Bab. 23

1.2K 155 12
                                    

Lalisa yang merasa bahwa keadaanya sudah membaik, pagi ini memutuskan untuk berangkat sekolah.

Gadis itu berniat untuk meminta tolong Rose menjemputnya namun langsung ia urungkan ketika pagi-pagi sekali ayahnya sudah datang dan menawarinnya untuk berangkat bersama.

"Jika ada yang berbuat buruk sama kamu, jangan sungkan bilang sama ayah" pesan Evan ketika kini mobil yang ia bawa sudah berhenti didepan sekolah Lalisa.

Mendengarnya membuat Lalisa tersenyum kecil, "iya yah, tenang aja. Yaudah Lisa masuk ya yah" pamit Lalisa tanpa lupa mencium tangan Evan.

Setelah melihat kepergian mobil sang ayah, kini Lalisa berbalik menatap gedung sekolahnya dan langsung menghela nafas pelan sebelum beranjak untuk memasukinya.

Baru saja sampai lapangan dekat tempat parkir Lalisa sudah dihadang beberapa adik kelasnya.

"Akhirnya kak Lalis berangkat juga"

"Kak Lalis sudah sembuh kak"

"Kita kangen sama kak Lalis"

Lalisa yang mendapat sambutan justru terdiam, dia sama sekali tidak menyangka bahwa adik-adik kelasnya sangat peduli pada dia.

Sedikit demi sedikit kerumunan yang menghampiri Lalisa pun semakin banyak hingga membuat gadis itu kualahan untuk menanggapinya.

Rose dan Jisoo yang baru saja datang dari arah parkiran pun bergegas mendekati Lalisa untuk membantunya.

"Weitss, kak Lalisa nya baru aja sembuh, jadi biarin langsung ke kelas aja ya guys" ucap Rose yang mengambil posisi didepan Lalisa, sedangkan Jisoo menggandeng tangan Lalisa.

Dengan bantuan Rose dan Jisoo pun akhirnya Lalisa bisa sampai di kelas dengan selamat(?).

"Lalis gue kangen" ucap Joy menghampiri Lalisa dan memeluknya yang diikuti oleh Seulgi, Irene, Wendy, Yeri serta teman sekelas mereka yang lain.

"Gue juga kangen kalian" ucap Lalisa haru, ternyata di sekolah ini masih banyak yang menyayanginya. Gadis itu pun sedikit menyesal pernah berfikir untuk pindah ke Jogja dan meninggalkan teman-temanya.

"Gue seneng bisa lihat lo sekolah lagi" ucap Hanbin mengusap poni Lalisa pelan setelah gadis itu terbebas dari pelukan teman-teman perempuannya.

"Iya, gue juga seneng" Lalisa menganggukkan kepala dan tersenyum menunjukkan deretan giginya.



#####



Tristan yang tengah memeriksa laporan diruang OSIS langsung tersentak ketika Kevin masuk dengan suara rusuh.

"Lo kenapa Vin?" bingung Azka yang juga tengah berada di ruang OSIS.

"Tris, lo mesti tau ini" ucap Kevin menghampiri meja Tristan dengan nafas terengah.

Sementara Tristan mengangkat alis menatap Kevin tanpa mengucapkan apapun.

"Itu, si Lalisa udah berangkat sekolah" ucap Kevin sukses membuat Tristan membulatkan mata.

"Lo serius" tuntut Tristan yang diangguki oleh Kevin.

"Lo tau dari mana?" tanya Azka yang sejak awal memperhatikan.

Kevin pun mengubah posisinya menghadap Azka, "gue lihat pake mata kepala gue sendiri tadi dia dikerubunin adek kelas di deket lapangan" terang Kevin menggebu.

"Syukur deh kalau dia udah berangkat sekolah" lirih Tristan kembali meraih laporan yang harus ia kerjakan.

Sontak Kevin pun menatap sahabatnya itu tak percaya. Karena setahunya selama ini Tristan terus berusaha bertemu Lalisa untuk meminta maaf, namun kali ini cowok itu hanya diam saja tanpa ada niatan untuk beranjak sedikitpun.

Your Love -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang