Bab. 22

1.2K 154 8
                                    

"Kamu yakin mau pindah ke Jogja?" tanya Taeyong yang kini duduk disamping tempat tidur Lalisa dan Somi telah menceritakan semuanya.

Lalisa kini menatap Taeyong namun terlihat sekali bahwa ada keraguan dipancaran mata gadis itu, "menurutku itu keputusan yang terbaik Tae" ucap Lalisa pelan kini meremat selimutnya.

"Jujur aku lelah, karena berusaha tegar itu sangat sulit" lanjut gadis itu parau, kembali mengingat kenangan ia bersama Tristan dan juga tentang ayahnya.

"Terus temen-temen kamu, sekolah kamu? " Taeyong mencoba kembali bertanya untuk meyakinkan Lalisa dengan keputusannya.

Lalisa menutup matanya sejenak, "selalu ada yang harus dikorbankan untuk sebuah hal baru Tae" ujar gadis itu tak bisa menatap mata sepupunya.

Berdecak pelan, Taeyong kini melipat kedua tangan didepan "tapi gak akan ada hal baru kalau kamu belum kelarin hal yang lama Lis" sanggahnya, "itu sama aja kamu melarikan diri dari masalah".

"Kak Tae udaah" pinta Somi pelan karena ia tidak mau melihat Lalisa tertekan.

"Ingat Lis, masalah ada untuk diselesaikan bukan untuk ditinggal" nasehat Taeyong menohok perasaan Lisa.






#####











Diana tengah menonton tv diruang tengah saat ia melihat Tristan datang namun dengan keadaan yang terlihat tidak baik-baik saja.

"Tristan!" Diana beranjak mengampiri sang putra, "kamu baik-baik saja?" tanyanya khawatir membelai pipi Tristan.

"Ma" lirih Tristan berhambur memeluk Diana dan menyembunyikan wajahnya di bahu sang mama.

"Kenapa sayang?" pelan Diana mengusap kepala Tristan menuntun putranya itu untuk duduk disofa depan tv.

"Lalisa gak mau ketemu Tristan lagi ma" gumam Tristan pelan masih menyembunyikan kepalanya dibahu Diana.

"Hm" gumam Diana mengernyitkan alis menanti kelanjutan cerita anak semata wayangnya itu.

"Tristan udah buat kesalahan besar Ma, dan Lalisa gak mau ketemu Tristan lagi. Tristan bener-bener khawatir sama kondisi dia yang habis kecelakaan ma" terang Tristan sontak membuat Diana membulatkan mata.

"Lalisa kecelakaan?" tanya ibu satu anak itu resah.

Tristan menganggukkan kepala pelan, "dia tertabrak mobil saat nyelametin om Evan".

"Evan!" pekik Diana menatap tak percaya pada Tristan.

Setelahnya Tristan pun menceritakan kejadian yang menimpa Lalisa, begitu juga dengan kesalahan yang ia perbuat pada gadis itu.

Menghela nafas pelan, kini Diana menatap kecewa pada Tristan. Wanita itu merasa tidak bisa mendidik anak semata wayangnya dengan benar.

Tristan yang menyadari tatapan kecewa sang mama hanya bisa menundukkan kepala.

"Almira dan mama sudah berteman sejak SMA" sambil menyandarkan tubuh pada sofa, kini Diana mulai bercerita.
"Almira dan Evan sudah dekat sejak SMA"

Tristan langsung membulatkan mata mendengarnya.

"Keduanya menjadi sepasang kekasih saat mulai kuliah. Beberapa tahun menjalin kasih keduanya memutuskan untuk menikah, sampai akhirnya Evan mendapatkan kabar bahwa Almira berselingkuh hingga dia memutuskan hubungan dengan Almira dan menikah dengan Vanya, sahabat Almira saat kuliah"

"Almira mencoba menjelaskan yang sebenarnya namun Evan sudah terlanjur termakan berita palsu itu, dan sahabat mama itu memutuskan untuk pergi tanpa memberitahu Evan tentang adanya Lalisa dirahimnya"

Your Love -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang