atau malah pernyataan dari sang ketua OSIS. "Lo habis kepentok ya pak Ketos? Atau kurang minum aqua?" tanya Lalisa. "Gue serius Lalisa, jad...