Senin, 21 November 2016.
Suara tamparan menghiasi langit-langit ruangan, membuat atmosfer di sana menjadi menegangkan.
"Gara-gara perempuan murahan seperti kamu, anak saya menjadi pribadi yang pembangkang!"
Perempuan itu––Ara menyentuh pipi kanannya yang memanas sembari menahan malunya. Bagaimana tidak? Ini sebuah minimarket!
"Jauhi anak saya mulai dari sekarang. Saya tidak segan-segan untuk membuat hidupmu bertambah sengsara bila kamu masih berhubungan dengan anak saya."
Ara menunduk sembari keluar dari minimarket itu, berlari hingga kakinya tidak mampu lagi untuk bergerak. Air matanya sudah mengalir semenjak keluar dari minimarket tadi. Isak tangisnya disamarkan oleh hujan deras. Seakan Tuhan tahu bahwa dirinya sedang menangis dan tidak ingin satu orang pun mengetahuinya.
Semua berawal dari sana.
Dari sebuah tamparan.
Dan, kisah mereka dimulai.
21/4/18
KAMU SEDANG MEMBACA
far away
Short Story❛❛ what can i do is just, go f a r a w a y. ❜❜ Ara kira, kisah percintaannya pada masa putih abu-abu persis seperti novel yang ia baca. Seorang laki-laki datang ke kehidupannya yang sudah hancur ini, membuat hari-harinya kembali berwarna lag...