Bab. 13

1.2K 185 6
                                    


Tristan terlihat terus memandangi handphone nya sambil berbaring di ranjangnya. Cowok itu menghela nafas kasar karena lagi2 telfonnya tidak dijawab oleh Lalisa.

Bahkan bom chat nya sama sekali tidak dibaca oleh gadis itu. Sepertinya kali ini Lalisa benar-benar marah padanya.

Sebenarnya selama ini Tristan berusaha mencari bukti keburukan kelas 2A10 agar Lalisa bersedia keluar dari kelas itu dan pindah ke kelasnya. Tristan hanya tidak ingin Lalisa dicap buruk karena termasuk anggota kelas 2A10. Namun sepertinya gadis itu sudah terlanjur dekat dengan temannya yang lain.

Tristan mengacak rambutnya kesal sebelum akhirnya menenggelamkan badannya dibalik selimut. Bahkan ajakan makan dari mamahnya sejak kemarin ia abaikan.

Tak lama ia mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya dan membukannya.

'Pasti mamah lagi' pikir Tristan.
"Aku gaa laper mah, gaa usah dianterin makan" ucap Tristan masih dari balik selimut.

"Yaudah kalo gitu makanannya gue bawa turun lagi yaa" jawab Lalisa yang sukses membuat Tristan terperanjat dan membuka selimutnya.

Dilihatnya seorang gadis yang beberapa hari ini sulit ia hubungi tengah berdiri diujung ranjangnya sambil membawa makanan.

Menghela nafas pelan Lalisa pun beranjak menuju nakas disamping ranjang milik Tristan untuk menaruh makanan yang ia bawa. Setelahnya ia duduk ditepi ranjang.

"Kenapa? Kok diem?" tanya Lalisa memiringkan kepala.

"Lo bener Lalisa?" tanya Tristan belum mempercayai penglihatannya.

"Bukan! Gue kembarannya Emma Watson" balas Lalisa kesal karena tidak biasanya si Tristan jadi lemot seperti ini.

Tersenyum kecil Tristan pun menarik Lisa kedalam pelukannya. Rasanya ia sudah sangat terlalu lama tidak bertemu dengan gadis ini.

"I miss you so much" ucap Tristan pelan masih memeluk Lalisa yang terlihat tidak berniat untuk membalas pelukannya.

"Akhirnya lo udah gaa marah lagi" lanjut Tristan membuat Lalisa memutar bola mata jengah.

"Siapa bilang? Gue masih marah" balas Lalisa dengan wajah datar andalannya membuat Tristan tersentak dan langsung melepas pelukannya.

"Lo kan udah disini, itu artinya lo udah gaa marah kan?" tanya Tristan memastikan yang disambut gelengan kepala oleh Lalisa.

"Kata siapa? Gue kesini karena tante Diana tadi nelfon gue minta supaya gue kesini karena lo gaa mau makan" terang Lalisa melipat kedua tangannya didepan.

"Lo childish banget tau gaa" sambung Lalisa membuat Tristan mengernyit kesal.

"Ya elo nya gaa bisa dihubungin!" bales Tristan memeluk guling membuat Lalisa menghela nafas jengah.

"Udahlah gaa usah dibahas, buruan dimakan tuh makanannya" pinta Lalisa menunjuk makanan yang tadi ia bawa.

"Gaa sebelum lo gaa marah lagi sama gue" balasTristan.

"Ck, yaudah terserah! gue pulang!" ucap Lalisa berdecak pelan dan beranjak dari duduknya sebelum tangannya ditahan oleh Tristan.

"Kenapa sih elo segitunya belain tu kelas?" tanya Tristan menatap serius ke arah Lalisa membuat gadis itu tertawa pelan namun sangat jelas bahwa itu tawa sinis.

"Yakin lo nanyain itu ke gue? Ya udah pastilah gue belain anak-anak kelas gue sendiri Tristan" ucap Lalisa sambil menyentak tangannya yang masih ditahan oleh Tristan.

"Tapi lo gaa perlu sampai segitunya kan Lis" bantah Tristan yang mengingat lagi ucapan Lalisa tempo hari yang rela berlutut didepan umum demi temannya.

Your Love -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang