Bab. 14

1.2K 168 7
                                    

Pagi ini murid-murid kelas 2A10 terlihat tengah berkumpul didepan ruang BP. Sebenarnya mereka ingin masuk namun ternyata hanya perwakilan 2 orang saja yang diperbolehkan masuk.

Akhirnya hanya Seokjin dan Wendy yang masuk keruangan itu serta Ardian yang berniat untuk menjelaskan yang sebenarnya pada pak Remon. Bermenit-menit mereka menunggu sampai akhirnya teman mereka keluar dari ruangan pak Raymond.

"Gimana Jin?" tanya Rose menghampiri Seokjin yang hanya tersenyum kecil.

"Gue duluan ke kelas ya udah mau bel, sorry gaa bisa bantu banyak" pamit Ardian menepuk pundak Seokjin sekilas yang dibalas anggukan oleh cowok itu.

"Kita bicara dikelas aja ya gaes" pintanya beranjak ke kelas diikuti dengan yang lain.

***

"Jadi gimana Jin? Lo bikin penasaran tau gaa?" tanya Joy begitu rombongan mereka tiba dikelas.

Seokjin yang bersandar didepan  meja guru pun menghela nafas pelan.

"Hukuman Namjoon bakal dicabut" ucapnya membuat teman-temannya bersorak gembira.

"Tapi.. " sambung cowok itu sontak membuat kelas itu kembali hening menanti kelanjutan perkataan cowok itu.
"Pihak sekolah ga bisa ngungkapin kalau Chelsea yang salah, alasannya ya karena ortunya" jelas Seokjin membuat temannya yang lain menggeram kesal.

"Bahkan kebenaran bisa dibeli ya" lirih Lalisa.

"Ck, yaudahlah gaes ikhlasin aja siapa tau dia kena batunya" ucap Chanwoo.

"Iya nanti biar gue yang lempar batunya" sambung Rose yang mampu mengundang tawa kecil dari teman-temannya.

"Rese banget sih tuh cewek, pengen banget gue jambak deh kayaknya" sambung Jisoo kesal.

"Bearti nanti siap2 lutut dilapangan ya kawan-kawan" ucap Yeri mengingatkan.

"Siap" balas mereka.

Dan sesuai ucapan mereka, saat jam istirahat pertama seluruh murid kelas 2A10 berkumpul dilapangan tengah mengundang perhatian seluruh murid MSTARS High School.

Setelah mereka melihat murid kelas 2A1 keluar dari kelas serempak mereka pun berlutut bersamaan.

Tristan yang melihatnya langsung membulatkan mata. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Lalisa dan teman-temannya rela sampai seperti itu demi membela salah satu dari mereka.

"Senang ya rasanya nglihat mereka dibawah, karena memang itu tempat mereka" ucap sebuah suara dari samping Tristan namun cowok itu sama sekali tidak bergeming karena dia hafal siapa yang tengah berbicara.

"Ini semua ulah lo kan" ucap Tristan pelan yang hanya bisa didengar oleh orang disampingnya itu.

"Kenapa?  Gue cuman mau bantu lo supaya bisa lebih cepat lepas dari tuh cewek" balasan itu membuat Tristan mengernyit sebelum menatap gadis disampingnya.

"Maksud lo?"

"Gue tau kok Tris alasan lo jadian sama cewek dari 2A10 itu. Buat ngejatuhin tuh kelas kan? Harusnya sekarang lo berterimakasih sama gue, karena berkat rencana gue image mereka semakin buruk di mata murid yang lain" ucap Chelsea percaya diri membuat Tristan tersenyum miring karenanya.

"Lo yakin?" ucap Tristan kembali menatap ke arah lapangan tepat kearah gadis yang saat ini tengah menjadi kekasihnya.

Bisa ia lihat juga teman sekelasnya,  Ardian berjalan menuju ke lapangan berdiri tepat didepan murid 2A10 sebelum kemudian berlutut dihadapan mereka.

Membuat murid yang lain berseru kemudian sontak bertepuk tangan saat Ardian bersalaman dengan murid 2A10 tanda perdamaian. Sementara Chelsea berdecak kesal melihatnya.

Your Love -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang